Mohon tunggu...
Khrisna Pabichara
Khrisna Pabichara Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Penyunting.

Penulis; penyunting; penerima anugerah Penulis Opini Terbaik Kompasianival 2018; pembicara publik; penyuka neurologi; pernah menjadi kiper sebelum kemampuan mata menurun; suka sastra dan sejarah.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Lee Jong Suk, Timnas Koma, dan Piala Dunia 2018

19 Juni 2018   06:26 Diperbarui: 19 Juni 2018   08:50 1321
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lee Jong Suk (Foto: soompi.com)

Lee Jong Suk mestinya ikut ke Rusia. Kalau perlu turut serta sebagai personil Timnas Korea Selatan. Biarkan ia ikut beraksi di Piala Dunia 2018. Dampaknya positif. Walaupun Pasukan Taeguk kalah di lapangan hijau, Timnas Korsel selalu menang di hati penggemar.

Aksi ciamik sang kiper, Cho Hyun-Woo, mengguncang saya. Beberapa kali ia jatuh bangun menjaga daerah kekuasaannya. Andai kata tidak ada penalti, tampaknya susah bagi Swedia untuk memaksa Hyun-Woo memungut bola di dalam gawang.

Sepak bola memang penuh drama. Meski gawangnya jebol, Hyun-Woo tetap memukau. Tidak runtuh semangat. Bukan hanya saya, penggemar drama Korea di seantero dunia pun pasti berdecak-decak mengagumi aksinya. Persis alur drakor, singkatan dari drama Korea, akhir sepak bola susah ditebak.

Hidup kita juga demikian. Berharap proyek gol, ternyata harus tertunda. Berharap ini, malah dapat itu.

Cho Hyun-Woo, kiper Timnas Korea Selatan (Foto: zimbio.com
Cho Hyun-Woo, kiper Timnas Korea Selatan (Foto: zimbio.com
Goblin Satu Ketika 

Semula saya tidak suka drama Korea. Sebenarnya subjektif. Saya tidak suka, padahal belum satu pun drakor yang saya tonton. Anjuran menonton drakor epik dari Kekasih Hati saya, Amel, tidak pernah saya indahkan. 

Saya lebih suka film, terutama yang plot dan penokohannya sanggup menguras emosi. Dari situlah pepuja hati saya masuk. Katanya, kamu pasti jatuh cinta pada plot drakor. Saya menggeleng, keras sekali.

Pernah satu ketika saya heran bercampur takjub. Betapa tidak. Amel sanggup berjam-jam memelototi gawai demi drakor favoritnya. Kadang-kadang saya berusaha mengusik, tetapi konsentrasinya luar biasa tangguh. Tidak terpecah, tidak terganggu. 

Justru itulah kelemahan saya. Gara-gara heran dan takjub, saya penasaran. Hingga kami sepakat menonton bersama. Tak apa. Hitung-hitung menyenangkan hati bini. Ndilalah, aku malah jatuh cinta. Goblin penyebabnya. Mata saya sedih jika berhenti sebelum seluruh episode tamat ditonton.

Daebak!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun