Mohon tunggu...
Yusep Hendarsyah
Yusep Hendarsyah Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Kompasianer, Blogger, Bapak Dua Anak

Si Papi dari Duo KYH, sangat menyukai Kompasiana

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

[Gerakan Sensor Mandiri] Kunci Kualitas Kesehatan Reproduksi dan Mental Remaja Indonesia

14 Juli 2016   12:48 Diperbarui: 15 Juli 2016   09:53 300
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Anak Anda adalah Berlian, Keluarga Anda Pun Berlian, Maka jagalah Aset Anda. sumber: wafamediabki.wordpress.com

Masa depan suatu bangsa terletak di pundak generasi muda pemuda dan pemudi bangsa itu sendiri, penuh berkarya penuh cita cita dan selalu siap akan panggilan membela tanah air tumpah darah Indonesia. Pemberitaan akan kiprah generasi muda di negeri ini ada plus dan minusnya.Kecendrungan bahkan menjurus kepada hal hal negatif. Banyak berita menyebutkan kenalakan remaja kita sudah menjurus ke hal yang diluar nalar logika bangsa santun ini. Pemerkosaan,pembunuhan bukan lagi hal yang dilakukan oleh orang dewasa tapi sudah mulai dilakukan oleh anak anak usia sekolah. Sungguh miris, namun fakta itulah yang telah terjadi di negeri yang mayoritas beragama ini.

MASA KULIAH

Pengalaman saya menjadi relawan anak-anak jalanan Sanggar Belajar Anak Jalanan (Sang Baja) ketika masa kuliah dahulu dari kurun waktu Tahun 1998 hingga Tahun 2000-an . Hal ini menjadikan pengalaman tersendiri bahwa kemiskinan sumber dari segala penyakit yang dari bahasa agama akan mendekati kekufuran (bukan kafir).Untuk definisi kemiskinan sendiri bukan karena factor kekurangan materi yang menyebabkan dia dikatakan miskin, namun kekurangan berfikir,kekurangan rasa bersyukur akan nikmat Tuhan dan lain sebagainya. Saat itu anak-anak jalanan yang kami bina terbagi menjadi dua bagian.

  • Yang pertama anak jalanan yang kesehariannya memiliki tempat tinggal, mempunyai orang tua kandung namun waktu aktivitasnya banyak dihabiskan di jalan atau diluar rumah. Biasanya mereka akan mengamen dieprempatan jalan,menjajakan dagangan di pasar,dan pekerjaan pekerjaan kasar lainnya. Setiap saat mereka bisa pulang ke rumah namun kadang tak pulang, Kami menyebutnya dengan istilah anak jalanan on the road.
  • Kedua, anak –anak yang kesehariannya 24 jam di luar rumah (homeless).Mereka beraktivitas dalam kehidupan sehari-hari seperti makan apa yang mereka sanggup beli,minum apa yangmereka dapatkan ,tidur di mana saja di emperan took, di pasar,di terminal dan lainnya di luar rumah. Biasanya mereka adalah anak yang kabur dari rumah atau anak anak korban trafficking, Kami menyebutnya dengan anak jalanan off the road.

Kedua tipe tersebut dari pengamatan saya semuanya memiliki kesamaan yaitu sulit dan bahkan tidak ada ruang untuk mengawasi mereka secara ekstra.Liar dan penuh dengan liku-liku kejahatan khas anak anak jalanan.

  • Mereka bisa mabuk di mana saja yang mereka inginkan, mabuk dengan cara mudah dan murah adalah membeli lem dan menghirupnya, biasanya mereka akan mencari tempat-tempat yang berpendingin agar efek flynya lebih terasa.Tapi kebanyakan akan bergerombol mencari tempat sepi tidak perduli segala tempat dan cuaca seperti di gorong-gorong , di gerbong kereta api dan ini adalah salah satu favorit mereka mabuk meski keselamatan mereka pun terancam, tak jarang banyak yang meninggal atau cacat permanen tertabrak atau tergilas roda kereta api. Mirisnya mereka masih dalam usia sekolah yang masih panjang masa depannya .
  • Perilaku menyimpang lainnya adalah seks menyimpang, melakukan aktivitas bersetubuh dengan pasangan belia, menyodomi sesama mereka sendiri persis predator .Meski hal ini sangat berbahaya bagi kesehatan alat reproduksi mereka tapi mereka tetap lakukan karena sudah terbiasa dan ketagihan apalagi di tambah dengan aktivitas mabuk tadi.
  • Mencuri,mencopet. Biasanya ini dilakukan bersama orang dewasa lainnya karena ini sudah terorganisir dan dilakukan di keramaian pasar tradisional. Sasarannya adalah laki – laki atau perempuan yang lengah. Saya yang saat itu ada di salah satu pasar tradisional sempat dibisiki oleh anak binaan karena dia akan melakukan aksinya mencopet dan dia meminta saya untuk berhati- hati agar tidak menjadi sasaran temannya.
  • Namun dari ketiga hal tersebut adalah yang paling berbahaya kebiasaan mereka merokok secara massif. Membeli rokok yang begitu mudah dan murah di dapat adalah salah satu hal yang ironi. Cukup 2 ribu rupiah di tahun tersebut bisa membeli berbatang batang rokok untuk mereka hisap. Padahal menurut data kesehatan ada ribuan zat kimia berbahaya ada di dalam rokok tersebut dan membahayakan kesehatan tubuh mereka terutama alat reproduksi mereka sendiri di masa depan.

Bertahannya mereka di dunia jalanan yang tidak memperdulikan diri mereka sendiri dan keluarganya salah satunya adalah kemudahan mendapatkan pundi-pundi rupiah. Dengan mengamen mengandalkan “kecrekan” yang mereka buat dari tutup botol yang dipipihkan atau digepengkan lalu disatukan menjadi satu menjadi sebuah alat musik versi mereka atau hanya modal bernyani sambil bertepuk tangan mereka mendapatkan lembaran rupiah atau sekadar uang receh yang bila dikumpulkan dalam hitungan hari penghasilan mereka bisa mengalahkan kaum pekerja di kantoran. Mau dibuktikan ? Sehari-hari mereka bisa mengumpulkan 50 ribu s.d 200.000 rupiah asumsi mereka bekerja dari pagi hingga sore hari. Bila rata-rata mereka mendapatkan 100 ribu rupiah bersih saja, maka penghasilan mereka jika dikalilkan dengan 30 hari dalam sebulan adalah 100.000 x 30 hari = 3.000.000 (tiga juta rupiah). Oleh karena itu bagi anak anak yang memiliki orang tua di rumah kecendrungan eksploitasi anak oleh orang tua atau kerabatnya lebih tinggi. Meninggalkan sekolah sudah menjadi hal umum di kalangan mereka karena itu tadi mau jajan,mau beli apa tinggal ngamen saja tak perlu sekolah tinggi –tinggi.

Oleh karena itu, sangat diperlukan adanya rumah – rumah singgah di setiap kecamatan, minimal di setiap kelurahan untuk membantu mengajarkan pendidikan secara non formal (PNF). Pendidikan ini diantaranya pelatihan menyablon baju/kaos, pelatihan menjahit,pelatihan teater atau drama, pelatihan sulap, pelatihan paduan suara. Saat itu di tempat kami melalui kreatfitas senior kami terbentuklah team Kabaret yang personelnya terdiri dari para relawan dan anak anak jalanan yang kami bina. 

Banyak sekali hal hal positif yang bisa kita berikan untuk masa depan mereka. Mengedukasi mereka membca dan menulis,menggambar,membuat betah bermasin di rumah singgah pasti awalnya akan terasa sulit namun dengan tekun pasti bisa membuat mereka nyaman untuk tinggal di sana. Menganggap kita adakah keluarga besar mereka itu adalah point paling penting. Membuat aturan seperti di rumah sendiri kaan ebih mudah namun membuat regulasi atau aturan harus dari mereka sendiri. Semisal sebagai contoh ketika membahas mengenai masalah sodomi, kita tanyakan kepada mereka apa artinya dan apa manfaat serta masalah apa yang akan muncul ketika mereka melakukannya. Setelah mereka paham apa akibat negatif yang ditimbulkannya barulah kita melakukan punishment dan reward siapa yang melaporkan perbuatan itu akan di kasih hadiah dan bagi pelakunya aka nada hukuman. 

Hadiah dan hukuman mereka sendiri yang menentukan di mulai dari hukuman alat kelamin di kasih balsam, dikasih cabe atau mendapat hukuman membersihakan WC rumah singgah selama setahun penuh. Semuanya terserah kepada kesepakatan mereka .Kita yang mencatat dan memfasilitasi keinginan mereka .Pelan- pelan ketika mereka sudah paham akan bahaya di luar lingkungan, semisal mencopet, seks bebas , sodomi, setidaknya ada informasi kebaikan bagi mereka di masa depan sehingga tidak melakukan,mengulangi atau mengajak perilaku menyimpang mereka kepada anak anak yang lainnya.

MASA SETELAH KULIAH

Setelah lulus tahun 2003, saya mendapatkan banyak pekerjaan di bidang sosial terutama memetakan permasalahan kemiskinan di perkotaan. Ditahun yang masih semangatnya beridealisme belum terlalu memikirkan penghasilan besar saya mendapatkan realita pengalaman tersendiri betapa salah satu kemiskinan itu bersumber dari hati. Mendampingi salah satu tempat di Daerah Panjang (Pemandangan) salah satu tempat di mana energi negative berdampingan dengan energi positif dan nyaris tanpa bentrok sama sekali. Ya ,daerah ini dikenal dengan daerah lokalisasi pelacuran, kemudian pelacur diperindah dengan istilah PSK Pekerja Seks Komersial dan saat ini berubah di indahkan lagi namanya dengan istilah Wanita Penjaja Seks Komersial (WPSK).Apalah sebutannya di daerah tersebut juga selain ada tempat tempat maksiat berdiri juga mushola,masjid dan sekolah agama. Satu sisi kita bisa mendengarkan suara beirisik orang berkaraoke ria di tempat yang sama kita juga bisa mendengar anak-anak mengaji dengan serunya . Satu yang menjadi ingatan saya bahwa mayoritas WPSK di sana tidak menginginkan anaknya mengikuti jejak mereka .

Pembinaan WPSK inipun sulit sekali dilaksanakan secara maksimal , karena mereka silih berganti datang dan pergi sebagai komodity sekaligus industry. Yang bertahan adalah mereka yang sudah menikah dan menetap di lokasi tersebut secara turun temurun dan sebagian ada yang menyambi sebagai penyalur atau germonya. Lagi-lagi mereka memiliki materi berlimpah dari usahanya namun mereka tetap dikatakan miskin yaitu miskin iman (hati).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun