Jika kita membahas tentang literasi digital, blog adalah saluran yang tepat. Dalam bidang pendidikan, literasi digital adalah suatu keniscayaan. Paul Gilster dalam Digital Literacy (1997) menulis, literasi digital adalah kemampuan untuk memahami dan menggunakan informasi dalam berbagai bentuk dari berbagai sumber yang sangat luas yang diakses melalui piranti komputer. Sedangkan Bawden (2001) mengatakan literasi digital berakar pada literasi komputer dan literasi informasi.
Dalam pengertian yang lebih kompleks, literasi digital adalah  kemampuan seseorang dalam mengolah dan memahami informasi saat melakukan proses membaca dan menulis. Selain untuk membaca dan menulis, literasi juga mencakup kemampuan untuk mengenali dan memahami ide -- ide yang disampaikan secara visual, yaitu dalam bentuk video ataupun gambar.
Menggunakan IMPreneur
Tentang literasi digital, IM3 Ooredoo punya solusi cerdas untuk  dapat membantu dalam mengoptimalkan blog untuk kebutuhan bisnis adalah IMPreneur. IMPreneur adalah solusi komunikasi yang tepat sesuai dengan kebutuhan saat ini. Dengan IMPreneur, bisnis bisa dijalankan dari mana saja karena benefit dari paket ini bisa dibagikan ke semua tim hingga 20 orang dan pengguna bisa buat group sesuai kebutuhan bisnis.
Kuota yang besar, bisa Anda sharing ke berbagai lini tim sehingga biaya dapat terkontrol oleh pemilik bisnis untuk berbagai kegiatan pemasaran, keuangan, penjualan, distribusi dan lainnya. Dalam melahirkan bisnis dibutuhkan perencanaan dan startegi pemasaran agar bisa bersaing, IMPreneur memberikan keuntungan yang tidak kamu dapatkan di operator lain. Dengan IMPreneur, bisnis dapat dilakukan di mana dan kapan saja.
Saya mengikuti Webinar IM3Ooredoo di Youtube yang ditayangkan Media Guru TV (Media Guru Indonesia) selama 2 jam lebih. Webinar ini adalah Webinar Internet Pendidikan kerja sama Media Guru Indonesia dengan Indosat Ooredoo. Webinar bertema Internet Pendidikan. Pembicara utamanya ialah Bapak Mohammad Ihsan, pemimpin umum MediaGuru dan CEO Gurusiana.
Media Blog Berbeda Dengan Agregator Berita
Dalam dunia online, Blog adalah media online. Blog berbeda dengan agregator berita. Setiap media online terkenal biasanya menggunakan agregetaor berita untuk memperluas dan mencari para pembaca. Contoh media online adalah Detik.com dan contoh agregator berita adalah We Media Program.
Peristiwa yang baru saja terjadi di sekitar kita ialah pada awal September 2020. Saat itu seluruh artikel yang disumbangkan para penulis umum untuk agregator berita UC We Media Program dihapuskan. Peristiwa yang menimpa UC We Media Program ini merupakan buntut dari Pandemi Covid-19. Pengalaman ini mengingatkan saya ketika pada tahun 2017 saya harus membiarkan blog pribadi saya http://blasmkm.com/blog dihapus oleh pemiik hosting. Seluruh artikel di media blasmm.com/blog sudah saya pindahkan ke Kompasiana.com. Blog pribadi itu hanya merupakan media informasi kepada para pembaca.
Saat UC We Media Program menghapus akun Blasius Mengkaka dengan lebih dari 1200 artikel, sebagai salah satu blogger, saya sedang beraktivitas untuk memposting sebuah artikel di media Kompasiana.com.
UC We Program adalah agregator berita besar di dunia yang selalu menepati janji-janjinya. Saya ingat selama selama 3 tahun, boleh saja transaksi bernilai puluhan ribu USD telah dilakukan antara UC News dengan para penulis berita dari seluruh Indonesia. Mungkin saya hanya merupakan satu dari sedikit penulis online dari Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) yang beruntung dapat merasakan transaksi-demi transaksi dalam USD bersama UC We Media Program.
Tentu penghapusan artikel-artikel itu telah direncanakan oleh pihak UC We Media Program. UC We Media Program adalah agregator berita. Sehingga UC We Media Program adalah bukan Media. UC We Media Program memiliki aplikasi sendiri dan berbasis pada Android.