Mohon tunggu...
12013Y
12013Y Mohon Tunggu... Seniman - Fresh Graduate

Real person trying to be more real by seeing reality as real as possible.

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Cemooh bagi Mereka yang Ragu pada Quick Count dan KPU

21 April 2019   15:13 Diperbarui: 21 April 2019   15:32 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Heran saja, orang-orang semakin pintar melawak, banyak bersliweran cemooh, hinaan, ejekan, bahkan umpatan kepada mereka yang meragukan quick count, mengindikasikan kecurangan, dan sibuk mengumpulkan foto kertas C-1. Hal-hal yang tidak sepantasnya dijadikan lawakan.

Berhenti berdebat! siapapun presidennya sama saja! bersatulah kembali! jangan gaduh dan bikin ribut! hargai kerja kami! ayo dukung pilpres damai! dan lain-lain, dan sebagainya, dan seterusnya.
Semua itu benar, cuma salah alamat aja...

Gak perlu dihimbau dan diarahkan, masyarakat sudah tau hakikat pilpres, saling menghargai, dan persatuan. Masalah seperti itu biar kami cari sendiri, urus saja moralmu urus saja ahlakmu, pemilu yang sehat yang kami mau.

Kegaduhan ini bukan tanpa sebab, saat ada indikasi kecurangan, kau berharap semua tenang diam menyaksikan? mana mungkin!. Su'udzon Wohohoho! dengan banyaknya berita dan bukti yang beredar wajar orang curiga, mereka yang tidak curiga justru makin menambah curiga.

Menjadi umat terbaik itu tidak untuk menyerukan kebaikan saja, tapi juga mencegah kemungkaran.
Kezaliman ada bukan hanya karena banyaknya orang-orang jahat, tapi juga karena diamnya orang-orang baik. Saat orang benar diam terhadap kebatilan, maka orang batil akan merasa dia benar.

Jadi, pihak manapun yang menang nanti, gak ada urusan, tapi keganjilan ini tidak bisa dibiarkan entah siapa yang akan diuntungkan dan siapa yang dirugikan saat itu terungkap.

Jangan mencemooh mereka yang berusaha mencari dan mengungkap kebenaran, mereka juga rakyat sama dengan kita semua, bayangkan kalau mereka itu diam saja, bagaimana kita tahu bahwa ada masalah, itu namanya fungsi pengawasan. Beraksilah, bicaralah, atau paling gak "mbatin" dalam hati, meski tergolong dalam selemah-lemahnya iman.

PS: buat kalian yang menjadikan masalah suara ini sebagai bahan ejekan, becandaan, sumber kepusingan, biar dikira paling "cool", netral, dan melek politik mendalam padahal dangkal. GAK LUCU!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun