Mohon tunggu...
Sugiman W
Sugiman W Mohon Tunggu... Buruh - Saya

Menulis "sesuatu" di Jogja. Sudah jarang nulis di sini.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Pengetahuan Berharga dari Pelopor Batik Tulis Jahe Selawe

4 November 2017   16:51 Diperbarui: 4 November 2017   16:57 1363
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ibu kandung saya penjual batik di pasar pelosok desa. Saya masih sangat kecil dan belum memahami kehidupan hakiki, tidak tahu menahu perbatikan. Yang teringat, saya memiliki banyak baju batik yang didominasi warna coklat. Beberapa kali menengok jualan ibu ke pasar yang sepi, dan lambat laun tutup. Masa itu baru booming pabrik tekstil dan perusahaan pakaian jadi skala besar, harga kain lebih murah dari batik tulis dan cap. Masyarakat pun beralih membeli kain dan pakaian jadi.

Saya yang masih kecil menarik kesimpulan, corak dan warna batik membosankan. Tiap ada acara pernikahan, para tamu menggunakan batik warna coklat. Batik yang saya punya juga hanya dipakai saat diajak pergi ke pernikahan atau silaturahmi. Setelah baju batik kekecilan, saya tidak mau menggunakan batik lagi hingga dewasa.

Keadaan berubah semenjak batik diklaim dan diproduksi negara lain. Masyarakat Indonesia bereaksi dan mulai melirik batik kembali, hingga pada tahun 2009 batik masuk Daftar Representatif sebagai Budaya Tak-benda Warisan Manusia oleh Unesco. Batik pun kembali "hidup" dengan beragam model, motif, dan warna, keluar dari pakem corak batik yang monoton. Batik kemudian tidak hanya dipakai saat pernikahan, upacara, maupun kematian. Namun juga bisa dikenakan tiap hari di semua acara.

Showroom Batik Adiningrat.
Showroom Batik Adiningrat.
Batik Adiningrat yang berdiri sejak 2005 merupakan salah satu jenama yang merasa terpanggil untuk melestarikan batik dengan terus mengeksplorasi nilai-nilai seni batik. Di showroom 4 lantai di Jalan Malioboro 73-75 Yogyakarta, aneka batik dapat dijumpai. Di lantai 1 didominasi batik printing dan cap, sedangkan lantai 2 khusus untuk batik tulis.

Jalan Dagen, depan Mal Malioboro.
Jalan Dagen, depan Mal Malioboro.
Karena saya awam dunia perbatikan, saya banyak bertanya kepada Mbak Dewi; penanggung jawab harian showroom Batik Adiningrat, yang dengan senang hati menjelaskan dunia batik khususnya Batik Adiningrat. April 2017 Batik Adiningrat memperkenalkan Batik Tulis Jahe Selawe, motif eklusif yang hanya dijumpai di Batik Adiningrat. Dari namanya, bisa dibayangkan sebagian motif dan warna batik tulis ini menyerupai tanaman jahe. Belum tahu bentuk jahe? Cobalah pesan segelas jahe hangat di warung angkringan seantero Yogyakarta, umumnya jahe bakar yang telah digepok turut serta dalam gelas.


Nama Batik Tulis Jahe Selawe diambil dari dua kata, jahe dan selawe. Jahe yang memiliki nama latin Zingiber Officinale Rosc ternyata diambil dari bahasa Sansekerta Singebera yang berarti tanduk, mirip dengan tanduk rusa. Sedangkan selawe berasal dari bahasa Jawa yang artinya dua puluh lima, dan memiliki makna Seneng-senenge lanang lan wedok; sebuah fase kematangan seseorang.

Batik tulis ini dikerjakan manual dengan tangan-tangan manusia tanpa bantuan mesin. Sebagai batik yang lahir di Yogyakarta, Batik Tulis Jahe Selawe tetap mempertahankan pemakaian warna dasar batik Yogyakarta yaitu Sogan Mataram. Sogan diambil dari pohon Soga yang menghasilkan warna coklat dan bermakna penuh rendah diri. Warna kuning kunyit merupakan simbol ketenangan jiwa, dan biru dongker simbol keikhlasan dan rasa setia. Tiga warna inilah yang menjadi warna utama Batik Jahe Selawe.

Batik Tulis Jahe Selawe.
Batik Tulis Jahe Selawe.
Saya juga sempat menyaksikan pembuatan Batik Tulis Adiningrat di daerah Bantul, DIY. Ternyata tidak mudah "menyanting". Sempat saya mencoba sesaat, namun hasilnya tidak sesuai ekspektasi. Perlu ketenangan, kejelian, dan tentunya jam terbang yang cukup tinggi. Cara memegang canting; alat untuk membatik. Cara memegang kain, dan seberapa banyak malam batik di dalam canting memiliki teknik sendiri.

Canting dan kompor yang digunakan membatik tetap mempertahankan ketradisionalannya; dimana sekarang sudah marak penggunaan canting dan kompor elektrik untuk membatik. Demikian pula dengan proses pewarnaan menggunakan bahan alami. Selain batik tulis, Batik Adiningrat juga memproduksi batik cap. Membuat batik cap juga tidak bisa dibilang mudah, harus teliti jangan sampai salah ngecap dan motif batik tidak tersambung.

Mbak Dewi juga memperlihatkan bagaimana membedakan batik cap dengan batik printing. Perhatikan motif batik, batik cap tidak memiliki presisi tinggi dan sempurna, pasti ada geser, tumpuk, atau miring sedikit cap motif satu dengan cap sebelahnya. Sedangkan batik printing, satu kain batik motifnya presisi sama. Jika dilihat dari proses pembuatan, batik cap menggunakan malam panas seperti pembuatan batik tulis, sedangkan batik printing menggunakan malam dingin, dan pembuatannya seperti sablon.

Jika tidak menggunakan malam, tidak bisa dikatakan batik karena pembuatan batik harus menggunakan malam. Kain yang tidak menggunakan malam hanya disebut kain motif batik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun