Kudus merupakansalah satu kabupaten terkecil di profinsi jawa tengah. meskipun kabupaten kota kudus itu kecil tapi kudus merupakan kota yang sudah maju dan mempunyai objek wisata yang banyak dikunjungi oleh orang. berikut adalah temp[at yang baik untuk di kunjungi di kudus.
Melihat Fosil di Patiayam
Situs Patiayam adalah tambahan terbaru ke situs penemuan fosil di Jawa. situs yang lebih tua dan lebih dikenal berada di Sangiran dan Trinil. penggalian serius di bukit Patiayam telah dimulai pada tahun 2006, tapi sudah lebih dari 3000 kg fosil telah digali, di antaranya adalah manusia primitif, Pithecanthropus Erectus. Tapi sebenarnya kebanyakan fosil hewan merupakan hasil penemuan oleh petani yang sedang bekerja ladang mereka. Jika Anda tertarik dan punya waktu, Anda bisa menghabiskan waktu menjelajahi bukit dengan harapan menemukan sesuatu sendiri.
Menara Kudus
Sumber: http://www.abouturban.com
Menara Kudus merupakan bangunan tua yang dibangun pada abad ke-16 oleh batu bata merah, arsitektur Menara Kudus adalah budaya pencampuran antara Hindu-Jawa dan Islam.
Sumber air mineral 3 rasa Rejenu
Sumber: https://www.brilio.net
Mengunjungi gunung colo di muria bukan hanya untuk berziarah ke makam sunan muria saja. Para pecinta alam mungkin ingin mengeksplorasi sisi gunung juga. Sekitar 3 km menanjak dari parkir Colo ada sumber air mineral, Sendang Tiga Rasa. Ada tiga lubang air kecil dekat bersama-sama, di mana orang datang untuk mencicipi seteguk ataupun mengisi botol.
Muria
Sumber: http://santossalam.blogspot.co.id
Muria, berasal dari nama bukit yang bernama Marwah yang diberikan oleh Amir Haj ( R. Umar Said ) untuk menyebut daerah yang didiami sebagai tempat da’wahnya yaitu di daerah Kudus sebelah utara. Oleh masyarakat setempat Marwah diucapkan dengan Muria sampai sekarang. Nama Muria dipakai sebagai nama salah satu gunung yang semula bernama gunung Gundul atau Gundil. Sebelum Sunan Muria datang di daerah tersebut, nama daerah itu adalah Muriapada. Adapula yang berpendapat bahwa nama Muria berasal dari kata “ Mulia” sebab daerah tersebut didiami oleh seorang alim, seorang wali yang mulia.
Makam sunan Muria
Sumber: https://www.pegipegi.com
Sunan Muria adalah salah satu Walisongo, sembilan guru atau orang bijak yang menyebarkan Islam di Jawa Tengah dan dalam melakukannya mengubah Tradisi Hindu dan masyarakat Buddha. Hal ini sesuai dengan keyakinan yang berlaku umum, namun tidak ada konsensus tentang identitas Walisongo. Hal ini belumlah pasti apakah memang ada sembilan, apakah mereka semua hidup di era yang sama (abad ke-15), apakah mereka anggota dewan, apakah mereka dari Arab, Jawa atau keturunan Cina. Selama masa pemerintahan Presiden Soeharto itu dilarang untuk mempromosikan teori bahwa mereka keturunan dari masyarakat Cina, saat ini bahwa ide ini populer lagi di kalangan orang Indonesia ethnik Tionghoa. Namun, bukti yang pasti telah hilang. Ketidakpastian ini tidak mencegah umat Islam dalam jumlah besar untuk mengunjungi situs yang diyakini sebagai makam Walisongo tersebut.
Air terjun Monthel
Sumber: http://sabilu17.blogspot.co.id/
Salah satu daya tarik lain di muria adalah air terjun Monthel di sungai Rejenu, namun kami harus mengatakan mungkin ada yang lebih baik dari pada air terjub ini. Airnya tidak bersih, dan tempat nya sudah tercemar dengan terlalu banyak pengunjung. Tapi air terjun ini terdekat dari makam Sunan Muria kita berpapasan dalam perjalanan menuju sumber air mineral rejenu. Ada lagi, mungkin lebih bersih air terjun yang lebih tinggi di sungai Rejenu: Air Terju Ginggomino.
Museum kretek
Sumber: http://www.1001wisata.com
Fabrikasi rokok kretek di Indonesia telah menjadi aset ekonomi utama Kudus selama bertahun tahun. Semuanya dimulai dengan penemuan Haji Djamari, yang menemukan bahwa tidak hanya menggosok dada dengan minyak cengkeh yang melegakan dadanya, tetapi juga mencampur bubuk cengkeh kedalam rokok nya.
Tetapi Nitisemito adalah salah yang mengawali kekayaannya membuat roko kretek. Mulai tahun 1906 bersama-sama dengan istri dan anak-anak perempuan mereka melinting rokok dengan tangan, dan dalam kurun waktu tiga puluh ia menghasilkan 2 juta batang rokok sehari dengan tenaga kerja 6000, dan ia dianugerahi gelar sebagai bangsawan. Awalnya tembakau dan cengkeh bubuk digulung dalam daun jagung kering, yang disebut Rokok klobot. Pembungkus kertas kemudian digunakan. Pada tahun 1938 nasibnya terbalik karena "pajak perang" dan merek terkenal BAL TIGA sudah tidak ada lagi. Sebagai gantinya ada beberapa pabrik kretek lainnya di Kudus, di antaranya Djarum, Sukun, Djamboe Bol dan Nojorono.
Djuragan clothing dan Nemo clothing merupakan tempat grosir termurah dengan kualitas export. Jika di sumatra utara tidak mempunyai tempat grosir atau anda yang ingin menjadi reseller kami bisa hubungi kami 0857 2595 4654. dan kunjungi juga di website kami