Serpihan Surga di Lumajang

Mentari pagi belum menampakkan wajahnya. Aku terbangun di pagi yang masih terasa dingin. Di hari minggu ini aku pergi ke luar kota untuk menghabiskan hari dengan bersenang-senang, bisa dikatakan untuk melepas penat terhadap hiruk pikuk aktivitas sehari-hari. Tempat tujuanku kali ini adalah kota Lumajang. 

Setelah menyiapkan segala barang bawaan, aku berangkat menggunakan motor untuk membelah jalanan yang rerumputannya masih dihinggapi air embun. Di tengah perjalanan ku hentikan laju motor di sebuah warung makan sederhana yang dibangun menggunakan material kayu untuk mengisi perut dengan sepiring nasi pecel.

Setelah menempuh perjalanan kurang lebih selama 4 jam, akhirnya tiba di tempat wisata Air Terjun Tumpak Sewu. Air Terjun Tumpak Sewu merupakan air terjun yang berketinggian sekitar 120 meter yang berada di perbatasan Kabupaten Lumajang dan Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur.

 Lebih tepatnya terletak di Dusun Jagalan, Desa Sidomulyo, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang, Provinsi Jawa Timur. Motor, ku diparkirkan di rumah penduduk setempat karena untuk menuju tempat air terjunnya harus berjalan kaki. 

Berjalan menapaki jalan setapak yang masih berupa tanah untuk menuju lokasi air terjun dan di sepanjang perjalanan ditemani oleh perkebunan salak milik warga, rerumputan hijau, dan kicauan burung yang menyambut pagi.

Tak membutuhkan waktu lama untuk tiba, segera aku bisa menyaksikan keindahan Air Terjun Tumpak Sewu dari atas tebing tempatku berdiri. 

Air terjun ini memiliki julukan serpihan surga, karena setelah menyaksikannya secara langsung memang sangat luar biasa keindahannya. Aku sangat beruntung karena pagi ini merupakan pagi yang cerah sehingga dapat melihat indahnya Air Terjun Tumpak Sewu dengan latar belakang Gunung Semeru yang beratapkan langit biru dan gumpalan awan sebagai topinya.

Setelah mengagumi Air Terjun Tumpak Sewu dari atas tebing, tak lengkap rasanya bila tidak merasakan kesegaran airnya yang pasti membuat siapa saja ketika menyentuhnya akan merasa sangat puas. Aku ingin meihatnya dari bawah juga atau biasa disebut dengan spot bottom waterfall. 

Perjalanan menuruni tebing sangatlah curam sehingga harus sangat berhati-hati. Jalan yang harus kulalui hanyalah sederet tangga besi curam yang telah berkarat dan dibuat seadanya tanpa pengaman apapun yang dipruntukkan oleh pengunjung.

Demi merasakan kesegaran air dari air terjun, aku rela untuk menempuh perjalanan yang penuh dengan ketegangan ini, sambil mendengarkan gemericik bunyi air yang jatuh kebawah yang membuat rileks.