Mohon tunggu...
Blasius Mengkaka
Blasius Mengkaka Mohon Tunggu... Guru - Guru.

Guru profesional Bahasa Jerman di SMA Kristen Atambua dan SMA Suria Atambua, Kab. Belu, Prov. NTT. Pemenang Topik Pilihan Kolaborasi "Era Kolonial: Pengalaman Mahal untuk Indonesia yang Lebih Kuat" dan Pemenang Konten Kompetisi KlasMiting Periode Juli-September 2022.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Korut Ujicoba Lagi Rudal Balistik, AS-Korsel Gelar Latihan Militer

2 September 2017   20:54 Diperbarui: 16 September 2017   01:02 586
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
AS mengerahkan pesawat pengebom nuklir B-1B saat latihan bersama AS-Korsel di atas Semenanjung Korea (CNN.com)

     Situasi di kawasan semenanjung Korea makin memanas. Berita CNN.com (Sabtu, 2/9/2017) menyatakan bahwa pada minggu ini serangkaian ujicoba rudal balistik diluncurkan oleh Korut. Korut melaksanakan serangkaian pengeboman tiruan di atas semenanjung Korea dalam minggu ini. Ujicoba rudal oleh Korut ini dilakukan pada Selasa, 29/8 beberapa hari sebelum militer Korsel-AS menggelar latihan pertahanan udara di atas semenanjung Korea. 

     Korsel juga melakukan latihan live fire sebagai simulasi untuk menjatuhkan mental pemimpin Korut (DPRK) pada Kamis, 31/8/2017. Korea Selatan menyatakan angkatan udaranya melaksanakan latihan bersama dengan dua pesawat pengebom nuklir Amerika Serikat di atas Semenanjung Korea, Kamis (31/8), beberapa hari setelah peluru kendali Korea Utara diluncurkan di wilayah Jepang. Latihan yang melibatkan dua pengebom supersonik B-1B itu dilaksanakan di akhir latihan bersama tahunan yang berfokus pada simulasi komputer. Selain pesawat tersebut, diberitakan Reuters, latihan juga melibatkan empat jet tempur siluman F-35B dan sejumlah model lain milik Korea Selatan

     Pada Jumat, 1/9/2017, Surat Khabar Korut Rodong Sinmum, corong resmi Partai Buruh Korut (DPRK),  mendesak AS untuk mengakui Korut sebagai kekuatan nuklir jika mengharapkan kemajuan hubungan diplomatik yang baik di masa depan. "Situasi ini semakin tidak menguntungkan bagi AS hari demi hari, tidak ada jalan keluar yang tepat. AS harus membuat peralihan dalam kebijakannya berdasarkan pengakuan posisi strategis Korut (DPRK) yang berubah secara fundamental dan karena pengaruh geografis. Ketika AS meningkatkan konfrontasi dengan Korut (DPRK) dan membuang waktu untuk mencari solusi, kemampuan strategis pasukan Korut (DPRK) akan menempatkan seluruh wilayah daratan AS dalam jangkauan militernya dan akan meningkat dengan cepat."

Gambaran saat terjadinya peluncuran rudal balistik oleh Korut. Banyak orang menafasir foto ini sebagai hasil rekayasa (Foto: Web Tetangga)
Gambaran saat terjadinya peluncuran rudal balistik oleh Korut. Banyak orang menafasir foto ini sebagai hasil rekayasa (Foto: Web Tetangga)

     Sehari sebelum latihan peluncuran rudal oleh Korut, Presiden Rusia Vladimir Putin memperingatkan Amerika Serikat dan negara-negara lain untuk tidak melakukan jalan buntu di Korut dan meminta perundingan untuk menyelesaikan masalah tersebut, dengan mengatakan bahwa "menekan Pyongyang untuk menghentikan program rudal nuklirnya adalah salah tingkah dan sia-sia."     

     Sementara itu, Korsel memandang China tetap merupakan ancaman di semenanjung Korea. China memiliki keinginan untuk berbuat sesuatu demi mempengaruhi Korut. Sedangkan Korut sejauh ini melihat AS sebagai penghalang untuk kebebasan mengembang kekuatan nuklir dan militernya sebagai kekuatan militer besar di Asia Utara. Korea Selatan juga melihat ujicoba nuklir di atas semenanjung Korea oleh Korut merupakan sebuah provokasi. Menurut para pengamat, dengan ujicoba rudal ini, Korut ingin melihat seberapa jauh tanggapan militer Korsel dan seberapa jauh kemampuan militer Korsel untuk memberikan respon apabila Korut berlangkah terlalu jauh dengan langkah dan program militernya.

     Namun di satu sisi, menurut para pengamat, uji coba rudal oleh Korut dinilai dapat memberikan dampak negatif terhadap diri Korut sendiri karena pemimpin Korsel saat ini lebih akomodatif dari langkah-langkah nonmiliter dalam  pendekatan ke Korut. Jadi ujicoba rudal Korut amat merugikan dirinya sendiri.

    Langkah militer Korut ini untuk meresponsi sehari sebelumnya pada Kamis, 31 Agustus 2017, di mana Korsel dan AS melakukan serangkaian latihan pertahanan udara bersama di atas semenanjung Korea. Dalam latihan bersama militer AS, Korsel juga melakukan latihan live fire simulasi penghancuran kepemimpinan Korut.

     Dari perspektif Korea Selatan, pengamat Korea, Prof Carl Schuster, seperti dikutip CNN mengatakan, Korsel mengarahkan sinyal kekuatan persenjataan yang lebih kuat ke Korea Utara karena Seoul tidak akan dibatasi oleh Amerika Serikat akibat terikat kerjasama mliter dengan AS dan bahwa Korsel memiliki kemampuan independen untuk bereaksi cepat -sesuatu hal yang di luar perhitungan Korea Utara.

     Pergeseran taktik Korsel tersebut mencerminkan kepercayaan Presiden AS Donald Trump atas Korsel dan bahwa inilah saatnya untuk mencoba sesuatu yang baru dan demi mencegah keinginan China berbuat lebih banyak untuk mengendalikan Korea Utara, kata pengamat Korea Prof. Carl Schuster dari Hawai Pasific University, seperti dikutip CNN.com.

     Rusia menempatkan kekuatan militer besar di Korut  untuk menghadapi pengaruh kekuatan China dan AS di semenanjung Korea. Sementara itu Korsel melihat China amat berbahaya bila mengeluarkan kemampuannya untuk mempengaruhi Korut. Jalan satu-satunya untuk menggertak pengaruh China atas Korut ialah meningkatkan kemampuan rudal Korsel. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun