Mohon tunggu...
Zainur Rahman
Zainur Rahman Mohon Tunggu... -

Presiden BEM FMIPA UB 2014 | Follow @Zain_Chemistry | D04FE2F7

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

PERJUANAGN DALAM PILAR 1

31 Maret 2012   13:30 Diperbarui: 25 Juni 2015   07:12 241
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

“Mewujudkan Scientist Muda Berjiwa Rabbani”, begitulah tema dari Pilar 1 yang dilaksanakan di Ruang MIPA 1,2 untuk pemberian materi dan dilanjutkan mooving untuk out bond ke Coban Talun, Batu Malang (24-25/03/12).

Beberapa agendanya yaitu materi Dakwah 1 oleh ustadz Ali Wafa yang menjelaskan tentang urgensi dakwah. Kemudian ada fase istirahat, yaitu diisi dengan Sholat Dhuha dan dilanjutkan dengan tilawah selama 15 menit. Materi selanjutnya oleh ustadz Azhar Reza tentang Syumulatul Islam (islam adalah agama yang menyeluruh) artinya ajaran dalam islam itu tidak hanya sebatas ibadah ritual belaka, namun yang tak kalah pentingnya adalah bagaimana kita bermua’malah (bersosialisasi) dengan orang lain, yakni dalam islam dikenal dengan hablumminannas. Jadi islam itu mencakup seluruh dimensi kehidupan, baik pendidikan, politik, budaya dan lain sebagainya.

Materi yang tak kalah pentingnya juga untuk bekal seorang aktivis dakwah adalah Konsep Diri, yakni bagaimana kita mengatur konsep atau prinsip dalam kehidupan, materi yang satu ini disampaikan oleh seorang mahasiswa FK yang selalu memprovokasi bahwa “jangan percaya motivator”, siapa lagi kalau bukan Mas Gamal. Aktivitas berikutnya, karena kita seorang muslim nih, maka harus on time dalam sholat 5 waktu yaitudalam agenda ISHOMA. Dilanjutkan dengan materi terakhir dan sangat penting dalam kehidupan kita yaitu materi tentang Aqidah. Materi terakhir ini benar-benar membuat peserta bingung, bagaikan ilmu baru karena pertanyaan yang sering dilontarkan harus membutuhkan pemikiran yang logis dan tetap dalam koridor ajaran islam.

Penulis sendiri sempat diskusi sedikit tentang pertanyaan yang dilontarkan olehustadz Dwi, apabila ada orang awam atau non islam bertanya,”seperti apa tuhanmu itu, dimana tuhan yang kau sembah itu, ko’ gak jelas? Kalau tuhan kami (nonis) kan memang sudah jelas ada”. Maka seorang muslim harus mampu menjawab dengan dalil naqli maupun aqli. Dalam dalil naqli sudah jelas bahwa Allah adalah berbeda dengan makhluknya (mukhalafatu lilhawadis), yang namanya pencipta pasti berbeda dengan yang diciptakan. Namun dalam dalil aqli, kita harus mampu menjawab dengan jawaban yang masuk akal, karena mereka benar-benar sudah ditutup mata hatinya. Termasuk yang dicontohkan oleh ustadznya, yaitu dengan cara menamparnya. Kalau merasa sakit, tanyakan saja seperti apa sakit itu?, itulah yang akan membuka fikiran mereka (nonis) untuk percaya, minimal paham akan konsep Ketuhanan.

Setelah dicekoki dan dibekali beberapa materi, selanjutnya berangkat menuju Coban Talun untuk melaksanakan out bond. Karena berangkatnya sore hari, jadi masih ada waktu di malam hari untuk mendengarkan materi lagi, yakni materi tentang Ke-Forkalaman yang disampaikan oleh seorang senior di MIPA sekaligus mantan Ketum Forkalam, yakni Mas Shobirin. Nah, kali ini karena peserta yang ikhwan hanya ada 3 orang, terpaksa semua pengurus dan panitia pun juga ikut berperan aktif dalam mendengarkan materi. Aneh sekali kan, jika anggota Forkalam sendiri tidak faham apa sebenarnya Forkalam itu, karena ada sebuah jawaban ketika dilontarkan pertanyaan oleh pemateri, “apa itu forkalam?” Ada salah satu ikhwan yang menjawab, “sebagai wadah mencari jodoh”, ungkapnya dengan spontan. Mendengar ungkapan itu, forum yang sebelumnya kelihatan cukup serius, menjadi cair dengan penuh canda tawa ikhwan yang lain yang ada pada saat itu, termasuk pemateri pun juga sepakat akan hal itu, karena tidak menutup kemungkinan terjadi hal demikian. Ternyata tanpa terasa waktu terus berputar sehingga diskusi ini berlangsung sampai jam 21.30, setelah itu diadakan evaluasi sekaligus post test untuk beberapa materi yang telah didapatkan oleh peserta. Hmm,, inget laporan deh jadinya tapi never mind lah, semangat mencari ilmu.

Qiyamul-lail dan muhasabah diri, itulah rangkaian acara pada waktu 2/3 malam, subhanallah luar biasa acaranya, benar-benar melatih spiritual kita sebagai seorang muslim. Dan dilanjutkan dengan sholat subuh berjema’ah, tidak lupa tilawah untuk mengisi waktu luang. “Tidak ada waktu luang tanpa diisi dengan tilawah”, itulah prinsip yang harus dipegang oleh seorang aktivis dakwah. Namun setelah itu, masih ada agenda lagi yaitu mereview atau mengulang beberapa materi yang telah didapatkan oleh peserta, dan dilanjutkan Taujih oleh Ketum Forkalam.

Kegiatan selanjutnya yang memang ditunggu-tunggu oleh peserta yakni Out Bond dengan beberapa Game yang telah disiapkan oleh panitia. Salah satu game yang masih penulis ingat itu adalah Betengan (istilah jawa). Hmm,, lari-lari capek, tapi menang lho, aseeek. Baru setelah melewati beberapa rintangan pada 3 game itu, saatnya meluncur ke Air Terjun dengan wajah penuh semangat. Ada sebuah ungkapan, “dokumentasi itu penting”, memang betul. Makanya foto-foto dulu, mulai dari gaya alim hingga alay, hehe..GJ. Suatu kejadian yang selalu terbayang dan tidak pernah terlupakan adalah Jatuh di atas batu besar yang licinnya minta ampun, hingga banyak memakan korban termasuk penulis sendiri. Innalillah..

Dengan lelahnya bercampur dengan keadaan tangan yang mengenaskan karena terkilir, harus pulang melewati jalan yang sangat tidak bersahabat lagi, tanjakan poool. Namun jangan khawatir, Allah Maha Pengasih dan Adil. Disamping mendapat musibah jatuh yang tak terduga sebelumnya, ternyata masih ada balasannya juga. Hal itu terbukti setelah pembacaan ikrar yang dipimpin oleh Ketum, ada pengumuman terkait peserta terbaik zona ikhwan, tapi siapa ya? Sudahlah, bukan untuk pamrih dan penulis yakin semuanya sudah menjadi yang terbaik dari beberapa teman yang masih belum bisa ikut PILAR 1. Satu hal yang terpenting dan tidak boleh kita lupakan adalah semua materi yang kita terima dan dapatkan bukan hanya untuk diketahui saja, namun harus ada aplikasi konkret. Semoga menjadi generasi emas, aktivis dakwah yang tangguh, Amiin. Wallahu a’lam.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun