Mohon tunggu...
Khrisna Pabichara
Khrisna Pabichara Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Penyunting.

Penulis; penyunting; penerima anugerah Penulis Opini Terbaik Kompasianival 2018; pembicara publik; penyuka neurologi; pernah menjadi kiper sebelum kemampuan mata menurun; suka sastra dan sejarah.

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Warung Makan Buka, "Bodoh Amat"

25 Mei 2018   15:03 Diperbarui: 25 Mei 2018   16:36 999
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

TERSEBUTLAH SUATU KETIKA Kaisar Iskandar Zulkarnain ingin memperluas wilayah kerajaannya. Tiga gelombang pasukan akhirnya tiba di tepi sungai. Malam tiba. Hutan di seberang sungai tampak hitam. Kaisar memerintahkan pasukannya berhenti. 

"Musuh yang akan kita taklukkan berada di seberang sungai di tengah lebat rimba," titah Kaisar. "Malam ini kita mesti menyeberangi sungai. Paham?"

Pasukan serempak menjawab, "Paham!"

Kaisar mengangguk puas. "Kita bagi tiga gelombang pasukan. Mula-mula Pasukan Perintis, lalu Pasukan Penguat, dan terakhir Pasukan Pendukung. Sungai ini tidak dalam. Airnya cuma sepinggang. Kalian berani?"

Gemuruh suara membahana di angkasa. "Siap!"

"Kalian harus tiba di seberang. Sederas apa pun arus sungai, kalian tidak boleh berbalik. Apa saja yang kalian injak, ambil dan segera masukkan ke dalam ransel. Siap?"

Pekik pasukan membelah malam. "Siap!"

Pasukan Perintis turun paling awal. Mereka berjalan rapat, berpegangan melawan deras arus, dan mencari bagian yang agak dangkal. Mereka merasa ada sesuatu yang terinjak, tetapi mereka sangka itu batu. Mereka terus berjalan dan tiba dengan cepat di seberang.

Pasukan Penguat bergerak ke sungai. Mereka menyeberang dengan hati-hati. Tak peduli dangkal atau dalam. Tak peduli arus tenang atau deras. Apabila kaki terasa menginjak sesuatu, mereka merunduk dan meraih benda itu. Mereka terus begitu, tak peduli pakaian mereka basah kuyup.

Terakhir giliran Pasukan Pendukung. Mereka melangkah pelan. Setiap kaki menyentuh sesuatu, mereka serentak berhenti. Berjongkok, menyelam, dan meraba-raba dasar sungai. Segala-gala yang teraba lekas-lekas dimasukkan ke ransel. Meskipun lebih lamban, mereka tiba di seberang. 

Cahaya purnama menerangi tepi sungai. Kaisar tegak di punggung kuda. "Pasukan, silakan buka ransel kalian." Ketiga pasukan membuka ransel. Kaisar menarik napas. "Taruh isinya di depan kalian." 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun