Kau tetap bertanya lewat teks-teks yang tak lelah
Kemana, lari?
Gemuruh angin marah pertanda kecemburuan
Busa air melimpah seakan celoteh makian
Teriakan nyaring di atas, kita biarkan
Aku tetap mengkais,
sisa-sisa kristal gula-gula pada tembok kehidupan
Maknanya sulit untuk kita kunyahÂ
Tau kah kau?
Ketika kaki-kaki memalu dengan tenaga halilintar
Tak pernah terdengar rintihan kita yang ekstase
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!