Mohon tunggu...
Zul Majjaga
Zul Majjaga Mohon Tunggu... Politisi - Kalolona Syamsul B Majjaga

Belajar itu menulis apapun yang memungkinkan untuk di sempurnakan oleh orang lain

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Hak atas Kampung, yang Menanti Kita adalah Kehidupan Baru

18 Maret 2020   00:25 Diperbarui: 18 Maret 2020   13:58 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Caption; Serukan dengan menemukan)

Tahun 2020, kehidupan menunggu, waktu Antara April ke September. Hari dimana menjadi satu hari lebih lama dan tua  dari hari sebelum dan sesudahnya. 

Ulangi, dan Ucapkan terus dari hari - ke hari  sampai setiap orang fasih mengatakan ini dengan kata paling lantang menentang   

Mungkin kah, Setiap orang dan saya menoleh ke seseorang yang disamping dan berkata, "Hari ini".

Ku tulis sangat hati - hati, untuk menyelesaikan dan mencoba mengatakan dalam  kalimat  dengan nada paling lembut. "Kau sudah hidup lebih lama sama seperti orang sebaya mu,". Saya katakan ini, itu untuk tahun-tahun mendatang kita. 

Aktivitasku sebagai rakyat, dipercaya dan terpilih  menjadi suara kegagalan. Komitmenku, Kita tetap bersama, membaca dalam pandangan seintim HITAM-PUTIH bola mata kita. 

Meletakkan ikhtiar bersama  berjalan ber hikmat antara yang mengamanahkan dan saya yang diamanahi. tangan terbuka untuk saling rangkul. "Aku mencintai tempatku berasal," dan Tempatku menerima mandat mempercayai saya. Harmoninya bersuara itu. 

"Semoga kami senantiasa dalam keberkahan"

Tentu saja, saya dan mereka tahu. Setiap orang yang memandat  harapannya padaku tahu, di sini ada romansa yang bernada cemas, menghitung hari-hari, meskipun aku selalu tah. Itu adalah  batas waktu dalam pikiranku, tetapi di hatiku. Aku belum pernah mendengar penilaian sesaat pun dari mereka, meskipun kami sama - sama tahu bahwa kami tidak terobsesi untuk kehabisan waktu di jam khusus kami.

"Jam khusus dimnaa kami bisa saling mendengar desahan kolektif dari setiap kami dengan tenang, bukan untuk tonggak sejarah saya, tetapi untuk penerimaan bersama bahwa ini saatnya untuk melanjutkan."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun