Ben menelpon 911 dengan gugup, dia melaporkan tentang adanya kasus bunuh diri, saat ditanya oleh operator telpon 911 siapa korbannya dia menjawab "saya".
Ben mengalami trauma akibat kecelakaan saat mobil yang dikendarainya menyerempet sebuah mobil penumpang sehingga merenggut nyawa istrinya dan tujuh orang lainnya. Ben lalu memutuskan untuk melakukan semacam "penebusan dosa" dengan mendonorkan bagian penting tubuhnya, mulai dari paru paru yang ia donorkan ke adiknya, kemudian ginjal, liver, dan sumsum tulang yang ia donorkan ke tiga orang berbeda. Tak hanya itu, ia juga memberikan rumah mewahnya ke seorang wanita dengan dua anak yang kerap disiksa oleh pacarnya. Terakhir dia ingin mendonorkan mata dan jantungnya, untuk itulah dia mencari orang yang pantas untuk menerimanya.
Ben pun memilih Ezra (Woody Harrelson) seorang customer care buta namun pandai bermain piano, dan Emily (Rosario Dawson) seorang wanita yang memiliki kelainan di jantung. Tanpa mampu dikendalikan Ben, ia pun jatuh cinta pada Emily, disaat itulah keadaan dilematis membuatnya memilih antara tetap mendonorkan jantung dan matanya atau hidup bersama Emily.
Film ini seakan mengetuk sebuah pertanyaan di dalam diri saya pribadi: apakah ada manusia seperti Ben di dunia nyata?