Mohon tunggu...
Raihan Tri Atmojo
Raihan Tri Atmojo Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa S1 Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, UNS. Saat ini sedang senang terhadap dunia blog dan mencoba menambah wawasan dengan berbagai macam bacaan.

Selanjutnya

Tutup

Diary

Kita Semua Hebat!

15 Februari 2021   20:34 Diperbarui: 15 Februari 2021   21:16 227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Iya, jelas dong

Kita semua pasti ingin hidup enak. Ingin semua yang kita inginkan tersedia, entah itu duit, kuota, saldo gopay, baju bermerk, smartphone terbaru, PC gaming, dan lain sebagainya. Ya, aku pun begitu. Tapi aku, dan mungkin beberapa dari kita hanya bisa berharap saja dengan keinginan-keinginan itu, dan entah kapan impian itu terwujud. 

Sebagian yang lain sudah memiliki apa-apa yang aku tulis diatas, bahkan lebih baik lagi. Mereka tak hanya bisa memilikinya, tapi juga bisa menunjukan apa yang mereka miliki pada siapapun yang mereka ingin tunjukan, baik teman, followers, subscriber, dan pada yang lainnya. Kita yang hanya bisa melihatnya hanya bisa bergumam "Enak ya jadi mereka."

Itu wajar, itu manusiawi, itu amaliah. Perasaan itu pasti pernah muncul dalam hati kita, setidaknya sekali, meskipun kita sudah diajari bahwa kemewahan dunia adalah kemewahan yang semu, namun perasaan ingin menjadi mereka tetap ada. Namun dunia ini tidak hanya tentang si kaya dan si miskin, yang mampu bisa beli dan pamer, yang miskin kerja keras demi sesuap nasi dan hidup esok hari.

Masih banyak orang-orang hebat diluar sana, yang baik perilakunya dan rendah hati. Tidak silau dengan apa yang dimiliki. Bahkan rela membaur dengan masyarakat bawah agar bisa merasakan apa yang mereka rasakan. Bukan hanya saat didepan TV, namun dalam kehidupan sehari-harinya. Hampir setiap hari memakai baju yang sama, bukan sama motifnya,maksudnya ia tidak menunjukan baju-baju mewah yang ia miliki.

Orang seperti ini termasuk hebat, karena rela menyembunyikan identitas dirinya yang sebenarnya agar orang tidak iri, agar orang tidak terus berangan-angan, dan agar tidak silau dengan pujian. Orang tahu ia punya rumah besar, tapi ia tidak menyebutkan hal itu ketika ngopi bareng, ia tidak menceritakan berapa uang yang ia miliki saat ini, berapa mobil yang telah ia beli, dan lain sebagainya kepada orang lain. Ia tidak memamerkan hartanya di sosmed, dan bersedekah pada orang yang membutuhkan.

Tentu orang itu bukanlah aku. Aku hanya bocah yang hampir menginjak usia 19 tahun. Makan saja masih dimasakin orang tua. Selama hidup, gak pernah ngerasain yang namanya naik pesawat. Entah besok, semoga aja bisa, aamiin. Saya pribadi sebagai orang yang pernah melihat orang seperti itu, jelas kagum, siapa yang tidak. Fitrah manusia memang seperti itu. Tapi kita tak mungkin hanya bergumam kagum sepanjang hayat. Kalau bisa, kita juga harus berusaha menjadi seperti mereka.

Mereka (orang hebat diatas) sebelum mempunyai harta yang banyak pasti mengalami kesulitan dulu sebelum kesuksesan datang menghampirinya. Pasti ada perjuangan, ada pengorbanan, ada jiwa yang terus ia bangunagar kuat menghadapi cobaan yang ada. Bahkan bagi orang yang terlahir dari keluarga kaya pun, dan sekarang menjadi miliarder pasti juga mengalami hal itu. Apalagi kita masih muda, umur masih Panjang, segala kemungkinan bisa terjadi.

Memang banyak hal yang tidak mungkin kita lakukan, tapi yakinlah bahwa yang bisa kita lakukan jauh lebih banyak. Kamu adalah kamu, versi terbaik dirimu bukanlah menjadi seperti Mark Zuckeberg, bukan juga menjadi seperti Chairil Tanjung. Versi terbaik dirimu adalah kamu, kamu bisa sukses di bidang yang kamu banget!

Aku, kamu, dan kita semua bisa sukses dengan cara kita masing-masing. Memang keadaan kita sekarang sedang sulit, tapi aku yakin bahwa masa pandemi ini bisa menjadi batu loncatan kita menuju keberhasilan. Seperti yang dikatakan Pak Jokowi bahwa pandemic ini menjadi batu loncatan Indonesia menuju negara yang maju, akupun mulai mempercayainya (walaupun saya seorang oposisi). 

Tentu kesuksesan saat masa pandemic ini tidak langsung instan datang begitu saja. Tapi buktinya banyak orang yang pada masa pandemic ini berganti pekerjaan, dan pendapatanya bertambah. Yang tadinya pekerja kantoran menjadi peternak ikan, atau mungkin menjadi pembudidaya tanaman hias, mereka omzetnya bertambah di masa pandemic ini. Karena memang, pintu rezeki terbesar ada dalam perdagangan, seperti kata Nabi kita Nabi Muhammad bahwa pintu rezeki ada 10, yang 9 melalui perdagangan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun