Mohon tunggu...
Yoga Prayoga
Yoga Prayoga Mohon Tunggu... Lainnya - Al Akhlaku Fauqol Ilmi

Sang pengejar cita-cita

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Terorisme Mengincar Generasi Muda

17 Mei 2018   21:03 Diperbarui: 17 Mei 2018   21:05 263
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: www.mediaindonesia.com

Teman-teman muda, kisah tentang muda tak henti-hentinya menjadi bahasan dan perbincangan hangat. Ibarat buku, bab generasi muda menjadi bab paling memikat. Apa pasal? Ya, generasi muda terus 'diincar' secara postur, usia dan masih panjangnya perjalanan hidupnya, itulah yang menarik gejolak asa.

Di berbagai ranah kehidupan berbangsa dan bernegara, generasi muda makin memikat, lantaran tuntutan perannya bagi bangsa dan negara. Tentu tak berlebihan, oleh karena memang anak muda sebagai harapan bagi generasi mendatang yang akan memainkan peran bagi bangsa dan negara. 

Harapan dan tantangan Tampaknya terus bersahutan. Ada kebanggaan saat melihat keberhasilan generasi dalam berbagai prestasi. Kini tampak banyak generasi muda yang punya kesadaran untuk berdedikasi di masyarakat lewat berbagai bentuk, baik perorangan maupun secara organisasi. 

Dulu kita bangga dengan tampilnya tokoh-tokoh muda zaman pergerakan seperti Soekarno, Hatta, Agus Salim, Syahrir, Wahid Hasyim dan masih banyak lainnya. Mereka inilah yang menjadi "energi" kemerdekaan bangsa sekaligus pembangun format bangsa yang berkarakter dan berkepribadian. Tetapi juga ada kemirisan ketika anak muda berada dalam jalan penuh tikungan.

Anak-anak muda yang terdoktrin untuk tidak mau menghormati bendera merah-putih, karena meyakini bisa membawa kesyirikan. Ini jelas fakta yang mencemaskan, karena bisa menjadi "benih" radikalisme. Teror bom yang dilakukan anak muda pun kembali, men-lantik pertanyaan, mengapa anak-anak muda itu 

terpikat untuk ikut-ikutan melakukan aksi teror? Ya, faktanya "pengantin-pengantin" yang dijadikan "tumbal" teroris dalam melakukan aksi bom bunuh dirinya banyak dimainkan oleh anak muda. Cobalah kita simak fakta bahwa sekitar 80 persen dari 600 terduga teroris yang ditangkap adalah remaja berusia 18-30 tahun. Lagi-lagi, data ini membuktikan bahwa anak-anak muda menjadi sasaran perekrutan jihad instan untuk mencederai bangsa sendiri. 

Para anak muda itu sebenarnya merupakan korban dari perekrutan dan indoktrinasi konsep jihad yang kebablasan atau salah kaprah. Anak muda yang sedang mencari identitas diri itu, terpikat oleh janji surga untuk orang-orang yang berjihad, tetapi oleh mentornya tidak dijelaskan makna jihad yang sebenarnya.

Mereka tidak mengerti apa yang menjadi sasaran jihad, syarat-syarat apa yang harus dipenuhi, dalam kondisi apa perintah jihad itu dilaksanakan. Akhirnya, korbannya justru diri mereka sendiri dan orang lain yang tidak berdosa. 

Aksi teror terus terjadi bahkan dengan langkah pastinya" mereka mengkader anak-anak belia untuk tetap dalam lingkaran ideologi terorismenya Caranya kader yang ditargetkan para pelaku Terorisme tersebut adalah upaya bisa menggaet para anak muda untuk dipengaruhi dan bisa melanjutkan ideologi amoralnya.

Seperti kalau lagi kita melihat pada tragedi ledakan bom di J W Marriot dan Hotel Ritz-Carlton tahun 2009, yang ternyata salah satu pelakunya adalah anak muda berusia 18 tahun yang baru saja lulus SMU. Jelas-jelas sudah bahwa kelompok radikal tidak akan berhenti regenerasi. 

Yah, anak muda dipilih karena mudah dicuci otak. Para suhu radikalisme selalu memasukkan pemahaman yang Salah ke otak anak-anak muda. Ini akan menjadi lebih mudah karena iming-iming yang disampaikan biasanya terkait dengan mati syahid, masuk surga, dan ditemani bidadari nan cantik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun