Mohon tunggu...
Nofitasari
Nofitasari Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Hanya untuk bersenang senang

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kisah Sepasang Suami Istri

20 November 2020   10:31 Diperbarui: 20 November 2020   10:38 238
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada zaman dahulu Hiduplah sepasang suami istri yang sudah tua. Mereka tidak memiliki keturunan dan sanak Saudara, mereka hidup dengan banyak keterbatasan di tengah ramainya Kota. Sang Suami bekerja di sebuah Pabrik untuk Bisa menghidupi Keluarganya. Setiap hari Sang suami berangkat kerja dari pukul 7:00 dan pulang ke Rumah pukul 17:00. Sementara itu Sang Istri sembari menunggu Suaminya pulang ia membuat kerajinan tangan Untuk menambah sedikit penghasilan dari sang Suami.

Pada Suatu Hari Sang Suami jatuh sakit dan susah untuk Bergerak. Sang istri sangat khawatir melihat keadaan suaminya, ia sama sekali tidak tau harus Berbuat apa dengan keadaannya yang sudah semakin Tua. Ia hanya bisa mengobati suaminya dengan Obat-obatan seadanya dikarenakan dia tidak mampu membawa sang suami untuk berobat di Rumah Sakit yang layak.

Hari semakin Berlalu Sang suami belum Juga pulih, Istrinya hanya bisa berdo'a dan tetap melakukan aktifitasnya membuat kerajinan tangan untuk dijual agar mendapatkan sedikit Uang untuk mereka bertahan Hidup. Meski sudah tua Sang Istri Rupanya Masi Semangat untuk tetap berusaha. Sementara itu suaminya terbaring lemah di tempat tidur dengan linangan air mata ia memandang istrinya yang berjuang sendirian. Ia berharap agar ia cepat sembuh dan bisa bekerja lagi untuk menghidupi istrinya dan tidak merepotkanya lagi. 

Suatu hari Sang Istri pamit kepada Suaminya untuk pergi ke berbelanja kebutuhan mereka dan membeli Obat untuk suaminya. Di sepanjang perjalanan Istrinya merasa resah tidak Tenang meninggalkan suaminya yang sedang sakit seorang diri. Ia cepat-cepat Melangkah dan membereskan semua keperluannya. Setelah selesai ia segera pulang dan berharap cepat-cepat menemui suaminya di rumah.

Sesampainya di Rumah ia masuk dan melihat suaminya ke dalam Rumah dan memanggil-manggil nama suaminya, tidak ada jawaban dari sang suami seperti biasanya. Ia sangat takut dan khawatir dia melihat Suaminya yang terbaring kaku di atas ranjang, dengan tangan gemetar ia mencoba memeriksa Nafas dan detak Nadi suaminya dengan diselimuti rasa takut ia memegang tangan  suaminya dan mencium kening sang suami yang semakin mengerut, linangan air mata jatuh di pipinya tangisan tanpa suara dia merasa sangat terpukul melihat suaminya yang sudah tidak bernyawa lagi, rasa bersalah membuatnya menyalahkan diri sendiri karena telah meninggalkan suaminya yang sedang sakit sendirian di rumah. Ia berlari ke dapur dan mengambil sebuah botol kecil ia menghampiri jasad suaminya sembari meminta maaf lalu meminum ramuan yang ada di dalam botol tersebut, dan seketika air matanya berhenti tubuhnya lunglai jatuh tersungkur di samping ranjang suaminya.

Dia meminum obat untuk membunuh diri karena merasa tidak berguna dan tidak bisa hidup tanpa Suaminya. Keduanya meninggal dan tubuh mereka bersampingan di atas ranjang yang sama. 

Selesai..

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun