Mohon tunggu...
Blasius Mengkaka
Blasius Mengkaka Mohon Tunggu... Guru - Guru.

Guru profesional Bahasa Jerman di SMA Kristen Atambua dan SMA Suria Atambua, Kab. Belu, Prov. NTT. Pemenang Topik Pilihan Kolaborasi "Era Kolonial: Pengalaman Mahal untuk Indonesia yang Lebih Kuat" dan Pemenang Konten Kompetisi KlasMiting Periode Juli-September 2022.

Selanjutnya

Tutup

Gadget Pilihan

Utopia, Era Digital Telco dan #Switch

5 September 2020   01:36 Diperbarui: 5 September 2020   02:04 281
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah satu poster promo untuk switch mobile. (Gambar: Facebook.com/switchmobile.id).

Di zaman industri setelah perang dingin, perubahan radikal telah terjadi secara besar-besaran dalam memandang pasar. Dahulu produsen adalah penguasa nyata di dunia. Sekarang konsumen adalah penguasa nyata di dunia. Masyarakat sekarang adalah masyarakat seolah-olah seperti pasar yang terserap di dalamnya. Masyarakat membutuhkan promo-promo menarik.

Di negara-negara barat, pasca berakhirnya perang dingin ideologi-ideologi neoliberal tersebar luas. Menurut neoliberal, lingkup independen suatu masyarakat yang terpisah dari ekonomi tidak lagi dapat diakui. Masyarakat, seolah-olah, adalah pasar terserap. Inti dari pasar terlihat dalam mekanisme harga. Jika pasar bebas terjadi, utopia neoliberal sepenuhnya terwujud; maka politik tidak akan lagi menang, tetapi politik sekarang harus mematuhi pasar karena para konsumen adalah penguasa nyata.

"Pasar" dan "sosialisme" secara stereotip disandingkan. Hanya pasar dapat menyediakan mekanisme efisien. Friedrich von Hayek (1899-1992) mengatakan bahwa dalam dunia neoliberal, aturan pasar seperti Tuhan atas semua orang. Isyarat-Nya (harga) adalah komandan yang mengendalikan tindakan orang. Narasi 'pasar' sebagai dewa semu menyiratkan 'akhir sejarah' (eskatologis). Selain pasar seperti dewa, tidak boleh ada Tuhan lain yang relevan secara sosial dan tidak ada utopia lain untuk membentuk masyarakat.

Retretotopies

Meningkatnya krisis keuangan dan utang, pengangguran dan pemiskinan kelas menengah di negara-negara maju, rasa tidak aman yang meluas dan gelombang migrasi yang tidak disengaja menimbulkan keraguan tentang dunia yang dikendalikan pasar tanpa intervensi politik. Keuntungan dalam kebebasan terbukti mahal. Kegagalan utopia sosialis dan neoliberal membuat distopia semakin meningkat, distopia seperti skenario bencana iklim.

Dalam buku Retrotopia,  Zygmunt Bauman mengatakan bahwa penyebaran retrotopias sosial tidak lagi memiliki titik lenyapnya di masa depan yang indah, tetapi di masa lalu yang ideal. Bagi Bauman, retrotopia sosial dicirikan oleh transfigurasi masa lalu dan kerinduan akan kontinuitas di dunia yang terfragmentasi oleh neoliberalisme, di mana terjadi desolidasi, pelepasan dan kurangnya komitmen untuk kemajuan individu.

Retretotopies memiliki kerinduan akan masa lalu yang hilang, dicuri, "undead". Bauman menekankan penyebab utama meningkatnya kekerasan dalam dunia hyperglobalized, adalah pesimisme yang dibangun materialisme Thomas Hobbes.

Orang-orang tidak lagi siap untuk membayar keuntungan dalam kebebasan melalui hilangnya keamanan, seperti yang dituntut oleh elit liberal. Mereka semakin membatasi diri mereka sendiri dan merefleksikan identitas "nasional, etnis, agama, dll." Mereka sedang berada di "api suku". Hasilnya adalah meningkatnya agresivitas terhadap orang lain, orang asing dan mereka yang mencari perlindungan.

Hubungan #Switch, Digital Telco dan Masyarakat Utopia

Tentu Anda bertanya-tanya bagaimana hubungan antara kuota switch mobile yang diproduksi oleh Perusahaan Switch Mobile Indonesia yang beralamat di https://www.switchmobile.id/ ini dengan Utopianya Sir Thomas Morus dan konsep digital telco?

Produk digital telco kuota switch mobile hadir di saat dunia masuk dalam era digital. Era digital adalah era yang terhubung melalui saluran digital, dalam kondisi pasar dunia di mana konsumen adalah penguasa nyata dalam dunia.

Dengan demikian upaya untuk memperbanyak promo-promo menarik adalah harga tawar dan tindakan rasional dari Perusahaan Switch Mobile Indonesia untuk menarik minat para konsumen. Dengan munculnya kuota switch mobile, konsumen digital telco menemukan produk kuota digital telco yang benar-benar memberinya exicite every day dan selalu #readytoswitch.

Era digital telco memberikan kenyamanan yang tidak pernah dicapai dalam dunia sebelumnya. Digital telco kini hadir juga dalam suasana orang-orang semakin membatasi diri mereka sendiri dan derasnya refleksi terhadap identitas nasional, identitas, agama dll.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun