Mohon tunggu...
Blasius Mengkaka
Blasius Mengkaka Mohon Tunggu... Guru - Guru.

Guru profesional Bahasa Jerman di SMA Kristen Atambua dan SMA Suria Atambua, Kab. Belu, Prov. NTT. Pemenang Topik Pilihan Kolaborasi "Era Kolonial: Pengalaman Mahal untuk Indonesia yang Lebih Kuat" dan Pemenang Konten Kompetisi KlasMiting Periode Juli-September 2022.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Bersama Kompasiana, Saya Raih 3 Impian Ini

18 Juni 2021   11:19 Diperbarui: 18 Juni 2021   11:26 207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Atas dukungan para Admin Kompasiana dan para kompasianer yang baik hati, bagi saya, akun Kompasianaku ini adalah akun Kompasiana yang hebat dan tak terlupakan. Meskipun saya sering absen menulis karena sibuk bekerja, saya selalu terkenang terhadapnya lalu ingin kembali lagi menulis. Salah satu hal yang membuat saya terkenang adalah status centang birunya. Status centang biru membuat artikel yang ditayangkan di akun ini langsung masuk kategori Pilihan.

Jika saya hitung ada 3 impian yang sudah saya raih karena menulis di akun Kompasiana yang luar biasa ini. Impian pertama dan kedua adalah saat saya berhasil menerbitkan 2 buku ber-ISBN bersama Penerbit CV. Herya Media di Depok Jawa Barat pada tahun 2014 dan tahun 2016. Saat saya menerbitkan 2 buah buku itu, status akun Kompasiana ini  hanyalah berstatus centang hijau. Meskipun centang hijau, saya memberanikan diri pada tahun 2014 untuk menerbitkan secara mandiri buku pertama saya berjudul: "Jalan Wadas Politik dan Pendidikan Indonesia Kontemporer".

Di tahun 2014 itu, saya telah berkenalan dengan Penerbit CV. Herya Media melalui akun ini juga . Awalnya Penerbit Herya Media menawarkan saya untuk menerbitkan cerpen-cerpen saya, tetapi saya kemudian menawarkan artikel-artikel Politik dan Pendidikan dalam akun Kompasiana ini. Saat itu saya sudah lama bekerja sebagai guru profesional Bahasa Jerman di SMA Kristen Atambua. Saya menjadi guru profesional bahasa Jerman sejak tahun 2008.

Pada tahun 2014, buku pertamaku tergolong sukses diterbitkan. Ketika saya mempelajari bahwa buku pertamaku masuk Perpusnas RI, pada tahun 2015 saya menawarkan Penerbit naskah buku kedua untuk diterbitkan. Saat itu akhir tahun 2015. Buku keduaku berjudul "Pendidikan, Keindonesiaan dan Potensi Domestik" akhirnya diterbitkan juga pada Pebruari 2016.

Meskipun jatuh-bangun dan mengorbankan waktu, tenaga, biaya dan pikiran yang bagi saya seorang guru swasta cukup besar, hingga saat ini saya masih bersyukur bahwa 2 buku itu bisa ditemukan di data base Website Perpustakaan Nasional RI.

Di masa Pandemi Covid-19, kedua naskah buku bisa didownload dalam format Pdf untuk dibaca secara gratis di dunia maya. Sebab saya berpikir bahwa dalam masa selama dan pasca Pandemi Covid-19, saya harus memanfaatkan dunia digital secara komprehensif. Sehingga pembaca dapat dengan mudah menemukan format Pdf dari 2 buku saya di dunia maya.

Saya merasakan nilai positif dari menulis di Kompasiana yaitu relasi dengan Penerbit Herya Media menjadi lebih efisien dan efektif dalam era digital ini. Tinggal saya menulis pesan tentang keinginan saya lalu saya mengirimkannya melalui email, lalu penerbit mengerjakan lay out, mencetak jumlah buku, memproses ISBNnya dan mengurus pengiriman buku-buku melalui kantor Pos atau melalui Tiki.

Sebelum saya memiliki akun di Kompasiana, relasi dengan berbagai Penerbit di Jawa tidak ada dan kabur. Sehingga peluang utuk menerbitkan sebuah buku nihil saat itu. Tetapi dengan menulis di Kompasiana, peluang menerbitkan buku lebih besar. Penerbit akan mengolah artikel-artikel yang berkualitas di akun Kompasiana ini sesuai keinginan saya sebagai penulis.

Tentunya untuk mengoperasikan akun Kompasiana ini membutuhkan keuletan dan modal yang lumayan besar untuk guru seukuran saya yang tinggal di daerah terpencil dan jauh dari Jakarta. Saya ingat bahwa untuk ke Jakarta saja saya harus menggunakan 3 buah pesawat yaitu: di Atambua, Kupang dan Surabaya.

Saya tidak menulis artikel-artikel di Kompasiana ini melalui Gadged atau Handphone, tetapi melalui Notebook yang sering mengalami kerusakan karena Notebook ini dipakai berkali-kali setiap hari dan menjadi andalan saya setiap hari saat saya mengajar di kelas pada 2 SMA di kota Atambua, yaitu: SMA Kristen Atambua dan SMA Suria Atambua.

Ya, Kompasiana adalah bagian penting dari worklife saya setiap hari. Saya masih mencatat dalam buku harian peristiwa penting ini, peristiwa bersejarah ketiga pada 2 Agustus 2017, tiba sebuah email dari Kompasiana yang memberitakan bahwa akun Kompasiana ini berhasil masuk kategori verifikasi biru. Verifikasi biru merupakan tahaban satu tingkat di atas verifikasi hijau. Verifikasi biru adalah verifikasi konten di mana dengan status verfikasi biru, para pembaca bisa merasakan kenyamanan dan keyakinan akan kebenaran dan kualitas isi dari artikel-artikel.Email itu juga berisi ucapan selamat dari Tim Kompasiana.

Tiga peristiwa bersejarah yang saya lalu bersama akun Kompasiana membuktikan bahwa saya tidak sia-sia menulis artikel-artikel bermutu di Kompasiana ini. Meskipun saya tidak pernah menjuarai salah satu lomba di Kompasiana ini, saya tetap bersykur bahwa saya diterima di Kompasiana ini. Itu adalah hal yang bagi saya sangat luar biasa.

Sekarang dan di masa depan,  saya hanya ingin mempertahankan saja apa yang sudah saya capai oleh  akun Kompasiana ini. Saya tidak mengharapkan hal-hal yang aneh-aneh. Tetapi hal-hal yang realistis saja, yaitu: agar akun Kompasiana ini tetap dipertahankan oleh Tim Kompasiana utnuk beropertasi di dunia maya. Untuk itu saya akan menulis artikel yang bermutu dan sebaik-baiknya.

Pada bulan Agustus 2021 nanti, akun Kompasianaku akan mencapai umur 8 tahun, dengan 4 tahun di dalamnya menyandang status centang biru. Saya akan berjuang agar akun Kompasiana ini tetap beroperasi di dunia maya dan semoga centang biru masih tetap melekat di akun Kompasiana ini. Untuk itu saya mohon dukungan dan doa restu dari para pembaca, dan para Kompasianer

Saya tidak bisa lagi menghitung sudah berapa banyak pembaca yang telah ditolong oleh Akun Kompasiana ini, mulai dari para mahasiswa/i yang menggunakannya untuk sumber dalam skripsi S1, hingga tulisan-tulisan ilmiah lainnya. Saya juga mencatat beberapa artikel saya dalam akun ini menjadi sumber di Wikipedia.org berbahasa Inggris dan Indonesia.

Perjuangan untuk mempertahankan agaknya lebih berat dari perjuangan untuk meraih centang biru sebab sebagai manusia saya sering melakukan kesalahan. Saya juga pernah mengalami pengalaman pahit ketika artikel saya dihapus oleh Tim Kompasiana.

Untuk itulah dukungan Anda semua (para pembaca dan para Kompasianer) adalah sangat saya butuhkan agar akun ini tetap  beroperasi di dunia maya. Dukungan Anda semua sangat penting agar saya dapat mengatasi segala hambatan dan rintangan. Saya ucapkan terima kasih kepada Tim Kompasiana yang secara khusus telah memperhatikan Akun ini dengan meneliti isi dari setiap artikel yang saya tayangkan. Terima kasih Kompasiana, bersamamu, saya telah meraih 3 impian yang jarang penulis dapatkan. Saya ucapkan salam hangat dan selalu sehat-sejahtera untuk Tim Kompasiana, semoga kita semua selalu diberkati Tuhan, amin.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun