Mohon tunggu...
Blasius Mengkaka
Blasius Mengkaka Mohon Tunggu... Guru - Guru.

Guru profesional Bahasa Jerman di SMA Kristen Atambua dan SMA Suria Atambua, Kab. Belu, Prov. NTT. Pemenang Topik Pilihan Kolaborasi "Era Kolonial: Pengalaman Mahal untuk Indonesia yang Lebih Kuat" dan Pemenang Konten Kompetisi KlasMiting Periode Juli-September 2022.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pandemi Covid-19: Prof. Rolf F. Nohr, Hantu Kapitalisme dan Budaya Viral Virus Zombie

10 Juni 2021   07:56 Diperbarui: 10 Juni 2021   09:22 389
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: horizon-jhssr.com

Kapitalisme berorientasi pada pasar dan memandang manusia sebagai sebuah motor. Kapitalisme membuat manusia dengan manusia tidak dapat saling bertemu. Manusia kehilangan cinta. Di tengah-tengah Pandemi Covid-19, perhatian kita mestinya tertuju kepada budaya populer virus zombie. 

Film-film tentang virus Zombie adalah melodarama hiburan yang telah menciptakan budaya popular Zombie yang sedang dan sudah viral di dunia. Film-film zombie memiliki makna yang sangat dalam yakni ia berdiri  sebagai alegori untuk menilai gejala krisis zaman kita. Virus zombie adalah sebuah metafora untuk kritik terhadap kapitalisme. 

Kapitalisme adalah pemusatan modal di tangan satu atau sekelompok orang yang telah menumbuhkan kolonialisme dan imperalisme baru di dunia. Kapitalisme memusatkan salah satu perhatian pada kemajuan bioteknologi dan mencerminkan keangkuhan manusia. Jadi viral film virus zombie di layar kaca adalah simbol ketakutan manusia sendiri terhadap kemajuan bioteknologi yang tidak terkendali, epidemi dan keangkuhan manusia.

Di dunia hanya sedikit ilmuwan yang menjadi pakar budaya Zombie. Salah satu orang langka yang mengkhususkan diri pada budaya zombie adalah Prof. Rolf. F. Nohr. 

Prof. Nohr lahir di Stuttgart tahun 1968. Ia belajar teater, film dan studi televisi di Bochum, Jerman. Pada tahun 2001, ia menjadi asisten peneliti di perguruan tinggi khusus penelitian studi budaya media dan komunikasi budaya. Pada tahun 2002, ia diangkat sebagai professor junior di HBK Braunschweig, dan pada tahun 2009 menjadi profesor bidang estetika media / budaya media.

Dari 2007 hingga 2011, ia adalah anggota dewan Society for Media Studies. Dia merupakan pendiri dan editor serial Medien'Welten Brunswick, menulis tentang budaya media. 

Dari 2013 hingga 2019 ia adalah anggota sekolah pascasarjana Das Dispositiv des Photographischen. Sejak 2018, ia telah menjadi dosen terbang pada Fakultas Humaniora pada Universitas Arizona, AS. Selain studi permainan, minat penelitian utama Rolf F. Nohr adalah analisis wacana kritis, teori bukti, gambar instan, visualisasi pengetahuan dan studi logam.

Buku Prof. Nohr yang sangat terkenal adalah Virale Zombifizierung yang terbit tahun 2011. Dalam bukunya Virale Zombifizierung, Rolf F. Nohr mengatakan bahwa virus zombie tidak hanya menginfeksi, tetapi orang yang terinveksi itu menginfeksi orang lain dengan kecepatan luar biasa melintasi kota, melintasi perbatasan dan akhirnya virus mencemari seluruh dunia.

Sekarang sudah terdapat lebih dari 50 film-film Zombie yang telah dirilis di dunia, yang telah mewarnai budaya zombie baik di Inggris, AS dan Jerman. Saya mencatat 10 film zombie terbaik dan viral di dunia, yakni: 1. 28 Days Later, 2. [REC], 3. 28 Weeks Later, 4. World War Z, 5. Train to Busan, 6. Rammbock, 7. The Girl With All The Gifts, 8. Resident Evil, 9. Resident Evil Extention, 10. Resident Evil Apocalypse.  

Apa makna yang Anda petik setelah menonton tayangan sebuah film horor zombie? Bagi kita, jelas, bahwa kapitalisme telah menancapkan kuku kekuasaan yang mengobyekkan manusia dengan orientasi pada pasar semata-mata. 

Dalam orientasi pasar, kapitalisme melihat manusia bukan sebagai subjek, tetapi sebagai objek. Jika kita memilih cinta, kita akan memandang sesama manusia sebagai subjek. Hanya cintalah dapat mempertemukan manusia satu sama lain sebagai sesama yang bermartabat luhur.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun