Mohon tunggu...
Raihan Tri Atmojo
Raihan Tri Atmojo Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa S1 Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, UNS. Saat ini sedang senang terhadap dunia blog dan mencoba menambah wawasan dengan berbagai macam bacaan.

Selanjutnya

Tutup

Diary

Suka (Bagian 1)

21 Februari 2021   16:48 Diperbarui: 21 Februari 2021   17:12 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Dulu aku memang sangat suka padamu, punya badan tinggi, kulit putih, termasuk siswi yang pintar di kelas, aktif di OSIS, ikut paskibraka tingkat kecamatan juga. Saat itu aku masih berumur 15 tahun, kau pun juga. Kita masih sama-sama masih kelas 1 SMA, kita pun masuk di kelas yang sama.

Selama SMP, aku sebenarnya pernah suka pada cewek, dan kebetulan dia dan aku di alumni dari SD yang sama, dan bertemu lagi selama 3 tahun di salah satu SMP favorit di kecamatan Gombong, Kebumen. Selama 3 tahun menjalani pendidikan di SMP, aku memendam rasa kepadanya selama 2 tahun. Tapi, setelah menyelesaikan pendidikan SMP, aku tidak yakin bahwa aku benar-benar menyukainya, apalagi meyakini dia menyukaiku. Sungguh jauh dari khayalan.

Barulah saat SMA, aku menemukanmu, seorang gadis yang inisial panggilannya A atau L. Orang memanggilmu dengan panggilan yang berbeda. Saat itulah, ketika aku pertamakali melihatmu dengan seksama, untuk pertama kalinya aku merasakan perasaan suka yang berbeda dengan perasaan sukaku kepada seorang cewek ketika SMP dulu.

Sejak itu, barulah aku sadar bahwa itu memang masa yang wajar di alami oleh semua remaja. Aku yang mengira tidak akan mengalami perasaan berbunga-bunga ketika menghadapi cewek, akhirnya merasakannya juga. Dan aku yakin semua remaja pasti mengalami masa di mana ia memiliki perasaan berbunga-bunga terhadap seseorang.

Implementasi tertinggi dari fenomena diatas adalah berpacaran, seminim-minimnya adalah memendam rasa. Yang memalukan adalah malah menceritakan ke teman mabar bahwa aku menyukai seorang cewek tapi aku terkenal culun di antara teman sepermainanku.

Yah, akhirnya ia yang kusukai jadi kena imbasnya. Di cie-cie in ama temen-temen di kelas, dianya jadi illfeel dan akhirnya hubunganku dan dia sebagai teman semakin merenggang. Yah akhirnya bisa ditebak, sebagai teman aja ia tak mau bicara denganku.

Yah, aku pun sejak awal memang sudah salah, menyukai orang yang terlalu subhanallah untukku yang astaghfirullah ini. Disaat-saat masa-masa terakhir kami sebagai siswa SMA, aku hanya bisa meminta maaf sebisa yang kulakukan, meminta maaf dengan permohonan terbaik, hingga perlu orang lain untuk menyampaikannya. Akupun sesaat sebelum meminta maaf itu sempat mendoakanmu agar bisa menikah dengan lelaki yang kau sukai saat itu.

Itupun mungkin pertama kalinya aku mendoakan orang lain dengan serius, setelah mendoakan orang tua dan kaum muslimin. Tahun 2020 kita lulus, kau berhasil mencapai mimpimu untuk masuk ke salah satu kampus impian dan terbaik di Indonesia. Sedangkan aku, untuk masuk PTN saja perlu mencoba berkali-kali, dan pada akhirnya aku memilih untuk masuk ke salah satu PTS.

Waktu terus berjalan, kita memiliki kehidupan baru masing-masing. Kaupun sudah tidak lagi seperti dulu, walau begitu entah kenapa rasa sukaku tidak hilang-hilang. Apakah karena fisikmu, sehingga aku terus menyukaimu. Kalau begitu, sebenarnya aku merasa rendah diri, karena aku jauh dari kata ganteng. Bakatku pun hanya dalam menulis, itupun hanya menulis opini dan baru terbit di beberapa media saja, salah satunya Kompasiana ini.

Yah yang jelas, aku Cuma bisa mendoakan yang baik-baik untukmu. Entah nanti siapa yang menemanimu hidup, pasti dia yang terbaik. Apakah aku bisa menjadi salah satunya? Untuk saat ini aku tidak terlalu yakin, tapi besok, tidak ada yang tahu kan? Tunggu saja hehe.

(Tulisan ini merupakan cerita bersambung bagian pertama, nantikan cerita bersambung lainnya wahai para kompasianer!)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun