Mohon tunggu...
Suryanto Rauf
Suryanto Rauf Mohon Tunggu... Jurnalis - Bumi Ku Adalah Bumi Manusia

Bumi manusia

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Perempuan dan Celana Pendek

4 September 2019   08:50 Diperbarui: 4 September 2019   09:25 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
fOTO: DEPAN MANTOS - PUAN-PUAN MANADO


Malam itu Tutu terjebak hujan, karna tak ingin basa kuyub, ia akhirnya menepihkan diri disalah satu bangunan Tua yang banyak perempuan pekerja prostitusinya, Tutu sebenarnya baru saja berkunjung kerumah teman yang mengundang dirinya untuk makan malam dirumah. Kebetulan waktu itu temannya sedang mengadakan acara makan-makan atas rasa syukur karna  telah diWisuda.

Hujan malam itu nyatanya tidak seperti yang diperkirakannya, karna hujannya lama reda tutupun mulai kedinginan, karna tidak membawa jaket tebal. Memang Rencana Tuhan tidak ada yang tau. Udara dingin malam itu mulai menusuk hingga keTulang- tulang, apalagi ditamba Angin sepoi-sepoi yang datang dari segala sisi, lengkaplah sudah penderitaan Tutu malam itu, Suasana bangunan yang terbuka membuat Tubuh Tutu semakin kedinginan saat Hari semakin malam.

Dari sisi sebelah kanan tepat Tutu berdiri Terlihat beberapa Gadis mudah seumuran dengan dirinya sedang asik menemani Beberapa lelaki hidung belang yang datang untuk melakukan penawaran. Awalnya Tutu berpikir lelaki-lelaki itu adalah teman-teman mereka, padahal mereka adalah orang-orang yang datang untuk melampiaskan nafsu birahinya.

Mungkin mereka sedang bosan dengan Istri atau kekasih mereka dirumah dan kos-kosan sehingga mereka memilih datang ketempat itu untuk memintah dilayani para gadis-gadis Cantik itu. Kota selalu saja menawarkan Sesuatu yang tidak perna ada didesa. Seperti halnya Pekerja prostitusi yang disaksikan Tutu saat itu.

Perempuan memang mempesona sehingga Banyak lelaki yang jatuh kedalam Pelukan mereka, Pesona perempuan adalah Surga yang diberikan Tuhan untuk dinikmati para Suami namun sayang dengan peradaban dan kemoderenan jaman hal-hal demikian tidak lagi menjadi Hijab yang perlu dilindungi dan dijaga oleh sebagian perempuan, semua telah jatuh dan terjebak kedalam lumbung dosa yang menyesatkan banyak orang. 

Harga diri mereka dengan muda bisa didapatkan dialun-alun kota maupun tempat Klub malam dan karaoke dalam harga yang beragam sesuai kelas yang telah disajikan.

Setelah hampir 2 jam Tutu bertedu dibawah bangunan Tua itu dan menyaksikan Aktifitas yang Cukup Langka baginya akhirnya Tutu bisa melanjutkan perjalannya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun