Mohon tunggu...
zaldy chan
zaldy chan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN (Apapun Sing penting Nulis)

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Lelaki Tua dan Lagu Lama

9 Januari 2020   07:09 Diperbarui: 9 Januari 2020   07:45 274
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Illustrated by pixabay.com

Lelaki tua itu bersandar di patahan tiang dermaga. Memandang kerlip bayangan lampu di perahu, yang perlahan menjauh. Seakan mengajak lipatan-lipatan kenangan yang telah jenuh.

"Di sana, tempat lahir beta. Dibuai dibesarkan Bunda. Tempat..."

Deru angin mengusir irama lama, pada getaran suara yang ikut menua. Tertatih meraih satu-persatu kata di ujung senja. Berharap mata tak lagi menyapu riak samudera, tapi pangkuan hangat legenda. Bunda.

Lelaki tua terjatuh, tubuh tertekuk hingga lekuk kaki bersimpuh. Menatap langit jingga yang berpendar oleh bulir airmata. Nun jauh di antara sisa cahaya. Tersimpan ingatan purba, tentang bangkai gubuk tua.

"Tempat berlindung di hari tua. Sampai akhir..."

Angin senja menebar berita duka. Lagu lama yang tak pernah usai. Lelaki tua menutup usia.

Curup, 09.01.2020
zaldychan

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun