Mohon tunggu...
016_ Shalsa Nabila
016_ Shalsa Nabila Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hallo semuanya selamat datang, terimakasih telah berkunjung ke profile kami

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tantangan Muslimah di Era Globalisasi (Bagaimana Menyikapinya)

6 Desember 2021   21:05 Diperbarui: 6 Desember 2021   21:08 1103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Indonesia yang mayoritas penduduknya adalah masyarakat Islam dan komunitas terbanyak adalah perempuan (muslimah), sehingga sudah sewajarnya kalau kaum perempuan selalu menjadi bahan perbincangan. 

Sebagai komunitas terbanyak, perempuan dituntut sekaligus menuntut untuk lebih berperan, tidak saja di sektor domestik (dalam rumah tangga), tetapi juga perlu persiapan matang untuk menghadapinya agar tidak terbawa arus. 

Pada era sekarang, segala informasi bisa mudah masuk, sehingga perlu ada penyaringan dalam diri untuk membedakan mana informasi yang perlu diserap dan mana yang perlu dibuang.

Hal ini dapat dilihat dari berbagai tuntutan perempuan, seperti emansipasi wanita, kesetaraan jender, dan sebagainya. 

Dengan demikian, ini berarti pula bahwa perempuan tidak saja menuntut berbagai macam peran, hak, dan kesetaraan dengan kaum pria terutama di era globalisasi ini, tetapi perempuan, khususnya kaum muslimah, dituntut untuk meningkatkan kualitas dirinya, sekaligus mewaspadai dirinya agar tidak terjerumus ke dalam pengaruh era informasi dan transformasi yang dapat merusak citra muslimah.

Bahaya era globalisasi adalah ancaman perang nilai, seperti masuknya unsur-unsur dan nilai budaya luar yang dapat mempengaruhi budaya kita yang datang secara diam-diam. Senjatanya adalah materi hiburan, pergaulan bebas, mode yang datang dengan seperangkat teknologi. 

Korbannya adalah masyarakat, keluarga, dan anak-anak, karena rumah tidak lagi menjadi hijab dan pelindung yang tepat, karena alat teknologi komunikasi dan informasi tersimpan dalam rumah kita.

Kalau kita mau jujur, problem sosial seperti kejahatan seksual, kekerasan, dan sebagainya, korbannya kebanyakan perempuan. Perempuan akan memikul dan menanggung akibatnya karena akan mengandung dan melahirkan di luar pernikahan.

Masalah yang paling buruk sebenarnya bahwa sampai sekarang belum ditemukan solusi yang tepat untuk menyelesaikan semua permasalahan ini. 

Selama ini mungkin orang hanya berkotak[1]katik pada usaha-usaha yang sifatnya parsial, kondisional tanpa koordinasi. Yang paling parah usaha-usaha itu kurang mengarah pada inti permasalahan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun