Mohon tunggu...
Zainal Abidin
Zainal Abidin Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Masih Percaya dengan Program Ahok?

23 Maret 2017   11:55 Diperbarui: 23 Maret 2017   22:00 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar: Melayu Serumpun

Bagi Warga yang sepakat dengan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), karena Ahok dianggap salah satu gubernur yang membuat Jakarta lebih maju, karena memang ketika Ahok menjabat gubernur DKI banyak melakukan kerja nyata, yaitu dengan melakukan pembangunan-pembangunan dan penambahan armada. Contohnya pembangunan rusunawa yang mewah,  penambahan armada bus transjakarta, dan berbagai pembangunan lainnya. Tapi pertanyaannya kemudian, apakah kerja nyata Ahok terkait pembangunan dan penambahan armada, merupakan langkah yang cukup efektif dalam mengatasi masalah-masalah yang ada di Jakarta?

Mari kita seruput kopi dulu, sambil kita berfikir dengan kepala dingin.

Jakarta merupakan wilayah Ibu kota yang sangat padat dengan penduduk dan bangunan-bangunan, sehingga dengan padatnya hampir tidak ada tempat untuk melihat pemandangan alam yang asri, depan-belakang, kanan-kiri semua yang ada hanyalah perkantoran dan hotel dan menjulang.

Sehingga Jakarta tidak lagi butuh penambahan bangunan-bangunan, karena Jakarta bukan desa atau daerah tertinggal yang membutuhkan pembangunan-pembangunan. Tetapi Jakarta hanya butuh penataan yang baik, karena pembangunan-pembangunan yang ada di Jakarta hanya menambah kepadatan, bukan menjadi solusi.   

Ketika  Ahok menjabat gubernur DKI, program dia membangun unit Rusunawa, sebagai tempat relokasi bagi warga  yang rumahnya di gusur, dengan alasan penataan kampung kumuh  dan banjir. Tetapi sayangnya rusun sebagai tempat relokasi untuk warga yang rumahnya di gusur, ternyata menyita banyak masalah baru. Warga yang dipindahkan kerusun, juga berkewajiban membayar uang sewa. Padahal, dulunya warga tersebut tingga di tanah sendiri dan rumah sendiri, tapi sekarang mereka dipindah ke rusun yang harus dia sewa.

Seperti dinyatakan Sandyawan,  terdapat ratusan bukti kepemilikan yang dimiliki warga. Fotokopi surat-surat tanah, PBB, rekening listrik, KTP, dan KK yang sah berhasil dikumpulkan tim hukum. Sehingga dia merasa geram dengan kebijakan yang ditempuh Pemprov DKI saat ini, yang seolah mengabaikan rasa kemanusiaan penghuni bantaran Sungai Ciliwung.

Mereka tidak salah jika marah dan geram terhadap kebijakan Ahok, bayangkan saja mereka tinggal dan bangun di atas tanah sendiri, tapi kebijakan yang dilakukan Ahok malah mengabaikan kemanusian, dengan tidak mengedepankan musyawarah terlebih dahulu.

Terlebih lagi, warga yang dipindahkan ke rusun, adalah berada ditempat yang sangat jauh dari keramain. Nasib malang melintang menimpa kehidupan warga, karena tingga ditepat yang jauh dari keramaian sehingga dia kehilangan mata pencaharian. Sungguh nasib yang sangat tragis mereka, kehilangan tanah dan rumah dan ditambah kehilangan mata pencaharianya.

Bagaimana mungkin dia bisa membayar uang sewa rusun, walaupun bagi Ahok katanya sangat murah, sedangkan dia kehilangan mata pencaharian. Boro-boro bayar sewa rusun, untuk  biaya hidup sehari-hari saja tidak mampu, apalagi masih harus membayar uang sewa dan biaya listrik bulanan. Tidak heran, jika hari ini dikatakan tunggakan sewa Rusun, mencapai Rp 1,37 M, karena banyaknya penghuni yang tidak mampu membayar uang sewa.

Selanjutnya, program yang juga menjadi andalan Ahok yaitu penambahan armada bus transjakarta. Terhitung ada 100-an armada yang di beli Ahok selama menjabat gubernur, sebenarnya rencana pengadaannya awalnya 1.000 bus, tapi tidak masalah, karena 100 bus sudah sedikit mengurangi kemacetan, katanya.

Tapi, apakah dengan penambahan armada bus bisa mengurangi kemacetan ketika ruas jalan untuk angkutan bus umum masih lebih kecil dari ruas jalan angkutan pribadi? Coba lihat, lebih lebar mana ruas jalan yang untuk bus transjakarta dengan ruas jalan untuk mobil pribadi? Jelas lebih lebar untuk jalan pribadi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun