Mohon tunggu...
zaldy chan
zaldy chan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN (Apapun Sing penting Nulis)

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Menunggu Bisikan Didengarkan Tuhan

10 Mei 2020   03:22 Diperbarui: 10 Mei 2020   03:34 384
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Illustrated by : pixabay.com

Satu puisi tanpa judul berdiri di depan pintu, bukan batu, tapi layaknya tamu yang menunggu.

"Kau tak ingin bertemu?"

Tak lagi bersuara, ia memaku bisu dan sibuk mengurai kata demi kata. Tiba-tiba udara dipenuhi doa, rasa, putus asa, juga cinta. Namun rindu kukuh bersembunyi di barisan aksara, berselimut jubah malu-malu.

"Kau ingin membunuhku?"

Aku melihat airmata puisi mengalir melewati pintu, melata di lantai berdebu. Perlahan menyusup melalui buku jemari kaki nan kaku, merayap naik menelusuri sebatang tubuh beku. Dan berhenti di pipi yang membatu.

"Kau tak lagi miliki airmata?"

Pertanyaan usang yang telah lama berpulang. Pada retakan kaca jendela, kubiarkan puisi menghilang mencari jawaban. Ia pasti mengerti, diam adalah cara terbaik memahami pertanyaan.

"Andai kau tahu, tak perlu menunggu bisikan didengarkan Tuhan!"

Curup, 07.05.2020
zaldychan

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun