Mohon tunggu...
Blasius Mengkaka
Blasius Mengkaka Mohon Tunggu... Guru - Guru.

Guru profesional Bahasa Jerman di SMA Kristen Atambua dan SMA Suria Atambua, Kab. Belu, Prov. NTT. Pemenang Topik Pilihan Kolaborasi "Era Kolonial: Pengalaman Mahal untuk Indonesia yang Lebih Kuat" dan Pemenang Konten Kompetisi KlasMiting Periode Juli-September 2022.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pendidikan untuk Ketahanan Sosial-Budaya

24 Mei 2016   04:10 Diperbarui: 24 Mei 2016   12:16 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Era globalisasi Digital ditandai dengan semakin tipisnya batas-batas negara yang memungkinkan komunikasi antara manusia berjalan lancar. Bagi bangsa Indonesia, komunikasi antara manusia yang sedemikian intensif membawa beberapa implikasi, yakni pada satu sisi akan memperkuat keterbukaan dan toleransi antara manusia dalam negara-negara, pada sisi yang lain agaknya akan membahayakan Keindonesiaan kita bila ketahanan sosial budaya bangsa Indonesia lemah. 

Secara hakiki Keindonesiaan bangsa secara jelas terkandung dalam akarnya yaitu pada ketahanan sosial-budaya. Dalam lingkup sosial budaya inilah sebenarnya kehidupan Keindonesiaan disemaikan dan terbina dengan baik sejak berabad-abad lampau bahkan hingga ke masa depan. Sebagai negara yang pernah mengalami kolonialisasi secara intensif selama lebih dari 3,5 abad, bangsa Indonesia patut menyadari bagaimana sendi-sendi sosial budaya bangsa masa lalu telah menjadi korban terkaman budaya kolonial, di mana kehidupan sosial budaya bangsa mengalami stagnasi berabad-abad lamanya. Kehidupan sosial budaya selama masa kolonial menjadi korban dan melayani kepentingan kolonial. Kita tidak menjadi subjek di negeri sendiri. Malahan kehidupan sosial budaya kita seakan-akan menjadi laboratorium penelitian bagi bangsa-bangsa lain.

Pendidikan di abad 21 hendaknya dibasiskan untuk meningkatkan dan meraih ketahanan sosial budaya bangsa Indonesia. Semaju-majunya sebuah negara hendaknya tetap memiliki ketahanan sosial budaya yang sangat tinggi. Kita mencontohi Jepang. Sebagai negara maju, ketahanan sosial budaya negara itu sedemikian tinggi, negara itu meskipun digolongkan sebagai negara maju namun tetap berupaya menghidupkan dan meningkatkan kehidupan sosial-budayanya dalam segala hal. 

Belajar dari Jepang, maka pendidikan kita sejak usia dini hingga Universitas perlu memasukan dan mengembangkan pendidikan sosial budaya. Kearifan-kearifan budaya harus terus ditemukan, dikembangkan dan ditingkatkan. Demikian juga dengan potensi-potensi domestik daerah harus mengalami perkembangan. Di dalam potensi-potensi domestik daerah tersembunyi Keindonesia kita sendiri sebagai modal dalam pembangunan nasional yang berkelanjutan.

Kita percaya bahwa dengan ketahanan sosial budaya yang tinggi maka kita akan berkembang maju dengan potensi dan kekuatan kita. Kekayaan sosial budaya merupakan modal utama dalam meraih peradaban kita sebagai bangsa Indonesia, meraih Keindonesiaan kita sendiri.Kita juga menyadari bahwa selama beradab-abad potensi-potensi sosial budaya kita diambil oleh bangsa lain karena kurangnya ilmu pengetahuan. Sudah saatnya merebut dan meraih ilmu pengetahuan itu sendiri agar kita tetap mempertahankan Keindonesian kita di abad 21 nanti.

Pendidikan ketahanan sosial-budaya secara hakiki sudah tertanam dalam keluarga, lingkungan dan masyarakat tempat di mana kita hidup dan bertumbuh serta berkembang maju dalam kemasyarakatan. Untuk meraih dan mempertahankannya kita perlu berjuang untuk memiliki ilmu pengetahuan dan teknologi agar kita mampu meraih kemajuan serentak memiliki Keindonesiaan kita. Pendidikan ketahanan sosial budaya sangat penting bagi kita sebab bidang sosial budaya merupakan basis Keindonesiaan kita. 

Kita harus merebut dan memilikinya, serta memperthankannya di akhir abad ini dan abad 21 nanti. Sifat-sifat sebagai bangsa berbudaya dengan kearifan-kearifan sosial budaya di dalmnya harus kita tampilkan dan kita kembangkan. Di sanalah terdapat kebanggaan kita sebagai bangsa berdaulat yang tidak terombang-ambing di tengah kancah kemajuan global yang menampilkan Digital-Life Platform di masa depan. 

Di dalam kehidupan sosial budaya terdapat kebangaan-kebanggaan kita sebagai bangsa dengan peradaban yang tinggi dan sejajar dengan bangsa-bangsa yang sudah maju. Dengan kebanggaan sebagai bangsa berbudaya dengan kearifan-kearifan budayanya kita akan menemukan diri sebagai bangsa yang memiliki kebanggaan-kebanggaan kita sebagai bangsa yang menjunjung tinggi kehidupan sosial budaya kita di tengah arus perkembangan global.

 Tentunya untuk meningkatkan ketahanan sosial budaya maka pemerintah perlu melindungi seluruh rakyat Indonesia dengan antara lain melakukan perang terhadap Narkoba, perang terhadap Korupsi Kolusi dan Nepotisme serta perang terhadap terorisme. Narkoba, KKN dan terorisme merupakan masalah-masalah global yang dapat merusak dan menghancurkan sendi-sendi ketahanan sosial budaya bangsa Indonesia. 

Bahaya Narkoba, KKN dan terorisme juga bisa diatasi dengan meningkatkan ketahanan sosial budaya sendiri. Apabila ketahanan sosial budaya kita tinggi maka kita akan terhindar dari ancaman bahaya Narkoba, KKN dan bahaya terorisme dan juga akhir-akhir ini bahaya akan muncul-kembalinya bahaya laten komunisme yang dapat merusak sendi-sendi kehidupan sosial budaya bangsa Indonesia.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun