Di pelbagai sarana informasi selalu diinformasikan bagaimana perkembangan covid-19 ini khususnya di Indonesia. Begitu banyak korban jiwa yang hilang karenanya.
Namun, perkembangan Virus itu tak sampai pada salah satu Desa di kecamatan Percut Sei Tuan yaitu Desa Percut.Â
Namun juga tak bisa dipungkiri, dampak negatif dari virus ini pun terus menghasilkan keluhan masyarakat. Misalkan berkurangnya penghasilan, diliburkan atau dirumahkannya sekolah maupun kuliah, namun biaya bulanan tetap berjalan. Bahkan ada yang beranggapan bahwa informasi yang diberitakan di televisi misalkan, itu hanya permainan dari pemerintah negara.
Sebelum diberlakukannya New Normal oleh pemerintah Indonesia, kita ketahui bahwa begitu banyak larangan atau aturan dari pemerintah, khususnya untuk aktivitas sehari-hari. Seperti larangan dalam beribadah dirumah ibadah, larangan untuk berpesta kenduri, aturan untuk memakai masker, aturan untuk selalu mencuci tangan dengan sabun, menghindari kerumunan, dan larangan atau aturan lainnya.
Lalu, tanggapan masyarakat Desa Percut mengenai hal ini seperti tak ada. Rata-rata masyarakat hanya memandang sebelah mata untuk Covid-19 ini. Ibadah tetap dilaksanakan dirumah ibadah, tetap berkumpul dengan orang yang tak serumah, diwarung misalkan, tidak selalu memakai masker, bersalaman walaupun belum mencuci tangan. Karena memang nyatanya tak ada dampak apapun bagi kesehatan masyarakat Desa Percut terhadap virus itu.