Mohon tunggu...
riyanto adji
riyanto adji Mohon Tunggu... -

Name Riyanto Sex/Marital Status Male/ Married Place & Date of Birth Tegal, April 09th 1979 Religion Moslem

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Antara Indonesia, R. R. China dan Kesejahteraan Petani

13 Juni 2014   03:30 Diperbarui: 20 Juni 2015   03:58 207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Hubungan antara Indonesia dan R. R. China sudah terjalin sejak masa orde lama, dimana pada masa itu presiden Soekarno sudah menjalin komunikasi dengan petinggi R. R. China secara baik. Kedekatan Ir. Soekarno dengan petinggi R. R. China dibuktikan dengan rencananya membuat poros Jakarta – Beijing, namun, pasca tragedi G30S/PKI hubungan kedua negara menjadi renggang, terlebih setelah lengsernya Ir. Soekarno ada gerakan anti China, diskriminasi untuk warga keturunan China di Indonesia berjalan selama kekuasaan orde baru.

Sekian lama hubungan Indonesia dan R. R. China tidak terjalin dan pada tahun 1992 hubungan kedua negara mulai dijalin kembali, namun baru beberapa tahun terjalin terjadi tragedi yang sempat membuat hubungan kedua negara sempat merenggang yaitu pada masa reformasi tahun 1998 dimana ada tuntutan rakyat agar penguasa saat itu Soeharto dipaksa lengser, disisi lain ada perlakuan kurang manusiawi kepada warga keturunan China, dimana berbagai tindakan kriminal datang dan menghantui warga keturunan.

Seiring berjalanna waktu, sekarang hubungan kedua negara sudah semakin membaik, Pemerintah R. R. China memberi kesempatan kepada generasi muda Indonesia untuk belajar ke negeri panda sebagai upaya pertukaran budaya, walaupun Indonesia belum menjadi negara tujuan utama di asia tenggara dalam pertukaran pendidikan, selain kerjasama bidang pendidikan, kerjasama bidang perdagangan-pun telah dijalin.

R. R. China dan Dunia Pertanian

R. R. China dulu adalah negara miskin namun sekarang sudah banyak kemajuan yang dialami dalam berbagai hal, bahkan negara ini sekarang menjadi kekuatan baru di dunia. Teknologinya sudah bisa disejajarkan dengan negara industri lainnya di dunia seperti Jepang, di bidang ekonomi sudah sejajar dengan Amerika. Negara dengan penduduk terpadat di dunia ini mampu memberi kemakmuran dan kesejahteraan rakyatnya, yaitu dengan meningkatkan dunia pertanian.

Teknik dan teknologi pertanian R. R. China sudah jauh lebih maju sehingga negara ini mampu memenuhi sebagian besar kebutuhan pangan bagi rakyatnya. Kemajuan pertanian R. R. China tidak lepas dari peran pemerintah dan kerja keras ilmuwan serta petaninya. Teknik dan teknologi pertanian R. R. China berkembang pesat seiring dengan perkembangan jaman, laboratorium pertanian sudah tersebar di seluruh provinsi dibawah pengawasan Universitas Pertanian yang ada di setiap provinsi.

Jika ada masalah, seperti hama atau masalah lain yang akan menjadi penghambat dalam proses bercocok tanam, maka tindakan dan gerakan cepat ilmuwan selalu di ikuti oleh cepatnya tindakan yang di ambil pemerintah dan tindakan langsung oleh petani di lapangan, sehingga target yang telah di rencanakan pemerintah dalam pemenuhan kebutuhan pangan akan mudah teratasi.

Memang dalam pemenuhan kabutuhan pangan seperti beras, R. R. China tidak total dari dalam negeri dan masih mengandalkan impor dari Vietnam, hal ini dikarenakan banyaknya populasi dan semakin menyempitnya lahan serta faktor lain yang mempengaruhi hasil panen, namun pemenuhan kebutuhan pangan ini sebagian besar sudah dapat terpenuhi oleh pasokan dalam negeri sehingga impor beras hanya untuk memenuhi kebutuhan total.

R. R. China dalam dunia pertanian sudah sangat modern karena pemerintahnya telah berusaha menyediakan segala kebutuhan pendukung proses pengolahan lahan seperti mesin pembajak sawah dan berbagai jenis mesin telah dapat di produksi dari dalam negeri.

Selain teknik dan teknologi pertaniannya yang sudah maju, ternyata pengelolaan kelompok tani tidak kalah hebat dan perlu di contoh oleh Indonesia. Kelompok tani ini memiliki jaringan yang kuat dan yang terpenting adalah komunikasi. Setiap petani wajib memiliki handphone sebagai alat komunikasi yang sangat mobile.

Komunikasi yang intens memberikan berbagai keuntungan bagi petani karena dapat mengetahui harga dasar kebutuhan pangan di pasar dunia, selain ini komunikasi ini dapat di jadikan alat bertukar informasi mengenai permaslahan pertanian, baik itu masalah hama, jenis varietas unggulan atau yang lainnya.

Hubungan R. R. China dan Indonesia

Kemajuan dunia pertanian R. R. China sangat bagus jika dapat ditularkan ilmunya kepada Indonesia, mengingat Indonesia adalah negara subur yang penduduknya mayoritas petani. Terlebih setelah kunjungan presiden baru R. R. China Xi Jinping pada 2-3 Oktober 2013 silam, dimana Xi Jinping menegaskan bahwa "Cina bersedia bersama-sama membangun masa depan masyarakat Cina-ASEAN yang lebih erat untuk mendapatkan manfaat bagi masyarakat kita".

Dari pernyataan ini sudah jelas jika R. R. China sudah membuka pintu bagi Indonesia untuk bisa saling bekerjasama demi mendapatkan manfaat bersama. Komunikasi bilateral dua negara yang telah dijalin presiden SBY dengan Xi Jinping harus bisa ditindaklanjuti, namun hal ini mungkin akan dapat terealisasi pasca pemilihan presiden juli mendatang karena pemegang tapuk pimpinan tertinggi adalah presiden.

Jika diperhatikan secara seksama mengenai hubungan kerjasama ini, maka diharapkan presiden mendatang adalah pemimpin yang sudah bisa memiliki hubungan baik dengan R. R. China sehingga kerjasama yang akan dibangunpun bisa sinergis dengan agenda kedua negara.

Indonesia, R. R. China dan Kesejahteraan Petani

Indonesia dan R. R. China memiliki persamaan yaitu negara dengan penduduk mayoritas adalah petani. Jika kita bandingkan kesejahteraan kaum petani dari dua negara tersebut maka sudah jelas Indonesia sudah tertinggal jauh. Keberhasilan R. R. China dalam usaha mensejahterakan kaum petani perlu kita pelajari ilmunya, selain itu teknik dan teknologi pertaniannya perlu dipelajari juga.

Kesejahteraan petani tidak tercipta dengan sendirinya melainkan perlu sinergisitas antara unsur pemerintah, unsur ilmuwan atau kaum akademisi dan unsur petani. Dimana ketiga unsur pokok tersebut bekerja sesuai keahlian dan kapasitasnya, Pemerintah sebagai pemegang kebijakan harus lebih pro petani dalam memutuskan perundang undangan agraria. Ilmuwan atau kaum akdemisi sebagai agen perubahan bertugas meneliti dan mencari inovasi inovasi terbaru bagi dunia pertanian, sedangkan petani hanya sebagai eksekutor di lapangan yang melaksanakan kebijakan yang telah ditetapkan dan inovasi yang telah ditemukan. Jika 3 unsur ini bersinergis, maka kesejahteraan akan terwujud, cita cita swasembada panganpun dapat terealisasi, sinergisitas ini sudah tercipta di R. R. China.

Apakah Indonesia bisa mengikuti jejak R. R. China dalam mensejahterakan petani?, tergantung dari hasil pemilihan umum presiden mendatang, apakah akan siap mengadopsi ilmu dari R. R. China untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat atau tidak.

Presiden mendatang adalah presiden yang siap membela kepentingan rakyat guna memakmurkan bangsa, siapakah dia? kita tunggu hasil pilihan masyarakat Indonesia.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun