Mohon tunggu...
Khrisna Pabichara
Khrisna Pabichara Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Penyunting.

Penulis; penyunting; penerima anugerah Penulis Opini Terbaik Kompasianival 2018; pembicara publik; penyuka neurologi; pernah menjadi kiper sebelum kemampuan mata menurun; suka sastra dan sejarah.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Artikel Utama

Penulisan Di-

30 Mei 2018   21:01 Diperbarui: 12 April 2019   10:14 4202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber vektor: kisspng.com [Dokumentasi Pribadi]

Matahari hangat di punggung Remba. Pagi cerah, tetapi pikirannya keruh. Pesan pendek Tami gara-garanya. 

Dibalik perpisahan pasti ada pertemuan. 

Begitu pesan Tami. Ia menepuk jidat. Betapa tidak, ternyata Tami masih kelimpungan memakai di. Kekasihnya itu belum paham betul bilamana di ditulis terpisah dan kapan ditulis terangkai. Padahal sudah sarjana. Dokter pula.

Mendadak ia masam-mesem sendiri karena teringat sesuatu dan merasa geli. Selama ini memang banyak dokter yang keliru menggunakan bahasa Indonesia. Plang bertuliskan PRAKTEK DOKTER atau DOKTER PRAKTEK menjamur di mana-mana. Eh, banyak apoteker ikut-ikutan salah. Sudah tepat apotek, malah menggunakan kata apotik.

Remba geleng-geleng kepala. Ia ingat. Semasa kuliah, Tami tidak pernah keliru memakai kata praktikum dan praktis. Namun, begitu menulis atau menyebut praktik, otomatis menjadi praktek. Sungguh ajaib.

Belum sempat ia tanggapi kesalahan penulisan dibalik, pesan baru muncul di WA.

Aku malas ke rumahmu. Jalanan sedang di aspal.

Remba menggaruk-garuk kepala. Kesalahan Tami menjadi-jadi. Yang mesti digabung malah dipisah, yang harus dipisah malah digabung. Jangan pisahkan sesuatu yang mestinya digabung. Tidak baik menceraikan sesuatu yang harusnya bersatu. Itu jahat! 

Jempolnya sudah penasaran ingin menegur Tami. Telunjuknya juga begitu. Namun ia takut gadis yang dikasihinya itu tersinggung. Lalu marah-marah tak keruan. Lalu menghindari pertemuan. Lalu benar-benar meminta perpisahan. Bisa-bisa kiamat, deh.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Meski begitu, ia tetap harus menunjukkan kekeliruan tersebut. Jika tidak, Tami akan hanyut dalam arus kekeliruan. Maka, mulailah ia menulis di WA. 

Aku tak ingin kamu terus-menerus keliru, maka aku menegurmu. Tetapi kuharap kamu tidak tersinggung, apalagi marah selama berhari-hari. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun