Mohon tunggu...
Ladut Guido de Arizo
Ladut Guido de Arizo Mohon Tunggu... Petani - Clove Farmer
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Petani yang Berpenghasilan Miris

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Cara Bapa Marsel Akali Anjloknya Harga Cengkeh di Manggarai Barat

9 Juli 2019   01:51 Diperbarui: 9 Juli 2019   13:14 608
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bapa Tua Marsel lagi memetik cengkeh dikebunya (foto diambil dari Facebook Pak Marsel))

Adalah Bapa Marsel, salah satu petani cengkeh di Desa Wangkung Manggarai Barat (Mabar) yang belum sepenuhnya puas setelah harga cengkeh kering tahun 2019 ini terus jongkok.

Tak hanya Bapa Marsel tapi sebagian besar Petani cengkeh di Desa Wangkung memang mengantungkan harapan besar pada cengkeh untuk mendapatkan hasil dan keuntungan dari penjualan komoditi cengkehnya.

"Harga cengkeh ni turun lagi anak. Tadinya berharap banyak, sekarang su tir bisa buat apa-apa lai," kata Bapa Marsel menggunakan logat Manggarainya yang kental.

Penulis juga mengakui kalau harga cengkeh basah dan kering di Mabar mengalami disparitas harga dipasar. Untuk setiap kilogramnya, turun sebesar Rp 10 ribu. Penuruanan itu terjadi sejak dua bulan terakhir ini. Sebelumnya harga Rp 85 ribu, sekarang jadi Rp 75 ribu per Kg.

Para petani di Desa Wangkung sudah mengeluarkan biaya dan tenaga yang luamayan besar untuk memetik cengkehnya. Hal ini membuat petani berpikir menyimpan cengekehnya terlebih dahulu.

"Nafas saya hampir habis saat panen, kepala pu jadi sakit, setelah mendengar harga cengkeh turun lagi ni, ya beruntung su bisa istirahat memanen, kalau tir bisa jadi sa bakal pingsan sebelum keluar dari kebun". Ungkapnya yang memiliki kebun cengkeh seluas 1 hektar di Wangkung yang dikelolanya bersama keluarganya.

Sepanjang sebulan terakhir ini para petani cengkeh di Mabar terus berbicara soal keadaan harga dan pohon cengkehnya. Kebun cengkeh yang ditanam Bapa Tua Marsel dan keluarga kebanyakan pohon yang ada di lahannya telah ditanam sejak tahun 1980-an, karenanya sudah ada yang tidak produktif karena sebab-sebab tertentu. Misal terkena penyakit jamur akar atau hama ulat pengerek batang.

Namun Bapa tua Marsel menjelaskan perlunya bibit cengkeh yang ditanam bersamaan dengan satu tanaman lain, agar nantinya ada dua akar tanaman yang bisa mencari makanan untuk kesuburan cengkeh.

"Kalau su mulai tumbuh, batang tanaman yang satunya kita kas potong terus hingga akan dimatikan jika pohon cengkehnya su berusia satu tahun," jelasnya.

Pengetahuannya soal cengkeh ditempa sejak masih kecil. Ia mengaku kerap diajak bapaknya ke kebun sedari kecil. Dan dari sanalah kecintaannya pada cengkeh mulai tumbuh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun