Saya sudah beberapa kali menonton film romantis Jerman yang menawan hati berjudul: Wen die Liebe trifft (Terj. bahasa Indonesia: Ketika Cinta Bertemu). Film Jerman yang dirilis tahun 2005 ini menampilkan 2 bintang film Jerman terkenal Franziska Petri sebagai Franka Rhomberg dan Erol Sander sebagai Luca Berger. Keduanya adalah pasangan impian.
Mulanya saya merasa agak kurang suka karena film ini melegalkan perceraian. Setelah saya meneliti alur ceritera dan para bintangnya, saya jadi sangat tertarik untuk menonton. Saya pikir, film ini adalah film romantis kristen Protestan Jerman. Perceraian demi perceraian dalam lembaga-lembaga perkawinan telah melahirkan pertanyaan baru: apakah masih ada kebenaran dalam cinta pria-wanita?Â
Di film ini, Sutradara film Dagmar Damek berusaha untuk menjawab pertanyaan di atas. Dagmar Damek ingin mengatakan bahwa cinta pria-wanita bukan hanya merupakan urusan Vernunft (akal) 100%. Demikian juga, cinta pria-wanita bukan hanya merupakan urusan Gefuehl (perasaan) 100%. Bagi Sutradara film Dagmar Damek, cinta itu bergerak antara Vernunft (akal) dan Gefuehl (perasaan). Cinta pria-wanita bergerak di antara 2 dunia, yaitu: dunia akal atau ratio dan dunia perasaan.Â
Pada suatu hari, sesuatu terjadi pada Franka yang tidak pernah dia duga: Franka menaruh perasaan cinta pada Luca yang menawan. Namun sayangnya Luca adalah mempelai pria dari Nathalie. Luca adalah desainer porselen yang sangat berbakat. Industri porselen milik keluarga Hendry itu sangat membutuhkan seseorang seperti Luca untuk mendapatkan kontrak besar. Di industri porselen itulah, Luca dan Franka menjadi rekan kerja. Meskipun Franka berjuang untuk melawan perasaan cinta dan melawan akal atau rationya dengan sekuat tenaga, dia dan Luca semakin dekat.
Pada sisi yang lain, Luca juga jatuh cinta pada Franka, si "Putri Porselen" yang cantik dan rapuh. Tapi masih ada pernikahan tergesa-gesa antara Luca dengan Nathalie - terjadilah cinta segitiga: Luca, Nathalie dan Franka. Para kekasih ini terbelah antara perasaan cinta dan perasaan bersalah.
Pada akhirnya, Luca dan Nathalie bercerai, demikian juga Joe dan Marco berpisah. Bagi Joe dan Marco, pernikahan gereja hanya merupakan sebuah drama, hasil rekayasa. Â Untungnya ada dokter sensitif Daniel, yang diam-diam mencintai Joe sejak lama dan sekarang menghiburnya dalam cintanya. Luca dan Franka akhirnya menikah resmi. Dalam film ini, Luca dan Franka membuktikan kebenaran yang jadi pijakan manusia dalam hal cinta pria-wanita, yaitu: bahwa cinta pria-wanita hanya ada dan bergerak antara 2 dunia, yaitu: dunia akal (Vernunft) dan dunia perasaan (Gefuehl).Â
Sumber:
(1). Wen die Liebe trifft di Klik, diakses pada 23/06/2021.
(2). Wen die Liebe trifft di Klik, diakses pada 23/06/2021.
(3). Wen die Liebe trifft di Youtube, diakses pada 19 Januari 2019.