Ketika mendengar kata Madinah, yang langsung terbesit dalam benak seorang muslim pada umumnya adalah kota Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. Kota dimana beliau hijrah dari tanah kelahirannya, membangun sebuah peradaban baru, hingga beliau menghembuskan nafas terakhirnya.Â
Kota Madinah atau biasa disebut al-Madinah al-Munawwarah ialah kota suci kedua umat Islam setelah Makkah al-Mukarromah. Di ibukota pertama kaum muslimin inilah tempat kembalinya iman, bendera tauhid ditegakkan, genderang jihad ditabuh demi tegaknya kalimat Allah, juga disinilah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan banyak sahabatnya menghabiskan sisa usia hingga ajal menjemput.
Sejak lebih dari 1400 tahun lalu, kota Madinah -sebagaimana Makkah- tak pernah sepi dikunjungi para peziarah tanah suci. Setiap harinya ribuan jamaah berbondong-bondong menginjakkan kaki di tanah pertemuan antara kaum Anshar dan Muhajirin ini. Dua kota suci yang senantiasa Allah jaga ini menjadi tujuan utama bagi setiap peziarah dari segala penjuru dunia, tak terkecuali para penuntut ilmu.
Sekelumit informasi, kami yang berdomisili di Tangerang Selatan saat itu sedang menjadi mahasiswa tahun pertama Fakultas Dirasat Islamiyah di UIN Jakarta. Beberapa hari menjelang Ramadhan di tahun 2010 dengan izin Allah nama kami tercantum dalam daftar calon mahasiswa Islamic University of Madinah atau yang biasa kami singkat IUM.Â
Kami dan ratusan nama lainnya dinilai lolos tes setelah menjalani beberapa ujian lisan pada bulan Februari di tahun yang sama. Kami yang saat itu sedang mengisi liburan dengan kursus bahasa Inggris di Pare, Kediri pun sontak gembira hampir tak percaya bahwa kami diterima di IUM. Akhirnya kami putuskan untuk menyudahi kursus dan segera pulang ke Jakarta untuk mengurus segala berkas keberangkatan ke Madinah.
Tak banyak orang tahu, satu-satunya kota di Arab Saudi dengan kapasitas mahasiswa Indonesia terbanyak ialah Madinah, disusul setelahnya Riyadh, Makkah, Jeddah, dan lain-lain. Setiap mahasiswa yang diterima belajar di Saudi Arabia otomatis mendapatkan beasiswa full dengan segala fasilitas yang memadai bagi pelajar internasional. Tak ayal tiap tahunnya negara penghasil minyak ini menerima puluhan ribu mahasiswa asing yang tersebar di berbagai universitas di jazirahnya.Â
Islamic University of Madinah dan Tayba University adalah dua universitas besar milik kerajaan Saudi yang ada di kota Madinah. Meski hanya dua universitas yang menonjol, namun puluhan ribu calon mahasiswa siap menanti setiap tahunnya untuk bisa sekedar mengais keberkahan dapat belajar di dekat rumah peristirahatan terakhir Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan para sahabatnya.
IUM adalah universitas berbasis keislaman dan syariah yang didirikan pada 29 Rabiul Awal 1381 H atau bertepatan dengan 6 September 1961 atas keputusan resmi Raja Saud bin Abdul Aziz pada masa pemerintahannya.
Universitas ini dikhususkan hanya untuk pelajar mahasiswa, tanpa mahasiswi. Dari sekitar total 22.000 mahasiswanya, lebih kurang 75% adalah mahasiswa internasional dan sisanya mahasiswa pribumi Saudi. Dalam kurun waktu 4,5 tahun menimba ilmu di IUM kami mengalami tiga pergantian rektor; Prof. Dr. Muhammad bin Ali al-'Uqla, Prof. Dr. Abdurrahman bin Abdullah as-Sanad dan Prof. Dr. Ibrahim bin Ali al-'Ubaid.
Keutamaan Belajar di Kota Nabi
Keutamaan terbesar kuliah di kota yang bernama lain Thaba atau Thayba ini adalah kemudahan untuk menjalani rukun Islam yang kelima; berhaji ke baitullah. Dalam kurun waktu 4 tahun ini, alhamdulillah kami setiap tahunnya dapat berangkat menunaikan ibadah haji, meski haji wajibnya hanya di tahun pertama dan sisanya haji badal.Â