Mohon tunggu...
048_B_SHINDY PUSPITA
048_B_SHINDY PUSPITA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Negeri Surabaya

Hallo aku shindy! hoby aku makeup dan cita" aku makeup artist!

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Permasalahan Seputar Pendidikan di SMAN 1 Cerme

22 Desember 2022   23:21 Diperbarui: 22 Desember 2022   23:26 622
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Penelitian dilakukan dalam beberapa tahap. Yang pertama adalah melakukan wawancara dengan Taufan Setia Ardi, salah satu guru di SMAN 1 CERME. Dari hasil wawancaranya terlihat bahwa: (1) Sarana dan prasarana SMAN 1 CERME belum memadai.

B. Diskusi

(1) Sarana dan prasarana sekolah yang kurang memadai. Minimnya sarana dan prasarana di setiap sekolah merupakan masalah yang sangat penting. Minimnya sarana dan prasarana ini membuat pembelajaran di sekolah kurang optimal dan tidak tercapainya tujuan yang diinginkan. Oleh karena itu, perlu diupayakan tindakan lebih lanjut dari pemerintah, sekolah, forum pendidikan dan orang tua siswa. Menurut saya, kebutuhan pendidikan di Indonesia masih belum merata. Selain itu, minimnya sarana dan prasarana juga menjadi faktor pemerataan pendidikan di daerah-daerah Indonesia. Hal ini dapat terjadi karena kemiskinan merupakan sarana penyebab ketimpangan pendidikan di Indonesia dan faktor diskriminatif yang mempengaruhi ketimpangan pendidikan. Menurut saya ada tiga faktor yang dapat memperbaiki sistem pendidikan di Indonesia, yaitu: (a) upaya pemerintah. 

Saya kira pemerintah memiliki kewajiban untuk meningkatkan regulasi dana pendidikan dan juga mampu menutupi biaya pendidikan orang-orang yang kurang mampu. Pemerintah harus memperhatikan sarana dan prasarana masing-masing daerah, baik yang cacat maupun yang rusak. Pemerintah juga harus memperkuat prioritas pengajaran beasiswa dengan tujuan strategis, penghargaan bagi guru yang dikirim ke daerah terpencil, memperkuat sistem pendidikan terpadu bagi anak-anak cacat dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam mendukung pendidikan yang berkualitas. (b) Upaya sekolah dan orang tua. Menurut pendapat saya, yang bisa dilakukan adalah sekolah memperlakukan hibah dengan baik dan, tergantung pada keadaan peralatan dan infrastruktur yang diperlukan sekolah, juga mengajukan bantuan pendidikan dari negara. 

Ketika ruang kurang, guru harus meningkatkan kreativitas mereka di dalam kelas dengan menggunakan alat-alat sementara atau sederhana. Dan pihak sekolah sendiri tidak akan meminta sumbangan langsung dari orang tua, tetapi pihak sekolah harus berdiskusi dengan orang tua, komite sekolah dan juga perwakilan guru. (c) Upaya lembaga pendidikan. Menurut saya lembaga pendidikan di setiap daerah harus mensurvei sekolah terdekat untuk mengetahui sarana dan prasarana apa saja yang kurang dan perlu dilengkapi atau diperbaiki, yang biasanya pemerintah hanya mengoptimalkan pendidikan di perkotaan dan mengabaikan pendidikan di daerah terpencil. Hal ini menyebabkan kurangnya sarana dan prasarana pendidikan, misalnya: Sekolah harus bijak dalam mengelola keuangan dan juga harus meminta dana dari negara sesuai kebutuhan sekolah. Ketika ruang kurang, guru harus meningkatkan kreativitas mereka untuk mengajar dengan alat yang diperlukan dan sementara. 

Orang tua dapat memberikan sumbangan uang atau barang yang mendukung pengajaran dan pembelajaran di sekolah. (2) Beberapa siswa masih melanggar tata tertib sekolah. Sebagai contoh: Ciri-ciri yang tidak sesuai dengan peraturan sekolah, rambut dicat, beberapa anak perempuan terlalu banyak memakai riasan, banyak anak laki-laki merokok di lingkungan sekolah, membolos, pulang lebih awal. Solusi untuk masalah ini adalah guru harus memantau seluruh kelas dan melakukan pemeriksaan agar siswa yang melanggar peraturan sekolah akan menerima hukuman poin dan dibimbing oleh guru. (3) Kurangnya apresiasi terhadap kemampuan non akademik siswa. 

Sekolah ini tidak menghargai kemampuan non-akademik siswa dan tidak mendorong siswa untuk mengikuti kompetisi tingkat yang lebih tinggi karena kurangnya dana dan fasilitas. Misalnya siswa yang menang lomba enggan melapor ke sekolah dan mengatasnamakan sekolah. Solusinya, sekolah perlu lebih memperhatikan dan menghargai kemampuan non akademik siswanya. (4) Area sekitar sekolah kering. Sekolah kurang memperhatikan lingkungan sekolah sehingga sekolah ini terlihat kering karena tidak ada tanaman hijau dan tanaman tidak terawat. Solusi untuk mengatasi masalah tersebut adalah pihak sekolah dapat mengajak siswanya untuk ikut serta dalam penghijauan sekolah dengan menanam pohon dan tanaman secara bersama-sama.

V. KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan penjelasan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa permasalahan formatif SMAN 1 CERME dapat diselesaikan secara internal, seperti: pertemuan, konsultasi, dll, ketika beberapa siswa masih melakukan pelanggaran dan masih tidak menghargai keterampilan ekstrakurikuler siswa. Terkait sarana dan prasarana, diperlukan tiga tindakan yang telah dijelaskan di atas, yaitu: upaya pemerintah, upaya sekolah dan orang tua, dan upaya tenaga kependidikan. Dan pada lingkungan yang kering sekalipun, perlu dilakukan penghijauan (reboisasi) dan merawat tanaman di sekitar sekolah. Diharapkan kedepannya semua pihak baik siswa, pendidik, pemerintah maupun lembaga pendidikan dapat saling memperhatikan dan bertanggung jawab agar SMAN 1 CERME menjadi sekolah unggulan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun