Mohon tunggu...
Zevan Ricardo
Zevan Ricardo Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Money

Bonus Demografi: "Berkah atau Bencana"

25 November 2016   17:26 Diperbarui: 25 November 2016   17:28 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Akhir-akhir ini, pemerintah menggembar-gemborkan masalah bonus demografi dan keterkaitannya dengan berbagai tantangan perekonomian kedepan. Nah, kini juga banyak masyarakat yang mempertanyakan apa itu bonus demografi dan apa dampaknya bagi Indonesia. Bonus Demografi adalah adalah bonus yang dinikmati suatu negara sebagai akibat dari besarnya proporsi penduduk produktif (rentang usia 15-64 tahun) dalam evolusi kependudukan yang dialaminya. Setelah melihat pengertiannya, kita mulai mengerti apa arti bonus demografi. Kenapa pemerintah selalu menganggap bahwa bonus demografi harus dimanfaatkan secara baik? Dan apa dampaknya bagi Indonesia? Penjelasannya akan dijelaskan dibawah

Pemerintah mengatakan hal yang benar bahwa bonus demografi harus dimanfaatkan secara baik dan tepat sasaran. Namun pada kenyataannya, melimpahnya manusia bukan berarti membuat bonus demografi menjadi suatu “berkah” bagi Indonesia. Kita tahu bahwa dunia kini lebih menganggap kualitas dari pada kuantitas dan Indonesia sudah memenuhi standar kuantitas namun tidak dengan kualitas. Menurut UNDP (United Nations Development Programme), Indonesia berada di peringkat 5 diantara negara-negara ASEAN dibawah SIngapura, Malaysia, Brunei Darussalam, dan Thailand dalam hal kualitas masyarakat. Dari data tersebut jelas bahwa bonus demografi Indonesia belum disertai dengan adanya peningkatan kualitas yang signifikan dan ditakutkan bonus demografi ini malah menjadi bencana bagi Indonesia.

Kini Indonesia terjebak dalam situasi “maju kena, mundur kena”. Maksudnya adalah untuk meningkatkan kualitas masyarakat bukanlah hal yang instan. Dibutuhkan waktu bertahun-tahun untuk membuat satu generasi yang matang secara kualitas. Namun untuk diam saja, juga akan menjadi bencana. Akan ada suatu masa ketika masyarakat yang mengalami bonus demografi dan memiliki kualitas yang tinggi akan menyerbu Indonesia dan masyarakat kita dengan kualitas yang rendah tidak dapat mengisi lowongan pekerjaan yang disediakan dikarenakan rendahnya kualitas . Namun untuk mengisi lowongan pekerjaan di negara yang mengalami krisis demografi juga tidak bisa karena biasanya mereka menerapkan standar yang tinggi. contohnya adalah Jepang, Jepang terus mengalami penurunan tingkat kelahiran sehingga ditakutkan negara tersebut akan mengalami krisis demografi di 15 hingga 20 tahun kedepan. Seharusnya ini yang mesti dibidik oleh pemerintah dan masyarakat untuk membentuk suatu generasi yang memiliki kualitas yang baik dan kuantitas yang melimpah supaya nantinya Indonesia menjadi negara maju.

Di tahun-tahun ini juga digembar-gemborkan masalah Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Apa hubungannya bonus demografi dengan MEA? Sangat erat. Kenapa sangat erat? Dalam salah satu klausul kesepakatannya tertulis bahwa masyarakat dalam komunitas ASEAN mampu bepergian secara bebas ke negara-negara anggota ASEAN. Dan seperti yang saya sebutkan tadi bahwa Indonesia menmpati peringkat 5 di ASEAN dalam hal kualitas masyarakat dan jika orang-orang Singapura, Malaysia, Brunei, dan Thailand ini bepergian ke Indonesia dengan tujuan mencari pekerjaan maka dengan sendirnya masyarakat Indonesia akan tersingkirkan.

Oleh sebab itu kita sebagai generasi muda harus berlomba-lomba untuk meningkatkan kualitas dan jangan takut untuk tampil. Kebanyakan anak muda takut tampil, takut dibilang sok hebat dan lain-lain. Anak muda Indonesia harus menyingkirkan pemikiran tersebut dan harus bergerak maju untuk Indonesia yang lebih baik. Ayo Kerja!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun