Bakal Calon (Balon) Wakil Bupati Mamasa, Marthinus Tiranda (MT) yang dipastikan maju mendampingin Balon Bupati petahana H. Ramlan Badawi dalam bincang-bincang dengan penulis di rumahnya, Salukodo, Mamasa, pekan lalu, dikatakannya, kalau dalam pesta demokrasi di Kabupaten Mamasa tahun 2018 ini, semuanya akan berjalan damai.
MT yang juga adalah Ketua Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Mamasa ini mengurai, bagaimana majemuknya Bumi Kondo Sapata Wai Sapalelean - gelaran Kabupaten Mamasa yang berarti, sawah yang luas dengan pembagian air yang merata. Ada keyakinan yang berbeda diantara warganya. Namun mereka senantiasa direkat oleh adat yang kuat untuk menjaga harmonisnya hubungan satu sama lain.
"Kita akui, ada perbedaan diantara kami, karena itulah ciri khas Mamasa. Namun itu adalah irama dari keharmonisan kami untuk saling menyayangi, mengasihi, saudara-saudara kami yang berbeda keyakinan. Misalnya, kami Keristen, itu tidak ada yang bisa melunturkan rasa persaudaraan dan kasih kami kepada saudara-saudara kami yang Islam. Kita di Mamasa ini satu dalam perbedaan."
Dalam berdemokrasi dan bermain dalam kacah politik, menurut MT, satu sama lain bisa berbeda. Begitu juga dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) arah dukungan kepada figur calon kadang sungguh tajam perbedaannya. Mereka saling berinteraksi dengan kencang di sosial media (sosmed). Tetapi tak akan mampu jauh ke dalam mempengaruhi rasa kekerabatan dan persaudaraan mereka satu sama lain.
Makanya sebagai Ketua PKB Mamasa dan sebagai bagian dari masyarakat Mamasa, MT sampaikan dengan tulus dan ikhlas dari hati yang dalam, kalau terjadi perbedaan dalam dukung mendukung pada Pilkada Mamasa tahun 2018 ini, silahkan. Namun jangan karena itu meruntuhkan sendi-sendi persudaraan diantara sesama warga Mamasa. Ikatan kekerabatan, ikatan adat yang dianut masyarakat Mamasa adalah benteng ampunh dalam mencegah terjadinya pengkotak-kotakan yang bisa merugikan Kabupaten Mamasa.
MT yang juga adalah pemeluk Agama Kristen yang teguh ini dalam diskusi dengan penulis katakan, Pilkada itu bukan perang. Karena siapa yang mau berperang, siapa lawan siapa. Kabupaten Mamasa ini adalah milik sepenuhnya rakyat Mamasa. Tentu harus dijaga, dicintai dan dibangun untuk kepentingan bersama.
Mamasa, 18 Januari 2018