Mohon tunggu...
Haidar Muhammad Yafi
Haidar Muhammad Yafi Mohon Tunggu... Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga

Pengamat Internet yg hobi berakal sehat untuk kebutuhan iman

Selanjutnya

Tutup

Games

"Once Upon a Mind: A Little Too Friendly", Ketika Keramahan Membawa Petaka

3 Juni 2025   16:45 Diperbarui: 3 Juni 2025   16:24 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
thumbnail game Once Upon a Mind: A Little Too Friendly (sumber: Steam)

Game ini menawarkan dua ending. Dalam ending pertama, Emily memutuskan untuk tidur setelah merasa pusing akibat tekanan dan ketakutan. Esok harinya ia membuat laporan ke polisi. Meskipun tidak ditemukan bukti pembobolan, David menghilang selama beberapa hari. Namun peristiwa berlanjut hingga akhirnya David mencoba menyerang dan digagalkan oleh Tom.

Ending 2

Sementara pada ending kedua, Emily memilih untuk langsung meminta bantuan kepada Mrs. Jacob setelah menerima pesan ancaman. Polisi segera turun tangan, menyelidiki David lebih lanjut, dan akhirnya menetapkannya sebagai tersangka setelah mengungkap banyak korban dengan modus yang sama. Ending ini menunjukkan bahwa Emily bisa selamat karena mengambil tindakan cepat dan tidak meremehkan ancaman.

cuplikan game Once Upon a Mind: A Little Too Friendly (sumber: Steam)
cuplikan game Once Upon a Mind: A Little Too Friendly (sumber: Steam)

Penjelasan

Melalui A Little Too Friendly, pemain dihadapkan pada kenyataan pahit tentang betapa bahayanya sikap ramah yang disalahartikan. Game ini mengajarkan bahwa batas personal adalah hal yang penting, dan tidak semua orang yang menunjukkan kebaikan memiliki niat tulus. Emily harus menghadapi konsekuensi dari menjadi terlalu percaya dan berbaik hati kepada orang yang belum dikenal baik.

David sebagai antagonis digambarkan tidak hanya manipulatif dan obsesif, tetapi juga cerdas dalam menyembunyikan niat jahatnya. Ia mampu menyusup ke kehidupan pribadi Emily, membangun kendali dengan kebaikan palsu, lalu menunjukkan wajah aslinya ketika tidak mendapatkan apa yang ia inginkan.

Meski berakhir dengan keselamatan bagi Emily, pengalaman ini meninggalkan luka dan trauma yang tidak mudah hilang. Ia belajar bahwa dalam kota besar yang dipenuhi orang asing, ada yang tulus membantu, namun juga ada yang diam-diam mengawasi dari kejauhan, menunggu momen untuk mendekat.

Pesan terakhir dari Emily mengingatkan kita untuk waspada terhadap orang yang terlalu ramah, terlalu cepat ingin dekat, dan mulai mengendalikan hidup kita dengan kebaikan yang tampak indah namun menyimpan bahaya. Itulah awal dari banyak cerita yang berakhir tragis.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Games Selengkapnya
Lihat Games Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun