Mohon tunggu...
Yusuf Yanuar Y.
Yusuf Yanuar Y. Mohon Tunggu... Lainnya - .

...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Aku Krebo dan Krise

25 Mei 2017   20:40 Diperbarui: 26 Mei 2017   01:46 494
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mempunyai rambut keriting itu menyusahkan, selalu saja mendapat julukan dari teman-teman, karena rambutku yang anti mainstream , yang tidak sewajarnya, terlihat berbeda diantara teman-temanku yang semuanya berambut lurus. Dikira aku orang Afrika lah, orang Papua lah, orang Ambon lah, pokoknya banyak teori konspirasi mereka yang ingin menghubungkan bagaimana rambutku bisa keriting. Ada yang menyarankan supaya rambutku dipotong sampai kepala gundul, supaya nanti tumbuh rambut yang lurus, hampir saja aku merengek supaya di gundul, hanya demi status rambut lurus melambai. Ditengah pergumulan masalah rambut keriting, gundul, dan rambut lurus akhirnya aku memutuskan untuk berusaha menerima keadaan dimana hukum alam memberikanku bentuk rambut yang eksotis ini. Jika kebetulan ada yang mengolok-olok, aku pura-pura menjadi pak Bolot, aku berjuang menahan emosi, menahan untuk ganti mengejek pokoknya kuncinya sabar, tawakal, dan istiqomah serta jangan lupa puasa Senin, Kamis.

Seiring dengan berjalannya waktu, menginjak SMP, aku semakin pede dengan gaya rambutku, karena waktu itu lagi tenar-tenarnya CJR, ada yang salah satu personilnya memiliki rambut ikal gondrong lebih parah dari milikku, toh..dia pede-pede saja, masa aku malah meremehkan model rambutku yang sudah mulai kekininan. Meskipun demikian tetap saja ada yang iseng contohnya guru musik SMP ku masih saja memberikan aku julukan “krise” artinya kriting sendiri. Ya, satu kelas..bahkan satu sekolahan hanya aku saja yang rambutnya kertiting. Ini yang salah rambutku, orang tuaku, atau Tuhan memang suka bercanda sehingga mungkin DIA di Surga sana sambil senyum-senyum melihat ciptaanNya menjalani hidup dibawah kerindangan rambutnya yang keriting. 

Terkadang kita lebih mengenal julukan seseorang daripada nama asli mereka. Pemberian julukan ini sangat populer di tengah masyarakat kita. Aku punya dua julukan yaitu krebo dan krise, menurut mereka itu sesuai dengan keadaan diriku, di sebalik itu aku sebenarnya merasa seperti diremehkan saat mereka memanggilku dari bentuk rambutku saja, bahkan nama asliku kalah populer dengan rambutku sendiri. Dan parahnya mau tidak mau aku secara otomatis menoleh saat dipanggil dengan julukan itu. Luar biasa kekuatan dari nickname yang melekat pada diriku ini. 

Dan ini seperti sebuah tradisi turun temurun dari nenek moyang dalam segala zaman baik di kalangan anak-anak sampai orang dewasa. Julukan merupakan sebuah alternatif nama yang nantinya akan selalu dikenang oleh orang-orang yang menamainya, dan yang menyandang julukan tersebut. Namun tidak semua julukan itu untuk bahan olok olokan, terkadang dipanggung hiburan nama julukan akan menambah nilai jual dari si penyandang julukan tersebut, semisal Via Vallen, Tukul Arwana, Bolot,Cak Lontong dll. Banyak juga orang-orang penting lebih populer dengan nama julukan daripada nama asli mereka. 

Asalkan julukan itu tidak tentang menyangkut kekurangan fisik orang lain, sehingga menyinggung perasaan mereka. Setiap orang memiliki batas toleransi masing-masing. Maka dari itu alangkah baiknya jika memberi seorang julukan dengan makna yang positif dan tidak melecehkan.

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun