Mohon tunggu...
Blasius Mengkaka
Blasius Mengkaka Mohon Tunggu... Guru - Guru.

Guru profesional Bahasa Jerman di SMA Kristen Atambua dan SMA Suria Atambua, Kab. Belu, Prov. NTT. Pemenang Topik Pilihan Kolaborasi "Era Kolonial: Pengalaman Mahal untuk Indonesia yang Lebih Kuat" dan Pemenang Konten Kompetisi KlasMiting Periode Juli-September 2022.

Selanjutnya

Tutup

Gadget

Tiga Ekstrem Ini Terjadi Apabila Sekolah Tanpa Literasi Digital

20 September 2020   03:56 Diperbarui: 27 September 2020   05:22 209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Layanan data di internet butuh banyak kemudahan. (Foto: Istimewa).

Banyak orang mencari bacaan-bacaan untuk mendapatkan petunjuk hidup yang baik agar mereka bisa hidup dengan beradab. Jika banyak hal negatif terjadi di dunia maya, seperti: berita-berita hoax, orang belum berani melakukan literasi digital dan belum menginvestasikan uangnya untuk literasi digital.  

Berita-berita di dunia internet belum dijamin benar. Apalagi literasi digital membuang banyak uang dengan hasilnya tetap nihil, apalagi bagi pendidikan yang terletak di daerah terpencil. Di daerah terpencil, sistem pendidikan bertujuan untuk memberadabkan manusia, juga masih gagal. Para siswa/i mencari bacaan-bacaan di dunia digital untuk mendapatkan petunjuk hidup agar menjadi orang-orang beradab.

Tiga Ekstrem

Literasi bukan hanya sebatas teori saja. Literasi membutuhkan praktek nyata di sekolah. Jika literasi di sekolah tidak berjalan dengan baik maka kepala sekolah, guru dan siswa/i akan terjebak dalam 3 ekstrem berikut:

Pertama, keputusan dibuat dengan mengandalkan emosi yang dalam hal ini ialah kemarahan. Suasana sekolah menjadi penuh dengan saling memarahi satu sama lain. Kepala sekolah memarahi para guru dan para siswa/i. Para guru memarahi siswa/i. Siswa/siswi saling memarahi satu sama lain. Dalam pembagian tugas baik kepada guru dan kepada siswa/i bukannya pengetahuan yang diandalkan tetapi perasaan suka atau tidak suka, marah atau senang. Emosi atau kemarahan adalah bagian terendah dalam pertimbangan intelektual manusia. Sehingga penyelesaian masalah dengan emosi atau kemarahan tidak akan tuntas dan menimbulkan percekcokan berkepanjangan. Bagian tertinggi dari tingkat pertimbangan manusia adalah filsafat pendidikan. Melalui kajian filsafat pendidikan, persoalan diselesaikan secara bijaksana, bukan hanya mengandalkan penelitian dan kajian ilmiah, tetap berdasarkan pertimbangan filsafat.

Kedua, tanpa literasi, pemimpin atau kepala sekolah mengandalkan kemarahan untuk memecat dan memotong gaji. Manejer atau kepala sekolah yang buruk hanya suka memecat dan memotong gaji, tetapi ia tidak memiliki pandangan tentang masa depan. Seorang manejer atau pemimpin yang buruk selama pemerintahannya ia akan lebih cepat memecat dan memotong gaji para pejabat, tetapi ia tidak memiliki pandangan pribadi untuk masa depan. Ini terjadi karena seorang pemimpin tidak punya literasi yang baik pada masa lalunya. Jika pada masa lalu, seorang pemimpin hanya berkutat para perusahaan dan militer tanpa literasi akan sangat berbahaya. Seorang pemimpin yang didukung oleh banyak orang ternyata tidak memiliki rekam jejak literasi di masa lalu, jumlah ini adalah mayoritas di Indonesia.

Ketiga, jika literasi tidak berkembang baik di sebuah sekolah maka kajian-kajian oleh pihak sekolah selalu menggunakan kajian yang bersifat mementingkan golongan, parpol dan konflik kepentingan pemimpin setempat, seperti: gubernur, bupati dan kepala dinas. Dalam pembagian tugas atau penentuan jabatan, pengelola sekolah menggunakan paradigma pertimbangan politik individu yang bersangkutan. Jika pilihan politik individu yang bersangkutan memihak figur kepala daerah atau parpol tertentu, maka individu itu diperioritas untuk menjabat sedangkan jika tidak maka individu itu tidak dipilih.

Literasi adalah Tuntutan Mutlak

Jika pertimbangan pengelola dilakukan berdasarkan literasi, maka ilmu pengetahuan lebih diperioritaskan. Ilmu tidak memihak salah satu golongan atau parpol. Ilmu adalah jalan tengah untuk menyelesaikan masalah di mana semua pihak mendapatkan kepuasan. Ilmu menemukan faktor penyebab dan menyelesaikan masalah serta ilmu merumuskan pengertian-pengertian umum untuk dijalankan dan dilaksanakan.

Audio visual di internet. (Foto: Istimewa).
Audio visual di internet. (Foto: Istimewa).
Indonesia harus mampu mengembangkan budaya literasi sebagai prasyarat kecakapan hidup abad ke-21 melalui pendidikan yang terintegrasi, mulai dari keluarga, sekolah, sampai dengan masyarakat. Penguasaan enam literasi dasar yang disepakati oleh World Economic Forum pada tahun 2015 menjadi sangat penting tidak hanya bagi peserta didik, tetapi juga bagi orang tua dan seluruh warga masyarakat. Enam literasi dasar tersebut mencakup literasi baca tulis, literasi numerasi, literasi sains, literasi digital, literasi finansial, dan literasi budaya dan kewargaan.

Keberliterasian dalam konteks ini bukan hanya masalah bagaimana suatu bangsa bebas dari buta aksara, melainkan juga yang lebih penting, bagaimana warga bangsa memiliki kecakapan hidup agar mampu bersaing dan bersanding dengan bangsa lain untuk menciptakan kesejahteraan dunia. Dengan kata lain, bangsa dengan budaya literasi tinggi menunjukkan kemampuan bangsa tersebut berkolaborasi, berpikir kritis, kreatif, komunikatif sehingga dapat memenangi persaingan global.

Literasi Digital Butuh Blog

Orang tanpa literasi adalah orang kurang cakap. Orang kurang cakap cnderung mengandalkan: pertama, kemarahan atau emosi secara mencolok, kedua, fanatisme berlebihan terhadap golongan, agama, sukisme dan parpol tertentu. Literasi digital membuat orang seimbang dan matang secara emosional dan bersikap bijaksana dalam pertimbangan politis. Seorang manejer atau kepala sekolah yang buruk adalah manejer yang tidak berliterasi. Ia akan tampak selalu marah dengan hanya selalu memecat dan memotong gaji karyawan serta tidak punya visi masa depan.

Literasi digital terjebak oleh pertukaran uang sebagai bisnis ekonomi dalam dunia digital. Anda bisa bayangkan jika semua sekolah dan instansi pemerintahan sampai ke tingkat desa memiliki Website berbayar, maka ilmu pengetahuan akan berkembang. Hanya saja peredaran bisnis uang akan berjalan lancar jika semua orang melek huruf dan rajin menggunakan internet.

Ooredoo Tawarkan Sejuta Kemudahan

Dalam situasi pandemi ini Indosat Ooredoo memberikan banyak kemudahan dan kenyamanan bagi pelanggannya. Pembelian kartu prabayar dapat dilakukan secara online di myIM3 dengan pilihan nomor sesuai yang diinginkan dan kartu akan langsung dikirim ke rumah pelanggan.

Operator Indosat Ooredoo menyampaikan bahwa, Indosat Ooredoo menyediakan berbagai paket internet sesuai kebutuhan pelanggan, mulai dari paket dengan kuota harian 1 GB per hari hingga kuota bulanan 28 GB.

Selain itu ada juga paket aplikasi khusus dengan mengakses di *123# atau myIM3: untuk kebutuhan di rumah seperti conference call meeting, belajar, dan hiburan; ada juga paket Pendidikan IMcalls dimana kita menyiapkan kuota 30 GB untuk belajar dirumah dengan paket Imclass. Paket ini memiliki akses ke lebih dari 100 portal universitas dan aplikasi edukasi.

Selain itu, Ooredoo memiliki product baru, Impreneur. Produk ini menyediakan hingga 320 GB kuota internet yang dapat dengan mudah dibagikan kepada beberapa karyawan.


Saya mengikuti Webinar IM3 Ooredoo di Youtube yang ditayangkan Media Guru TV (Media Guru Indonesia) selama 2 jam lebih. Webinar ini adalah Webinar Internet Pendidikan kerja sama Media Guru Indonesia dengan Indosat Ooredoo. Webinar bertema Internet Pendidikan. Pembicara utamanya ialah Bapak Mohammad Ihsan, pemimpin umum MediaGuru dan CEO Gurusiana.

Kesimpulan

Literasi digital harus didukung oleh pelbagai kemudahan. Layanan dalam dunia digital harus efisien dan etis agar para pengguna dapat dengan lancar berkarya tanpa akhir di internet. Literasi membuat manusia memiliki kecakapan yang tinggi dalam dunia yang maju. ().

Banner Lomba blog IM3OOREDOO X IIDN. (Gambar: Ist).
Banner Lomba blog IM3OOREDOO X IIDN. (Gambar: Ist).
Catatan: Tulisan ini diikutsertakan dalam lomba Blog IM3 Ooredoo X IIDN bertema: "Mengoptimalkan Peluang Dunia Blogging". Silahkan Anda klik untuk mengetahui informasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun