Resensi Film Phantom Thread (2017)

The tea is going out. The interruption is staying right here with me.

Reynolds Woodcock (Daniel Day-Lewis) merupakan perancang busana yang perfeksionis sekaligus eksentrik, dia dikenal mampu menciptakan busana yang elok dan mampu mewakili pribadi sang pemakai. Dengan sifat perfeksionis dan eksentriknya Reynolds justru kurang mampu mempertahankan hubungan dekatnya dengan beberapa wanita, satu-satunya wanita yang bisa dekat dengan Reynolds adalah Cyrill (Lesley Manville) sang kakak yang tetap mendampingi Reynolds.

Ketika hendak menenangkan diri di suatu tempat Reynolds bertemu dengan Alma (Vicky Krieps) seorang pramusaji muda dengan wajah menawan dan cantik. Reynolds merasakan ketertarikan pada Alma begitu pula sebaliknya, dalam waktu singkat keduanya menjadi dekat bahkan Reynolds langsung membuatkan baju khusus untuk Alma dan mengajaknya tinggal di rumahnya sekaligus menjadi model untuk rumah busananya.

Reynolds memiliki ritme pekerjaan yang unik, dia bisa bekerja di saat sarapan tanpa ada gangguan atau bekerja hingga larut malam dalam keheningan. Alma yang tidak tahu soal kebiasaan Reynolds masih membawa perilaku lamanya, ia begitu ribut saat sarapan yang cukup mengganggu konsentrasi Reynolds bahkan beberapa kali menginterupsi kegiatan Reynolds meskipun itu merupakan bentuk perhatiannya kepada Reynolds.

Reynolds yang terkesan mengacuhkan Alma sebenarnya sangat menyayanginya namun tak tahu cara bertindak karena fokusnya hanya pekerjaan, sementara Alma terus mencari cara bagaimana bisa membuat Reynolds lebih memperhatikannya meskipun sibuk bekerja.

Jika melihat karakter Reynolds Woodstock saya langsung mengasumsikan karakter itu mungkin banyak merepresentasikan kepribadian sang sutradara film ini, Paul Thomas Anderson, sutradara ini dikenal begitu perfeksionis saat bekerja sehingga meskipun selalu menghasilkan film yang unik dan menawan namun tidak banyak artis yang mampu mengikuti ritme kerjanya. 

Di film ini Paul Thomas Anderson mengangkat kisah anak manusia yang terkungkung dalam kondisi psikologis yang aneh, susah dipahami, namun terlihat nyata. Hubungan romantis antara karakter Reynolds dan Alma hanya bermain dalam tataran gestur serta tingkah laku meskipun minim intens fisik namun mampu tepat mengena sehingga membuat alur cerita tidak menjadi cengeng. 

Daniel Day-Lewis tetap membuktikan dirinya sebagai salah satu aktor yang mampu menjaga kualitas aktingnya, dia mampu secara utuh bertransformasi sebagai perancang busana yang teliti, sangat fokus, namun memiliki masalah saat memulai suatu hubungan. 

Lesley Manville juga tampil bagus sebagai kakak Reynolds yang tahu apa yang ada dalam pikiran sang adik, dia menjadikan karakter Cyrill lebih kalem dengan aura yang kuat tanpa harus meledak-ledak. Vicky Krieps menjadi kejutan, sebagai pendatang baru dia mampu menjaga chemistry aktingnya dengan Daniel Day-Lewis sehingga karakternya tidak hanya menjadi pelengkap semata, saya penasaran setelah film ini apakah Vicky Krieps bisa naik ke level selanjutnya sebagai aktris?

Film ini menuai sejumlah nominasi dan penghargaan termasuk satu piala Oscar dan lima nominasi di ajang Academy Awards tahun 2018. Film ini pula menjadi film terakhir bagi aktor kawakan Daniel Day-Lewis yang beberapa bulan setelah proses syuting film ini memutuskan untuk pensiun dari dunia akting, Daniel Day-Lewis dikenal sebagai salah satu aktor yang mampu menjaga kualitas aktingnya dengan koleksi sejumlah penghargaan termasuk tiga piala Oscar, beliau juga sangat selektif memilih peran terlihat dari jejak filmografinya mulai dari awal karirnya ditahun 1982 hingga tahun 2018 tercatat hanya membintangi 20 judul film.