Mohon tunggu...
Khrisna Pabichara
Khrisna Pabichara Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Penyunting.

Penulis; penyunting; penerima anugerah Penulis Opini Terbaik Kompasianival 2018; pembicara publik; penyuka neurologi; pernah menjadi kiper sebelum kemampuan mata menurun; suka sastra dan sejarah.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Tragedi Ochoa dan Drama Neymar

3 Juli 2018   01:27 Diperbarui: 3 Juli 2018   04:55 1220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Pribadi (Foto: FIFA.com)

Kalau mau tahu seberapa gigih seseorang merawat harapan, lihatlah cara Guillermo Ochoa menjaga gawang Meksiko.

Akan tetapi, manusia memang hanya dilimpahi kuasa untuk berencana dan berusaha. Tuhan jualah yang menentukan hasil akhir. 

Sepanjang laga melawan Brasil, Ochoa jatuh bangun menjaga gawangnya. Tidak tanggung-tanggung, delapan penyelamatan gemilang ia torehkan pada laga hidup mati itu. Sepakan Coutinho dimentalkan, terjangan Jesus dimentahkan. Tetap saja Ochoa memungut bola di dalam gawangnya. Berusaha sudah dilakukan sepenuh cinta, kenyataan belum tentu sesuai harapan.

Mestinya begitulah kita dalam merawat harapan. Tidak apa-apa jatuh bangun berkali-kali. Tidak apa-apa keringat meleleh di sekujur tubuh. Tidak apa-apa nasib berakhir pada kekalahan. Yang penting kita sudah berusaha sekuat daya. 

Aksi yang diperlihatkan Ochoa bukan sekadar terbang menghalau bola, melainkan pertunjukan heroik dalam merawat harapan. 

Berapa kali pun cemas datang, tidak ada tempat bagi rasa takut dan sakit. Berapa kali pun pilu menerpa, tidak ada waktu untuk merasakan ketakutan dan kesakitan. Terus bekerja, terus berusaha.

Belum ada kiper segemilang Ochoa hingga laga Meksiko dan Brasil usai dihelat. Rekor penyelamatan terbanyak masih atas namanya. Rekor itu tercipta saat Meksiko mengalahkan Jerman 1-0 pada laga pertama. Sembilan penyelamatan diukir Ochoa pada laga tersebut.

Hingga saat ini, 25 penyelamatan ditorehkan oleh Ochoa. Jika ditilik berdasarkan statistik hingga babak perdelapan final, cuma kiper Denmark, Kasper Schmeichel, yang lumayan dekat dengan torehan 21 penyelamatan. Kiper Korsel juga cukup akraktif, tetapi sudah pulang duluan.

Pada akhirnya, Ochoa senasib dengan Schmeichel. Mereka hanya tiba di laga perdelapan final. Mereka harus pulang lebih cepat. Mereka dipaksa takdir menjadi penonton. 

Nasib memang tidak mudah ditebak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun