Mohon tunggu...
Yusran Darmawan
Yusran Darmawan Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Tinggal di Pulau Buton. Belajar di Unhas, UI, dan Ohio University. Blog: www.timur-angin.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Gadis Jerman Kepincut Pantai Buton

6 Juni 2013   10:20 Diperbarui: 24 Juni 2015   12:27 1318
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_265862" align="aligncenter" width="576" caption="pemandangan di Pantai Nirwana di kota Baubau yang terletak di Pulau Buton"][/caption]

SERING kali kita tak menyadari bahwa kita tinggal di atas kepingan surga. Ketika orang lain melihat sisi surga itu, barulah mata kita membuka, barulah nalar kita tersentak. Ketika belajar di kelas riset ilmu sosial, seorang profesor pernah memberi tahu, kamu tak akan pernah menyadari bahwa kamu tinggal di atas gunung, ketika kamu tak pernah turun gunung. Benarkah kita sedang tak sadar jika sedang memijak negeri surga?

Setahun silam, ketika masih berumah di Athens, Ohio, seorang sahabat Amerika mengajak saya mengunjungi Lake Hope, danau yang menjadi tempat wisata di Ohio. Ia berpromosi setinggi langit tentang tempat itu. Ketika tiba di Lake Hope, saya terkejut karena ternyata tempat itu hanyalah sebuah danau biasa yang airnya berwarna coklat dan pantainya berlumpur. Hanya saja, tempat itu dikelola dengan baik. Fasilitasnya lengkap, termasuk perahu kayak.

Ketika teman saya bertanya, bagaimana dengan danau atau pantai di negerimu? Saat itu saya terdiam. Dari sisi keindahan, saya tak sanggup membandingkannya sebab jelas tak sebanding. Di tanah air, pantai dan danau memiliki keindahan yang tak terlukiskan. Pantai dengan pasir putih, lautan biru, langit biru, serta pohon-pohon kelapa adalah komninasi yang sangat pas untuk sebuah keindahan. Nampaknya, Tuhan sedang tersenyum saat menciptakan Indonesia.

Kemarin, saya memajang beberapa foto Pantai Nirwana di Baubau yang terletak di Pulau Buton pada situs jejaring sosial. Saya sengaja mengambil gambar suasana pantai yang mash perawan, dalam pengertian belum terjamah oleh tangan-tangan kekar kapitalisme seperti jasa perhotelan atau para pengusaha rakus yang suka mengkapling-kapling pantai. Saya memotret Pantai Nirwana yang amat indah, di mana semua warga Baubau bebas untuk datang dan mandi, lalu membangun istana pasir.

Seorang gadis asal Jerman, Kim Mi, lalu memberikan komentar. "It's amazing. I'm absolutely jealous. You live in a paradise." Saya lalu merespon komentarnya. Saya kisahkan padanya bahwa banyak warga Buton yang justru menganggap Eropa dan Amerika adalah segala-galanya. Tiba-tiba saja, Kim lalu mengirimkan link foto tentang Jerman yang sedang dilanda banjir. Ia seolah berpesan bahwa negerinya bukanlah surga. Buktinya, banjir bisa menenggelamkan negeri itu. Terakhir ia kembali berpesan, "Tell them that they actually live in a paradise."

[caption id="attachment_265863" align="aligncenter" width="576" caption="Pantai Nirwana di Baubau"]

13704882951041818030
13704882951041818030
[/caption] [caption id="attachment_265864" align="aligncenter" width="576" caption="perahu tradisional"]
1370488495520219941
1370488495520219941
[/caption]

Dialog dengan Kim sangatlah menarik. Banyak warga di tanah air yang sering tidak menyadari betapa beruntungnya tinggal di negeri tropis ini. Ada jutaan orang yang bermimpi setinggi langit untuk menginjakkan kaki di negeri empat musim. Niat mereka tak selalu terkait dengan keinginan untuk mengasah pengetahuan, namun banyak yang menganggapnya sebagai tantangan, refleksi dari hasrat untuk menjelajah dunia, atau mungkin hanya untuk sekadar memasang foto di situs jejaring sosial. Pada titik ini, negeri lain selalu dianggap lebih ideal ketimbang negeri sendiri. Yang parah adalah ketika beberapa orang berada pada titik yang merendahkan negeri sendiri.

Memang, di megeri kita tak ada salju. Tak ada pohon mapple dengan daun yang berwarna-warni dan mengikuti musim. Juga tak ada gedung-gedung pencakar langit sebagaimana New York. Namun negeri kita justru menyimpan begitu banyak pemandangan eksotik yang justru amat digilai masyarakat luar. Di antara pemandangan eksotik itu adalah pantai berpasir putih dan laut biru.

Bagi masyarakat Amerika, berpesiar ke pantai dengan pasir putih adalah sesuatu yang amat mewah. Maklum saja, demi menemui laut dan pasir putih, mereka mesti menempuh penerbangan yang jauh. Kalaupun di dalam negeri, mereka mesti terbang ke Miami atau Florida, yang ongkos penerbangannya cukup mahal bagi banyak kalangan. Perjalanan ke sebuah pulau tropis yang terdapat pasir putih dan laut biru adalah hal yang amat mahal bagi warga Amerika. Ketika ada seseorang yang melakukannya, maka orang itu dianggap kaya sebab mengeluarkan banyak ongkos demi perjalanan tersebut.

Ketika masih belajar di Ohio University, seorang dosen pernah bertanya pada semua mahasiswa, jika memiliki kesempatan untuk melakukan perjalanan, tempat favorit apa yang ingin mereka kunjungi? Lebih separuh mahasiswa menyebut pantai di wilayah tropis, yang setiap hari matahari menyengat, dengan pasir putih, laut biru, serta pemandangan bawah laut yang menakjubkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun