Mohon tunggu...
Zulfakriza Z.
Zulfakriza Z. Mohon Tunggu... Dosen - Dosen yang senang ngopi tanpa gula dan tanpa rokok

Belajar berbagi lewat tulisan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Status Gunung Agung: Dari Waspada ke Siaga

19 September 2017   10:00 Diperbarui: 19 September 2017   10:12 1638
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pesona Gunung Agung. Sumber Foto: indonesia.tripcanvas.co

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) - Badan Geologi merilis status Gunung Agung pada 18 September 2017 meningkat menjadi siaga (level III). Sebelumnya status keaktifan Gunung Agung pada level II (waspada). Perubahan status dari waspada ke siaga sangat terkait dengan adannya peningkatan aktivitas kegempaan di tubuh gunung dan terlihatnya gumpalan asap di kawah gunung.

Secara pengamatan instrumental yang terpasang di sekitar Gunung Agung, PVMBG-Badan Geologi mencatat 6 gempa vulkanik dalam dengan magnitudo 2 - 19 mm dalam bulan Juli 2017. Pada bulan Agustus 2017, tercatat 5 gempa vulkanik dangkal dengan amplitudo 2 - 7 mm dan 43 gempa vulkanik dalam dengan amplitudo 2 - 10 mm. Kejadian gempa vulkanik terus meningkat pada 1 - 13 September 2017, tercatat 19 gempa vulkanik dangkal dengan amplitudo 2-7 mm dan lama gempa 4 - 30 detik, serta 54 gempa vulkanik dalam dengan amplitudo 2 - 10 mm dan lama gempa 7 - 48 detik. Kondisi ini menjadikan status Gunung Agung berubah dari aktif normal (level I) menjadi waspada (level II).

Pada 14 - 18 September 2017, kejadian gempa yang tercatat di sekitar Gunung Agung terus meningkat. PVMBG-Badan Geologi pada Pos Pengamatan Gunungapi (PGA) Agung di Desa Randangsampai pukul 20:00 WITA (18 September 2017) merekam 2 kali gempa Tremor Non-Harmonik dengan amplitudo 6 mm dan lama gempa 480 detik. 18 kali gempa Vulkanik Dangkal dengan amplitudo 2 - 10 mm dan lama gempa 7 - 40 detik. 355 kali gempa Vulkanik Dalam dengan amplitudo 2 - 10 mm, S-P 0.9 - 2.5 detik dan lama gempa 5 - 38 detik. 9 kali gempa Tektonik Lokal dengan amplitudo 6 - 8 mm, S-P 4.5 - 8 detik dan lama gempa 32 - 44 detik. 3 kali gempa Tektonik Jauh dengan amplitudo 7 - 8 mm, S-P 12 - 16 detik dan lama gempa 47 - 71 detik.

Gempa Vulkanik Dalam (VA) yang centerung terus meningkat, hal ini mengindikasikan proses peretakan batuan di dalam tubuh gunung api yang dikarenakan adanya tekanan fluida magamatik pada bagian yang dalam dari tubuh gunung. Sedangkan Gempa Vulkanik Dangkal (VB) yang juga mengalami peningkatan pada bulan September ini. 

Selain gempa vulkanik, PVMBG-Badan Geologi juga merekam adanya peningkatan kejadian gempa tektonik lokal di sekitar Gunung Agung. Gempa Tektonik Lokal tersebut mengindikasikan bahwa adanya perubahan tekanan (stress) pada batuan yang ada di area kompleks Gunung Agung.  Secara pengamatan visual, ada beberapa fenomena yang berubah disekitar Gunung Agung yaitu terlihat adanya hembusan solfatara dari dasar kawah setinggi 50 meter.  

Perubahan yang terjadi pada Gunung Agung berdasarkan pengamatan visual dan instrumental, PVMBG-Badan Geologi mengindikasikan bahwa aktivitas vulkanik Gunung Agung saat ini dalam keadaan tidak stabil sehingga probabilitas untuk terjadi letusan menjadi semakin meningkat. Kondisi ini yang menjadi salah satu pertimbangan dinaikkan status Gunung Agung dari waspada (level II) menjadi siaga (level III) pada pukul 21:00 WITA (18 September 2017).

Sejak berlakunya peningkatan status Gunung Agung menjadi siaga, PVMBG-Badan Geologi menghimbau agar masyarakat tidak melakukan aktivitas pada radius 6 km dari kawah puncak G. Agung atau pada elevasi di atas 950 m dari permukaan laut dan ditambah perluasan sektoral ke arah Utara, Tenggara dan Selatan-Baratdaya sejauh 7.5 km. Kondisi ini juga berlaku kepada para pendaki/pengunjung/wisatawan agar tidak beraktivitas, tidak melakukan pendakian dan tidak berkemah di dalam area kawah G. Agung.

---

Gunung Agung adalah gunung api tertinggi yang ada di Pulau Bali. Secara geografis Gunung Agung terdapat di Kabupaten Karangasem Bali. Gunung ini merupakan salah satu gunung api aktif dari 127 gunung api aktif yang ada di Indonesia. Seperti halnya tipe gunung api lain yang ada di Indonesia, Gunung Agung merupakan gunung api api stratovulcano yang memiliki ketinggian 3.142 mdpl (meter di atas permukaan laut). Pesona pemandangan Gunung Agung memang sangat menggoda, akan tetapi dibalik pesona yang indah tersebut ada hal penting yang harus menjadi kewaspadaan. 

Dalam catatan sejarah yang dirilis oleh PVMBG-Badan Geologi, Gunung Agung pernah erupsi pada 1808, 1821, 1843 dan yang terakhir adalah 1963. Erupsi yang terjadi pada tahun 1963 bersifat magmatis. Krisis Gunung Agung pada tahun 1963 terjadi dalam kurun waktu hampir satu tahun hari yaitu mulai 10 Februari 1963 dan berakhir pada 27 Februari 1964. Kejadian erupsi ini mengakibatkan korban jiwa sebanyak 1.148 orang meninggal dan 296 orang luka-luka. 

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun