Lembaga survei seharusnya adalah lembaga independen, terpercaya dan lepas dari berbagai ketidaknetralan.
Kalau perlu lembaga survei itu tak usah menerima dana dari luar, biaya operasional surveinya berasal dari dana anggota dan ketuanya.Â
Tapi jauh panggang dari api, terlihat hampir semua lembaga survei tidak netral, hasil survei mereka tergantung penyandang dana. Sang penyandang dana bermaksud membuat opini tertentu untuk keuntungan si pemberi uang.Â
Malahan kita lihat, banyak orang kaya baru dengan hanya membuat lembaga survei. Lembaga survei menjadi mesin uang bagi mereka. Para direktur lembaga survei sering diundang menjadi pembicara televisi atau menulis di media cetak.
Burhanudin Muhtadi lembaga survei Anda salah mulu. Kesalahan totalnya 15% lebih. Sungguh memalukan jika lembaga survei melakukan perhitungan lebih 15% margin error.
Buktinya ini ...
15 April , 4 hari sebelum pemilihan, lewat Kompas.com Indikator Politik indonesia mengumumkan hasil survei Pillada Jakarta 2017 Ahok-Djarot 47.4% dan Anies-Sandi 48.2%.Â
Namun hasil Pilkada Jakarta buktikan lembaga survei Burhanudi Muhtadi salah total 15%. Hasilnya Ahok-Djarot 42.04% dan Anies-Sandi 57.96%.Â
Hitung aja margin errornya (47.40-42.04 + 57.96-48.20) = 15.12%.
Seharusnya berani mengumumkan hasil suatu Pilkada, maka saat lembaga salah survei berani juga meminta maaf atas kesalahan perhitungan survei mereka.
Kesimpulannua, Burhanudin Muhtadi tutup aja Indikator Politik Indonesia hasil surveinya salah 15%.Â