Saya ingin terus mengemukakan opini-opini saya tentang paslon pilihan saya di Pilpres 2019 dalam media ini. Jika opini-opini saya dalam media ini cukup kuat untuk mempengaruhi anda. Marilah kita bersama-sama memutuskan mata rantai perusakan karaktek warga selama hampir 5 tahun pemerintahan Jokowi-JK.
Selama era Jokowi-JK terjadi penghalusan dalam karakter kekerasan. Peningkatan jumlah narapidana yang dieksekusi mati memang menakutkan. Ketegangan hubungan diplomatik antar negara telah diciptakan akibat berbagai eksekusi hukuman mati.Â
Pada era ini terjadi perusakan karakter para warga pendukung Jokowi. Mereka yang mendukung Jokowi-JK dalam Pilpres 2014 diplesetkan dengan istilah: cebong. Cebong alias berudu adalah label politik olok-olokan kepada para pendukung Jokowi.Â
Rahadian Rundjan dalam artikelnya di Media dw.com (27/06/2018) berjudul: "Cebong" Alias Berudu dan Label Politik Olok-olokan merilis istilah 'cebong' menjadi populer, khususnya di media sosial, setidaknya sejak awal 2016, merujuk kepada presiden Jokowi yang diberitakan gemar memelihara kecebong. Anaknya, Kaesang, pernah mengiyakan hal tersebut dalam sebuah wawancara. Jokowi bahkan dikatakannya sempat memiliki kolam khusus kecebong di kantornya di Istana Bogor.Â
Pelekatan label 'cebong', yang terkadang sembarangan itu biasanya terjadi dalam situasi-situasi seperti ini: Anda pendukung Jokowi? Maka Anda 'cebong'. Anda memberi ekspresi positif kepada pemerintah? cebong. Anda menolak pergantian presiden pada 2019? cebong. Varian penyebutannya juga bermacam-macam.Â
Selama era ini, terjadi berbagai perusakan karakter yang dialami oleh para pendukung Jokowi-JK. Mereka yang sudah mendukung malahan diolok-olokan secara kurang manusiawi. Mereka yang mendukung Jokowi-JK diberi nama dengan nama binatang: cebong. Jadi orang-orang kuat telah mengolok-olok para pendukung Jokowi-JK selama ini.Â
Saya hanya ingin katakan kepada para pendukung Jokowi agar sadarlah kenyataan olok-olokan ini. Pikirkanlah kembali dengan akalmu pilihanmu agar nanti anda tidak disapa dengan sapaan yang lebih rendah dari binatang pasca Pilpres 2019. Marilah kita saling hormati-menghormati dan menjaga nama baik dan harga diri sebagai sesama manusia, sesama insan Tuhan Yang Maha Esa. Salam sejahtera!**