Jika selama ini anda meyakini bahwa otak adalah pusat pemikiran manusia, segeralah perbaiki keyakinanmu. Sebab menurut Aristoteles, otak manusia hanya memainkan peran tambahan, peran sekunder dalam sistem pemikiran manusia.
Bagi Aristoteles, otak manusia bukan merupakan pusat pemikiran manusia dan pusat pengendalian mental/moral manusia. Tetapi hati (nurani) manusia adalah pusat pemikiran dan pusat pengendalian moral/mental manusia yang primer.
Kebenaran di atas kita dapatkan dari Aristoteles. Sebab setiap orang yang mencari ilmu pengetahuan pasti harus membaca buku-buku filsuf Yunani Aristoteles (384-322 SM). Aristoteles adalah filsuf Yunani kuno terkemuka yang mampu penguasai secara sangat baik seluruh ilmu pengetahuan di Yunani kuno pada masanya. Salah satunya ia adalah pencipta system alam fisika. Pemikiran Aristoteles telah menembus esensi hal dan fenomena agar generasi mendatang dapat menyerap ilmunya.
Selain pengajaran filosofis, Aristoteles mencurahkan waktunya untuk mempelajari bidang ilmiah: astronomi, botani, biologi dan fisika. Ia bahkan mengunjungi pulau Lesvos bersama temannya Theofrast untuk meneliti tumbuhan dan hewan yang tersebar luas di sana. Aristoteles terkenal karena pengetahuannya yang mendalam tentang segala hal mulai dari filsafat hingga biologi.
Berdasarkan analisisnya yang amat teliti, Aristoteles menemukan bahwa otot jantung adalah organ utama jiwa. Menurut Aristoteles, darah dan otot melakukan fungsi saraf.
Tidak seperti Plato (gurunya), filsuf ini tidak memisahkan jiwa dari tubuh, sehingga cukup logis bahwa ia menganggap hati (nurani) merupakan  pusat pemikiran utama. Menurut Aristoteles, jantung manusia adalah organ yang bertanggung jawab untuk mengatur aliran darah, dan otak mengatur "panas darah".
Aristoteles percaya bahwa otot hati bertanggung jawab atas semua proses mental dan pemikiran, sedangkan otak manusia hanya memainkan peran tambahan dalam pemikiran.