Mohon tunggu...
Silvia Indah kurniawati
Silvia Indah kurniawati Mohon Tunggu... Guru - 17160009

Mahasiswi pendidikan islam anak usia dini

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Belajar dengan Cinta

9 April 2018   22:13 Diperbarui: 9 April 2018   22:37 290
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Dunia anak-anak adalah dunia permainan. Mereka begitu suka bermain. Karena dengan permainan itu mereka bisa bersosialisasi, mengembangkan kemampuan, berinteraksi dengan sesama dan saling menenggang rasa antar mereka.

Permainan juga bisa menjadi sarana yang efektif untuk mengembangkan imajinasi dan ekspresi kan diri. Karena asyiknya mereka bermain seringkali mereka lupa terhadap kebutuhannya yang lain seperti makan mandi atau belajar.

Betapapun demikian, jika permainan itu dilakukan secara berlebihan, baik waktu maupun energinya, akan timbul persoalan dalam proses belajar mereka. Pada gilirannya anak-anak akan kehilangan perhatian terhadap pelajaran di sekolah, dan jika hal ini terus berlangsung, maka dapat dipastikan bahwa ia akan menjadi anak-anak yang bodoh.

Tentunya tidak ada orang tua atau guru yang menginginkan hal itu terjadi pada murid atau anak-anaknya. Apa yang harus kita sadari tentang perilaku anak-anak adalah bahwa mereka akan melakukan atau mengerjakan sesuatu dengan sukarela dan semangat, jika ia merasa tertarik kepadanya.

Jika sesuatu tidak memiliki daya tarik, termasuk terhadap mata pelajaran, tentu akan dihindari atau dikerjakan dengan rasa takut, misalnya karena takut pada orang tuanya. Bila hal yang demikian itu terjadi tentunya proses belajar yang dilakukan tidak bisa maksimal.

Oleh karena itu diperlukan kiat-kiat khusus, agar proses belajar anak-anak dapat berlangsung dalam suasana ketertarikan dan cinta. Karena belajar dengan pola demikian inilah mata pelajaran dapat diserap dengan maksimal dan akal pun menunjukkan kemampuannya yang mengagumkan.

Cinta melahirkan energi yang luar biasa besarnya. Cinta juga melahirkan memori dalam kadar yang sangat menakjubkan. Cinta juga melahirkan kepekaan yang tinggi, inspiratif dan kreatif.

Cinta mendorong seseorang melakukan sesuatu untuk memperoleh apa yang dicintainya. Hal ini demikian karena sesungguhnya diri kita menangkap bentuk keindahan murni, sehingga menjadi aktual.

Kenyataannya keindahan murni yang mampu melahirkan cinta yang murni, tidaklah terbatas pada objek yang disebut lawan jenis, tetapi juga bisa objek-objek yang bersifat alamiah angka-angka atau simbol-simbol, fenomena dan bahkan noumena.

Artinya jika objek-objek itu mampu menampakan keindahannya yang murni, atau sebaliknya, kita mampu Melihatnya sebagai keindahan murni, maka Tentu juga melahirkan cinta yang dahsyat ini.

Suharsono. 2009.Melejitkan IQ,EQ &SQ. jakarta. Ummah publishing. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun