Mohon tunggu...
Ahmad Marjuni
Ahmad Marjuni Mohon Tunggu... Administrasi - Mahasiswa

Sanggam

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sebuah Pesan eps 4 | Bangkit

21 April 2021   14:00 Diperbarui: 21 April 2021   14:19 262
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dok. Pribadi : Rumah Banjar di Paramasan 

Anshar dan kawan-kawanku yang lain memang sering meminta cheat denganku karena aku banyak sekali hafal, waktu itu memang cheat sangat di cari-cari dan terkadang diperjualbelikan dengan dalih susah mencarinya. Aku biasa mendapat  cheat ini dengan sepintas melihat catatan orang lain, lalu ku hafalkan dan ku catat kembali. Selain itu, aku juga biasa membelinya dengan kawan di kampung lain. Oleh sebab itu, di kampungku yang paling banyak menguasai cheat atau memilikinya adalah aku, maka tak dipungkiri bahwa orang-orang sering mencariku sekedar meminta atau membeli cheat tadi.

Baiklah, aku meminjamkan satu halaman catatan cheat tadi kepada Anshar dengan syarat jangan disebarluaskan ke orang lain. Ia menyepakati dan langsung mencatat cheat tadi. Lagi-lagi waktuku tersita hanya untuk menunggu dia mencatat cheat tadi.

Waktunya tiba, Anshar selesai mencatat lalu kembali ke rumah atau bisa saja langsung ke tempat rentalan PS. Entahlah, karena saat itu aku tak mengantarnya ke rumah. Saatnya tiba, kembali ku buka buku pelajaran Agama, nyut nyut rasa ngilu di kepala, mungkin karena aku belum tidur siang hari ini. Kembali kubaca perlahan buku tadi hingga terdengar suara adzan dzuhur, "Allahu Akbar Allahu Akbar" khas suara kaum Masjid di dekatku yang sampai sekarang masih ku rekam jelas di telingaku karena suara beliau yang khas. Saatnya menutup buku, bersiap-bersiap untuk sholat dzuhur serta dilanjutkan dengan makan siang.

Aku merenung setelah sholat dan makan siang tadi, merenung kembali memikirkan apakah nilaiku nanti akan baik-baik  saja agar bisa memperbaiki hubunganku dengan guru idolaku. Rasa kantuk pun tiba, aku pergi ke kamar merebahkan diri mempersiapkan istirahat tidur siang sembari kembali mengingat apa yang sudah dipelajari dari buku pelajaran agama sebelum siang menjelang tadi. Kesadaran pun hilang, akhirnya aku tertidur pulas tanda lelah pikiran dan fisik.

"Jangan Karena Tak Bisa Menari, Lantai Dikatakan Terjungkit." Bunda Hatmiati Masy'ud

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun