Mohon tunggu...
036_Anisa Safithri Romadhani
036_Anisa Safithri Romadhani Mohon Tunggu... Mahasiswa - S1 Bimbingan dan Konseling UNESA

UNESA

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pengaruh Orangtua Workaholic terhadap Motivasi Belajar Anak

11 Desember 2021   10:37 Diperbarui: 11 Desember 2021   10:49 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pada era saat ini sudah pemandangan yang lazim jika istri ikut membantu dalam finansial rumah tangga. Tingginya angka kebutuhan dan keinginan untuk memberikan yang terbaik kepada anak menjadikan alasan banyaknya keluarga yang memutuskan untuk berpenghasilan ganda. Sehingga tak jarang anak tumbuh dan berkembang jauh dari pantauan orang tua.

Keluarga dengan orang tua workaholic atau obsesi berlebih terhadap pekerjaan menjadikan anak memiliki dua perasaan berbeda dalam dirinya, yang dimaksud dalam hal ini adalah anak merasa senang dan sayang terhadap orang tuanya karena dapat memenuhi kebutuhan hidupnya, akan tetapi disisi lain anak merasa benci atau tidak suka sebab kurang adanya waktu antara anak dengan orang tua.

Kurangnya komunikasi antara anak dan orang tua menjadikan anak kehilangan kepercayaan dan memilih untuk memendam perasaannya. Anak dengan orang tua workaholic akan cenderung merasa kurang mendapat perhatian sehingga tak jarang mereka melakukan berbagai macam cara supaya mendapat perhatian dari orang tuanya. Uniknya kepribadian tiap individu menjadikan anak dapat melampiaskan ke suatu yang positif ataupun negatif. Mereka dengan pelampiasan positif tentunya bukan masalah besar karena anak masih dapat mengembangkan dirinya kearah yang lebih baik, akan tetapi anak dengan pelampiasan negatif tentu akan berakibat buruk bagi kedua orang tua maupun dirinya sendiri. Pelampiasan negatif anak dapat berupa narkoba, minuman keras, pergaulan bebas, hingga menyebabkan anak kehilangan motivasi belajar.

Motivasi merupakan jembatan utama yang mempengaruhi belajar serta hasil belajar. Anak dengan motivasi belajar rendah akan sulit dalam menerima maupun mengembangkan dirinya saat proses belajar mengajar. Misalnya anak akan tidur saat guru menjelaskan, tidak mengerjakan tugas, mengabaikan penjelasan guru, dan lain-lain. Tentunya hal ini akan berdampak pada kualitas diri dan pendidikan anak.

Peran dan fungsi orang tua sangat dibutuhkan jika anak mengalami semangat belajar rendah. Dengan adanya dukungan dan perhatian dari orang tua menjadikan anak dapat lebih percaya diri terhadap kemampuan yang dimiliki. Kesibukan orang tua yang monoton tentunya juga mengharuskan orang tua memberikan pengawasan optimal terhadap anak. Dengan pemberian perhatian, dukungan dan rasa aman kepada anak menjadikan anak dapat tumbuh dan berkembang dengan baik.

Berikut merupakan cara meningkatkan motivasi belajar pada anak :

  • Mengoptimalkan fasilitas pembelajaran anak.
  • Mengetahui metode pembelajaran yang sesuai bagi anak.
  • Memberikan dukungan dan perhatian terhadap anak.
  • Masuk dalam kehidupan anak sehingga anak dapat memberikan kepercayaannya.
  • Tidak hanya berfokus terhadap nilai atau hasil.
  • Memberikan apresiasi atau reward  kepada anak.

Nama anggota kelompok :

Anisa Safithri Romadhani (210*****036)

Ahmad Royhan Albar Qisa'i (210*****053)

Tiara Putri Sutanto (210*****054)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun