Mohon tunggu...
Dr. Yupiter Gulo
Dr. Yupiter Gulo Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, peneliti, instruktur dan penulis

|Belajar, Mengajar dan Menulis mengantar Pikiran dan Hati selalu Baru dan Segar|

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Pertanyaan yang Mampu Mengubah Hidup

22 September 2018   23:52 Diperbarui: 23 September 2018   13:20 2614
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: onbeing.org

 

Hakekat kehidupan pada dasarnya adalah bertanya dan menjawab. Bahkan kualitas hidup seseorang ditentukan oleh kualitas dari pertanyaan yang diajukan dan jawaban atas pertanyaan yang diajukannya sendiri.

Hal ini benar adanya ketika difahami bahwa setiap hal dalam hidup ini merupakan hasil dari keputusan yang diambil. Sebab, tanpa memutuskan maka tidak ada tindakan. Tindakan dilakukan karena sudah diambil keputusan sebelumnya. Sehingga, hidup sesungguhnya merupakan rangkaian dari keputusan-keputusan yang diambil oleh seseorang untuk dijalankan sebagai jawaban atas pertanyaan yang diajukannya sendiri.

Jadi, kualitas hidup setiap orang tergantung dari kualitas keputusan yang diambil. Apabila keputusan yang diambil itu salah, maka tindakan yang diambil juga pasti salah, dan hasilnyapun pasti salah. Dan akhirnya, apa yang didapatkan juga sia-sia belaka.

Socrates pernah mengatakan bahwa "kehidupan yang tidak teruji itu tidak layak untuk dijalani". Artinya, untuk melakukan pengujian terhadap kehidupan yang akan dijalani harus dilakukan melalui sejumlah pertanyaan dan jawaban atas pertanyaan itu sendiri. 

Dengan demikian, maka setiap hari dalam kehidupan akan menjadi rangkaian pertanyaan yang diajukan dan dijadikan acuan untuk dijawab. Menjawab setiap pertanyaan itu akan menjadi ukuran dasar menentukan apakah tujuan tercapai atau tidak.

Trevis Bradberry  dalam sebuah artikelnya (2016) mengatakan bahwa ada sejumlah pertanyaan yang bisa mengubah hidup seseorang bila dijadikan acuan untuk menjawabnya. Pertanyaan-pertanyaan itu adalah sebagai berikut.

Bagaimana orang melihat saya berbeda dari yang saya lihat sendiri?

Pernahkah Anda mendengar rekaman suara dan pikiran Anda sendiri? "Apakah itu yang benar-benar Anda dengar?" Karena cara suara itu sebetulnya kita tidak pernah mendengar diri kita sendiri seperti orang lain mendengar kita.

Penilaian 360 derajat adalah cara yang bagus untuk mendapatkan perspektif ini. Ini mengumpulkan umpan balik yang konstruktif, anonim, dan akurat. Jika Anda mengabaikan 360 derajat dan meminta umpan balik secara pribadi, pastikan Anda meminta umpan balik yang spesifik, menghindari pertanyaan luas dan generalisasi.

Misalnya, Anda lebih mungkin untuk mendapatkan jawaban yang jujur dan akurat, "Seberapa baik saya menangani diri sendiri ketika semua orang tidak setuju dengan saya?" Daripada, "Apakah saya bos yang baik?" Dan hati-hati untuk menunjukkan bahwa Anda menerima umpan balik. Jika Anda berubah atau bersikap defensif setiap kali ada yang mengucapkan pikiran mereka, mereka akan berhenti melakukannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun