Mohon tunggu...
Iffah Elazhari
Iffah Elazhari Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Ruang Lingkup Strategi Layanan BK bagi Klien Traumatik

24 Oktober 2018   21:00 Diperbarui: 25 Oktober 2018   19:04 2347
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
http://poskotanews.com/cms/wp-content/uploads/2018/08/polri-bantu-korban-gempa-hilangkan-trauma-angga-ist.jpg

Trauma Neurosis. Salah satu gangguan yang biasanya terjadi langsung pada saraf otak, akibatnya terkena benturan benda maupun pukulan di area kepala. Untuk para penderita trauma ini kondisi tidak sadar, yang sifatnya sementara.

Trauma Psychosis. Gangguan yang sumbernya berasal dari kondisi maupun problem dari fisik, misalnya cacat tubuh, dan ambutasi. sehingga menimbulkan shock. Ganggan kondisi tersebut terjadi karena masih terbayang-bayang dari peristiwa yang dialami dan timbulnya fobia dan histeris.

Trauma Diseases. Biasanya gangguan ini yang bersumber dari pengalaman individu secara berulang-ulang, misalnya pemukulan, anacaman, teror penjahat.

Jadi kondisi trauma ini mempunyai sifat masing-masing baik trauma yang sifatnya ringan, sedang maupun berat. Kalau ringan, saat melakukan proses pengembangannya itu biasanya tidak berlarut-larut, dan mudah diatasi sehingga tidak memakan waktu yang lama, begitu juga sama halnya dengan sifat trauma yang sedang. Lain halnya dengan sifat trauma yang berat ini memungkinkan agak sulit, harus membutuhkan waktu yang cukup lama, sehingga dibutuhkannya konseling yang penuh dengan kesabaran, keikhlasan serta benar-benar siap menangani dan kesadaran bagi orang-orang yang sudah terlatih untuk menangani dengan baik.

  • Target dan Metode yang Digunakan

Dalam layanan konseling traumatik ini diberikan oleh korban yang mengalami depresi yang cukup berat, baik dari pihak orang tua maupun anak. Sehingga bagi anak-anak perlu dibantu secara khusus agar pola pemikiran anak tersebut dapat menatap masa depan dengan harapan yang baru dan kondisi yang baru. Begitu juga bagi pihak orang tua, layanan ini diharapkan memberikan bantuan kepada mereka untuk memahami serta dapat menerima apa yang sudah terjadi dalam kenyataan hidup dan selanjutnya agar mampu melupakan apa yang telah terjadi dalam tragedi saat itu.

Sehingga untuk menstabilkan kondisi seperti ini, layanan konseling traumatik dari pihak orang tua juga memberikan sebuah modal awal untuk memulai kehidupan yang baru dengan cara memberikan pekerjaan yang sesuai, dengan begitu mereka dapat menjalani pola hidup yang mandiri, sehingga tidak mengandalkan donasi dari pihak yang lainnya.

Dapat disimpulkan bahwa untuk mencapai sebuah efektivitas layanan ini, maka konselor dapat menggunakan dua pendekatan sekaligus, yaitu layanan yang bersifat individual, ini hanya khusus yang tingkat depresinya bersifat berat, dan yang sifatnya sedang yaitu menggunakan pendekatan kelompok. Dengan seperti itu layanan pendekatan kelompok menjadi efektif jika para korban membentuk sebuah forum sesama korban satu dengan yang lainnya, hal ini memudahkan konselor untuk menangani dan juga mereka saling membantu untuk keluar dari kesukaran yang mencemaskan.

Menangani penyakit psikologis seperti ini memang butuh waktu yang cukup lama prosesnya sehingga diharuskan untuk selalu konsisten dalam menangani klien tersebut. Sehingga dari pihak pemerintah juga bisa menerjunkan relawan guna bertugas untuk memberikan layanan konseling traumatik tersebut. Mungkin dapat dipahami bahwa adanya kesulitan tersendiri dari pemerintah untuk menerjunkan tim konseling khusus traumatik, karena mencari relawan yang mempunyai ilmu pengetahuan serta mahir dalam bidang ini juga tidak mudah. Akan tetapi pasti pemerintah mempunyai banyak cara sehingga bagaimanapun caranya layanan traumatik ini bisa disajikan dalam rangka membantu para korban bencana alam.

Perlu dipahami juga bahwa manusia yang hidup di dunia ini tidak hanya beraktivitas sekedar makan dan minum saja, tapi manusia juga butuh yang namanya sentuhan dari psikologis guna bertujuan untuk menyalakan api dalam kehidupan diri sendiri. Sehingga dari layanan konseling traumatik ini pemerintah dapat memfasilitasi agar dapat tercipta komunitas di daerah bencana sehingga dapat menjadi ajang silaturahmi antar warga korban.

  • Menangani Trauma dengan Baik

Pada dasarnya yang namanya trauma itu tidak memandang dari segi umur. Dan pasti bisa terjadi pada anak-anak, remaja, serta orang dewasa pun bisa mengalaminya. 

Disini bedanya ketika anak kecil yang mengalami trauma, yang pasti ia tidak dapat memahami apa yang sedang menimpa dirinya. Dan ketika trauma di alami oleh orang dewasa ini juga dapat mengakibatkan pada pola pikir dan perubahan kepribadiannya, bisa saja nanti dia menjadi seorang yang pendendam, dan lebih waspada jika ia menjadi pelaku dari kekerasan. Sehingga trauma sangat penting untuk ditangani secepat mungkin, jadi peran konselor yaitu dengan melakukan, misalnya yaitu dengan cara meredakan perasaan baik perasaan cemas, putus asa, dst. Bisa juga dengan cara menunjukkan sikap yang rileks, menciptakan keseimbangan antar pribadi dan mampu penyesuaian diri dengan situasi baru. Selanjutnya agar korban dapat menerima sebuah kesedihan yang wajar, memberikan dukungan yang tinggi kepada konseli.

  • Rancangan Dalam Program Pemulihan Trauma

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun